Mohon tunggu...
Sunardian Wirodono
Sunardian Wirodono Mohon Tunggu... profesional -

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Politik

Klobotisme: Perselingkuhan Politikus & Akademikus

19 Oktober 2015   09:18 Diperbarui: 19 Oktober 2015   13:01 437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam promosi doktornya yang berjudul “Ideologi Politik dan Basis Sosial’ di Fisipol UGM, belum lama lalu (17/10), Arie Sujito mengatakan telah terjadi diskoneksi ideologi antara imajinasi elit politik dengan realitas sosial politik. Akibatnya, ideologi dasar yang semestinya dipegang oleh partai politik justru tak terpegang. Partai dinilainya cenderung pragmatis. Sementara tanpa ideologi politik, partai menjadi tak punya peranan apa-apa dalam demokratisasi.

Pendapat Prof. Heru Nugroho dan Doktor Arie Sujito, tentu hanya penting bagi mereka yang ingin melihat persoalan kita secara proporsional. Mengganti presiden (tanpa proses pemilu, atau secara tak langsung menolak hasil pemilu), memangnya mudah? Dan tidak mengundang masalah yang lebih brengsek? Atau itu memang yang dimaui?

Amatan Siswono Yudhohusodo di Kompas beberapa waktu lalu, yang mengatakan; ‘jika tak bisa membantu, lebih baik jangan menggangu’ terasa lebih arif. Sebagaimana sikap Andrinof Chaniago, Ketua Bappenas selama 10 bulan yang diganti oleh Jokowi, yang menolak menjadi pembicara dalam berbagai diskusi atau talkshow ‘Satu Tahun Jokowi’, karena menghargai hak prerogratif presiden menjalankan kebijaksanaan politiknya.

Menilai presiden Jokowi sebagai pribadi tentu tidak proporsional, karena kita tentu harus melihat Jokowi berada dalam yang disebut sistem kepresidenan, sistem pemerintahan, dan sistem politik itu sendiri. Tidak semudah cocote Mario Teguh, kata mereka yang tidak suka salam super sang motivator.

Bukan persoalan menjadi kritis atau tidak, melainkan menjadi proporsional itu persoalan kita. Dan hanya lebih suka menjadi klobot.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun