Mohon tunggu...
Supadilah
Supadilah Mohon Tunggu... Guru - Guru di Indonesia

Seorang guru yang menyukai literasi. Suka membaca buku genre apapun. Menyukai dunia anak dan remaja. Penulis juga aktif menulis di blog pribadi www.supadilah.com dan www.aromabuku.com serta www.gurupembelajar.my.id Penulis dapat dihubungi di 081993963568 (nomor Gopay juga)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Mahalnya Gaya Hidup Mewah

1 Februari 2018   11:08 Diperbarui: 1 Februari 2018   11:36 1007
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Entah apa yang ada di pikiran mereka. Dua orang siswa SMK di Semarang, Jawa Tengah tega membunuh seorang sopir taksi online dengan cara yang kejam yakni dengan menggorok leher korban. Setan mana yang mampir di otak mereka? Seorang remaja bisa-bisanya melakukan adegan layaknya di film-film saja.  

Lalu terungkaplah motif dibalik pembunuhan itu. Mereka berdua berbuat seperti itu lantaran ingin punya uang banyak. Keduanya kerap memperlihatkan gaya borjuis atau mewah di sekolah. Dari penampilan pakaian yang serba wah dan tongkrongan yang berada. Sehingga ketika keduanya habis modal untuk bergaya mewah, terlintaslah pikiran kotor untuk mendapatkan uang dengan cara mudah dan cepat namun keji dan kotor. Merampok dan membunuh. Memang bisa cepat dapat uang banyak dan mobil mewah. Namun jalan pintas itu sesungguhnya adalah perangkap setan. Kedua pelajar SMK itu pun harus berurusan dengan pihak berwajib. Jika bukan termasuk anak di bawah umur, pastilah keduanya akan menginap di penjara.

Atas perbuatannya mereka, tercorenglah namanya dan citra keluarganya dengan aib ini. Membuat malu keluarga. Orang tuanya akan kecewa padanya. Terluka perasaan atas kelakuan anaknya. Masa depannya terancam suram. Sekolah bisa saja mengeluarkan mereka atas tindak pidana.

Masyarakat pun menjauhinya. Takut jika sewaktu-waktu muncul lagi kebengisan mereka. Sanksi sosial lainnya bisa dengan pengucilan dia dan keluarganya. Kalau begitu, dunia terasa sempit. Tidak ada orang yang mau menerima. Mereka pun harus menanggung akibat perbuatannya. Mereka sendiri yang rugi. Itulah mahalnya bergaya hidup mewah.

Sesungguhnya perbuatan bengis bukan hanya mereka yang merasakannya. Pihak yang paling dirugikan adalah pihak korban. Bahkan kemudian diketahui sopir taksi online itu punya isteri dan anak. Bahkan anak itu masih bayi. Maka jadilah yatimlah anak itu. Sungguh kehidupan yang sangat berat, menjalani seorang istri yang ditinggalkan oleh suami. Dengan satu anak pula. Otomatis beban keluarga hanya dia yang menanggung. Nafkah anak dia sendiri pula yang mencari. Mendidik dan membesarkan anak sendirian bukan perkara mudah. Sungguh sebuah ujian yang sangat dahsyat.  Bayi itu tidak bisa lagi melihat sosok sang ayah. Besar tanpa belaian kasih sayang sosok yang bisa melindungi dan membelanya terhadap segala hal.

Begitulah besarnya bahaya membunuh. Dalam islam, menghilangkan nyawa seorang manusia sangat besar dosanya. "... Barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya..." (QS. al- Maidah: 32)

Menurutkan hawa nafsu untuk bergaya mewah tidak akan habisnya bahkan hingga kita mati. "Bermegah-megahan telah melalaikan kamu,sampai kamu masuk ke dalam kubur." (QS. At-Takaatsur  : 1-2). Bermegah-megahan dekat dengan pamer dan kesombongan yang tidak berkesudahan. Pamer satu hal akan diikuti pamer hal yang lainnya. Satu kesombongan mengundang kesombongan berikutnya.

Zaman kian hedonis. Penampilan menjadi hal yang diprioritaskan. Banyak orang berlomba memoles diri supaya cantik atau ganteng. Supaya berpenampilan cantik, perempuan rela merubah bentuk wajah. Ada yang operasi plastik. Mengubah hidung menjadi lebih mancung. Ada juga yang pakai pemutih supaya wajah cokelat atau hitamnya berubah putih. Seperti fenomena yang terjadi saat ini. Banyak dijumpai perempuan bahkan perempuan yang putih hanya wajahnya saja. Atau alis yang dicukur dan dibentuk sesuai selera. Alisnya bukan asli lagi.

Bergaya hidup mewah ini bisa karena dipengaruhi. Boleh jadi mereka meniru dari tayangan televisi yang kerap menampilkan gaya mewah. Seperti yang terlihat di iklan atau sinetron-sinetron. Artis-artis yang berpenampilan menarik mengundang keinginan orang untuk menirunya. Habis-habisan mencontek penampilan dari pujaannya. Rela melakukan apa saja asal bisa seperti idolanya. Ini namanya keblinger.

Bisa juga orang-orang meniru dari tampilan elit pejabat atau pemimpin. Dengan gaji dan fasilitas yang serba ada membuat para elit bisa memiliki semua fasilitas, bergaya mewah dan hidup glamour. Ini kemudian yang dilihat oleh rakyatnya. Rakyat pun ingin pula meniru para elit itu. Maka, meskipun diluar kemampuannya, rakyat miskin pun bergaya mewah. Demi tren, habis-habisan mengupayakan supaya punya barang seperti orang kaya kebanyakan.

Mengejar dunia ibarat minum air laut, semakin diminum semakin haus. Nafsu jangan dimanja. Sekali dimanja, dia akan terus meminta. Tidak perlu iri dengan masalah keduniawian. Padahal ketenangan hidup didapat dengan hidup sederhana. Bergaya dengan apa adanya. Tidak perlu memaksakan untuk ada. Syukuri yang ada, maka kita akan bahagia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun