Mohon tunggu...
Supadilah
Supadilah Mohon Tunggu... Guru di Indonesia

Seorang guru yang menyukai literasi. Suka membaca buku genre apapun. Menyukai dunia anak dan remaja. Penulis juga aktif menulis di blog pribadi www.supadilah.com dan www.aromabuku.com serta www.gurupembelajar.my.id Penulis dapat dihubungi di 081993963568 (nomor Gopay juga)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bermain Layangan Untuk Menumbuhkan Bonding Bareng Ayah dan Anak

6 Oktober 2025   15:19 Diperbarui: 6 Oktober 2025   15:19 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menguatkan bonding dengan bermain layangan (sumber foto: dokumentasi pribadi)

Bermain layang-layang dengan anak punya banyak manfaat. Ayah bisa menggunakannya untuk menambah kedekatan dan kelekatan kepada sang buah hati. Memang sih layangan bisa berkeringat dan ngos-ngosan tapi itu membuat badan sehat. Maka, jangan ragu untuk bermain layangan. 

Jadi Minggu kemarin saya bermain layangan bareng anak. Sama Mas Jundi, anak pertama umur 11 tahun, dan Mas Firaz, anak kedua umur 7 tahun. Sayangnya hanya bawa satu layangan. Pukul 10.00 WIB kami sampai di lokasi. Butuh beberapa kali narik baru bisa ke atas. Mas Firaz malah bawa benang yang pendek. Alhasil, hanya setinggi belasan meteran benang sudah habis. 

Cuaca bersahabat. Panas lumayan terik. Angin datang dengan kencangnya. Tapi menjelang azan Zuhur kami sudahi. Kelewat panas soalnya. 

Sorenya kami kembali. Kali ini Mas Jundi nggak ikut. Diganti temennya Firaz yaitu Kakang Hanan. Malahan sekeluarga. Jadi ayah, ibu, kakak, dan adiknya ikut. Pakai mobilnya ke lokasinya. 

Sampai di sana segera dituunkan layangan. Butuh beberapa kali menarik baru terbang tinggi. Justru Layangan Ayah Kakang yng duluan terbang. Tinggi dan stabil. Jadi pas udah di atas malah ditinggal makan. Ya, kami bawa nasi juga. Beuh, enaknya ya. Main layangan sambil makan.

Sore itu ada tiga layangan yang mengangkasa. Para orang tua bisa nunggu sambil mengobrol di bawah pohon rambutan. 

Kami makan pakai daun pisang. Minta ke Abah yang jaga lokasi di sana. Alhamdulillah, boleh sama Abah. Dengan menu seadanya ternyata enak sekali makan di tempat itu. Hanya beberapa menit saja hidangan ludes. 

Layangan masih di atas. Kami santai di bawah pohon rambutan tadi ngobrol dan ngemil. Anginnya lumayan kencang sore itu. Kalau sudah di atas sih angin lebih stabil. Beberapa lamanya kami nunggu sampai anak bosan tapi kok nggak bosan juga. 

Mendadak cuaca berubah. Mendung datang. Langit berwarna kehitaman. Titik-titik air jatuh ke bumi. Awalnya masih kecil tapi menjadi semakin banyak. Akhirnya hujan turun. Kami segera berbenah untuk pulang. Tapi lumayan sulit menurunkan layangan. Saya membantu anak-anak menurunkan layangan. Memang gak mudah. Butuh tenaga ekstra untuk menggulung benang. Padahal hujan semakin membesar. 

Dua layangan jebol karena kertasnya tak mampu menahan air hujan. Tidak bisa dipakai lagi layangan itu. Hanya Ayahnya kakang yang masih sehat kertasnya. Sore itu cukup sampai di sana kami bermain layangan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun