Mohon tunggu...
Sundari SE MM
Sundari SE MM Mohon Tunggu... dosen

Nama : Sundari, SE, MM. TTL : Kulon Progo, 03 Juni 1968 Pendidikan S1: STIE AUB Surakarta, Prog.Di. Manajemen. S2 Magister Manajemen STIE AUB Surakarta. Bekerja di Universitas Duta Bangsa Surakarta. Mengampu mata kuliah, Pengantar Manajemen, Teori Organisasi Umum, Kecakapan Antar Personal, Etika Profesi Bidang Informatika, Bank Dan Lembaga Keuangan, Perencanaan Keberlangsungan Bisnis, Kewirausahaan 1 dan Kewirausahaan 2. Menjadi DPL WMK UMS tahun 2022 Menulis Buku Membuka Wawasan Menjadi Wirausahawan, Buku Ajar Kewirausahaan 1 Menikah dengan Drs. Dwi Kuncoro, M.Kom. Memiliki tiga anak. Aktif dikegiatan sosial masyarakat dan keagamaan.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

"Coklat Monggo": Destinasi Pembelajaran DUDI Kewirausahaan Mahasiswa UDB Surakarta

28 Mei 2025   23:00 Diperbarui: 28 Mei 2025   23:16 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berpraktik dalam pembuatan Coklat (Sumber: Dokumentasi pribadi)

Pendahuluan

Dalam upaya menumbuhkan jiwa kewirausahaan dan mengenalkan dunia industri kepada mahasiswa, Universitas Duta Bangsa (UDB) Surakarta mengadakan kunjungan pembelajaran ke Coklat Monggo, Yogyakarta. Kegiatan ini merupakan bagian dari program DUDI (Dunia Usaha dan Dunia Industri) yang bertujuan memberikan pengalaman nyata kepada mahasiswa dalam memahami proses produksi, manajemen bisnis, hingga strategi pemasaran dari salah satu brand lokal yang sukses di bidang industri makanan olahan. 

Profil 

Cokelat Monggo adalah merek cokelat artisan premium asal Yogyakarta yang menggabungkan cita rasa Belgia dengan kekayaan bahan lokal Indonesia. Didirikan pada tahun 2005 oleh Thierry Detournay, seorang warga Belgia yang terpesona oleh potensi kakao Indonesia, Cokelat Monggo kini menjadi ikon kuliner sekaligus destinasi edukatif di Yogyakarta. 

Sejarah dan Perkembangan

Thierry memulai usahanya dengan menjual cokelat truffle buatan tangan di pasar pagi UGM menggunakan Vespa pink. Dengan semangat memperkenalkan cokelat berkualitas tinggi berbahan baku lokal, ia mendirikan pabrik pertama di Kotagede. Seiring pertumbuhan bisnis, pada tahun 2017, Cokelat Monggo membuka Museum & Pabrik di Bangunjiwo, Bantul, sebagai pusat edukasi dan wisata kuliner. 

Produk dan Varian Rasa

Cokelat Monggo menawarkan lebih dari 40 varian rasa (58%–77% kakao) misalnya Milk dan White Chocolate,
Varian unik seperti jahe, cabai merah, rendang, durian, mangga, green tea, dan marzipan,  berbagai produk eksklusif seperti pralin dengan isian pandan, gula merah, markisa, dan hazelnu

Semua produk dibuat dengan bahan alami tanpa pengawet, menggunakan biji kakao pilihan dari Jawa, Sumatera, dan Sulawesi.

Komitmen Lingkungan

Cokelat Monggo berkomitmen pada keberlanjutan lingkungan dengan:

  • Menggunakan kemasan dari kertas daur ulang bersertifikat FSC

  • Mengurangi penggunaan plastik dalam produksi dan distribusi

  • Menggunakan panel surya untuk mendukung aktivitas pabrik

  • Mengadakan kegiatan sosial seperti penanaman pohon kakao dan pembersihan lingkungan

Museum & Pabrik Cokelat Monggo

Terletak di Jl. Tugu Gentong No. RT 03, Sribitan, Bangunjiwo, Kasihan, Bantul, Museum & Pabrik Cokelat Monggo menawarkan pengalaman edukatif, termasuk: (detik.com)

  • Melihat langsung proses pembuatan cokelat dari biji kakao hingga produk jadi

  • Workshop membuat cokelat sendiri

  • Menikmati minuman cokelat dan gelato di kafe

  • Berbelanja berbagai produk cokelat di showroom

 Oleh-Oleh dan Souvenir

Cokelat Monggo menyediakan berbagai pilihan oleh-oleh dengan kemasan khas budaya Jawa, seperti

  • Cokelat Punakawan (isi 20 bites)

  • Cokelat Stupa Borobudur (isi 10 bites)

  • Cokelat Box Wayang (isi 5 bites)

  • Cokelat Souvenir of Java (isi 3 bars)

Lokasi Showroom

Selain di Bangunjiwo, Cokelat Monggo memiliki beberapa showroom di Yogyakarta, termasuk di Kotagede, Tirtodipuran, dan Bandara Adisutjipto

Cokelat Monggo tidak hanya menawarkan cita rasa cokelat premium, tetapi juga pengalaman budaya dan edukasi yang kaya, menjadikannya destinasi yang layak dikunjungi di Yogyakarta. 

Proses Fermentasi (Sumber : Dokumentasi Pribadi) 
Proses Fermentasi (Sumber : Dokumentasi Pribadi) 

Mesin sortir coklat, kecil sendiri, sedang sendiri, besar sendiri supaya pengovenan baik yang kecil tidak gosong. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Mesin sortir coklat, kecil sendiri, sedang sendiri, besar sendiri supaya pengovenan baik yang kecil tidak gosong. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun