Mohon tunggu...
LCN Dua Tujuh Delapan
LCN Dua Tujuh Delapan Mohon Tunggu... Editor - Editor yang haus pengetahuan

Soar to the sun crossing the sea

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

"Green and Blue Economy" Visi Indonesia Tumbuh, Tangguh, dan Terbarukan

8 November 2021   23:18 Diperbarui: 8 November 2021   23:24 2006
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Hal ini bisa diwujudkan jika terdapat visi besar, aksi besar, dan perubahan besar. Big vision, big action, and big transformation (Presiden RI Ir Jokowidodo, KTT G-20)"

A.  Visi Indonesia dalam Upaya mengatasi krisis perubahan iklim

Indonesia adalah jantung dunia. Pernyataan tersebut tidaklah berlebihan. Karena sebagai negara beriklim tropis, maka ketergantungan dunia akan produksi oksigen dari hutan hujan tropis Indonesia sangat vital. Dengan ancaman perubahan Iklim dan pemanasan global, maka Indonesia merupakan salah satu "organ vital" penopang keberlanjutan ekosistem serta harapan keberlanjutan kehidupan manusia di dunia.

Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, maka Indonesia juga menyediakan Sumber Daya Alam (SDA) bersifat hayati dan non hayati yang bersifat terbarukan atau tidak terbarukan. Ketersediaan sumber pangan serta energi adalah tantangan nyata yang harus diatasi sebagai imbas perubahan iklim yang berpotensi mengurangi ketersediaan hasil panen lahan pertanian di daratan. Saat ini Indonesia bersama Brazil dan Republik Demokratik Kongo adalah salah satu negara dengan wilayah hutan tropis terluas di dunia. Berdasar data Kementrian LHK RI menunjukkan di tahun 2020 luas lahan hutan seluruh daratan Indonesia adalah 95,6 juta ha atau 50,9 % dari total daratan, dimana 92,5 % dari total luas berhutan atau 88,4 juta ha berada di dalam kawasan hutan.

Untuk sektor penyediaan pangan, energi dan kegiatan ekonomi, Indonesia memiliki visi misi kunci untuk mengatasi implikasi konsekuensi pengurangan sumber energi emisi pembakaran fosil dan penggunaan lahan pertanian sebagai lahan industri serta ekonomi. Tentu saja semua jawaban dari krisis iklim dunia yang akan dihadapi adalah penyediaan sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan serta sumber pangan baru dengan tidak mengurangi luas wilayah daratan hutan untuk aktivitas ekonomi, industri serta pertanian. Visi misi tersebut adalah 'Green and Blue Economy'.

B. Konsep dasar 'Green and Blue Economy'.

Secara terminologi istilah 'Green Economy' atau "Ekonomi Hijau" didefinisikan sebagai jenis ekonomi yang bertujuan untuk mengurangi risiko lingkungan dan kelangkaan ekologi untuk pembangunan berkelanjutan suatu negara atau negara. Hal Ini terkait erat dengan ekonomi ekologis tetapi memiliki fokus untuk lebih bisa diterapkan secara politis

World Economic Forum (WEF) menyebut bahwa potensi ekonomi hijau sangat besar, di mana terdapat peluang bisnis sebesar US$ 10,1 triliun dan 395 juta lapangan pekerjaan baru hingga tahun 2030 (Presiden Jokowi, Konferensi seri II KTT G-20 tahun 2021). Dengan visi ini diharapkan kegiatan aktivitas ekonomi, industri serta penyediaan sumber energi tidak akan merusak ekologi dan menjaga keseimbangan kehidupan di bumi.


Sedangkan 'Blue Economy' menurut Bank Dunia adalah "penggunaan berkelanjutan sumber daya laut untuk pertumbuhan ekonomi, peningkatan mata pencaharian, dan pekerjaan untuk menjaga keseimbangan ekosistem laut". Komisi Uni Eropa mendefinisikan sebagai "seluruh kegiatan ekonomi yang terkait dengan lautan (oceans), laut (seas), garis pantai (coast) dan dasar lautan (seabed).

Berdasarkan rilis resmi Bank Dunia peranan laut sangatlah penting bagi kesejahteraan Indonesia, dengan sektor perikanan senilai 27 miliar dollar AS, menghidupi 7 juta tenaga kerja, dan mememenuhi lebih dari 50 persen kebutuhan protein hewani di Indonesia. Angka yang fantastis dari salah satu aspek 'Blue Economy'. Pilar-pilar penyangga lainnya Ekonomi Biru meliputi Sumber Daya Hayati Laut, Sumber Daya Non Hayati Kelautan, Energi Terbarukan dari Lautan, Aktivitas Pelabuhan, Industri teknologi Kelautan dan Perkapalan, Transportasi Laut dan Pariwisata Bahari.

C. Perwujudan Visi Misi 'Blue and Green Economy'

Sebagai negara agraris dan maritim Indonesia tentu lebih siap dalam aspek ketersediaan sumber daya alam dan ruang untuk mewujudkan visi misi sebagai jawaban dari program yang dicanangkan oleh PBB untuk menghambat laju perubahan iklim dan pemanasan global, yaitu Sustainable Development Growth (SDG) hingga tahun 2030.

Langkah nyata untuk mewujudkannya adalah kesinambungan dan konsistensi yang diwujudkan dalam kebijakan serta legislasi (political will atau konstitusi yuridis). Karena proses realisasinya adalah melalui penyiapan SDM profesional, transfer teknologi, perubahan paradigma sudut pandang masyarakat, edukasi, peciptaan kesejahteraan masyarakat melalui teknologi dan budaya lebih mencintai alam (demi keseimbangan ekologi serta kelestarian ekosistem)

Dengan adanya program nawacita dan Indonesia sebagai poros maritim dunia tentu saja kita harus mulai untuk tidak hanya menggarap sektor agraria, tetapi juga harus memulai untuk tidak memunggungi lautan. Karena di laut tersimpan harapan dan kejayaan. "Blue and Green Economy" adalah konsep nyata serta jalan hidup bangsa Indonesia untuk mewujudkan kesejahteraan, keseimbangan lingkungan, kemajuan kebudayaan, pertahanan dan kejayaan untuk menyongsong Indonesia Emas 2045, karena di tahun tersebut Indonesia sangat membutuhkan lapangan kerja baru dan sumber kegiatan ekonomi yang sangat ramah terhadap ekologi. Daratan dan lautan yang dimiliki Indonesia adalah aset nasional yang harus kita jaga kelestariannya


Langkah ringan yang bisa kita laksanakan dalam keseharian adalah membuang sampah pada tempatnya, memilih memilih organik dan non organik, serta mendukung program ekonomi sirkular untuk mengurangi polusi plastik yang tercecer di daratan atau lautan Indonesia. Dengan terus mengedukasi anak cucu kita bahwa 'Setiap orang bisa berubah dunia dengan sangat mudah, yaitu salah satunya dengan merawat hutan, laut, menanam pohon dan bersikap peduli pada sampah untuk dibuang ke tempat sampah.

"Big vision, big action, and big transformation always start with small devotion" (N-278)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun