Mohon tunggu...
Sunan Amiruddin D Falah
Sunan Amiruddin D Falah Mohon Tunggu... Staf Administrasi

NEOLOGISME

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Crazyconomics: Bagaimana Perilaku Malas Konsumen Menghidupkan Ekonomi Masyarakat?

16 Januari 2025   11:30 Diperbarui: 16 Januari 2025   11:30 864
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lebih mahal tetapi jauh lebih lengkap sehingga pembeli yang membutuhkan barang atau belanja kebutuhan dalam jumlah lebih banyak dan variatif akan lebih memilih warung kelontong sehingga tidak harus membuang waktu dengan belanja di dua warung atau lebih. Pelayanan warung kelontong tidak lebih baik tetapi perlu dicatat bahwa sejak warung kopi empat sekawan mempunyai konflik internal, pelayanan mereka justru jauh lebih buruk. 

Sedangkan tentang pemilik warung kelontong yang berbelanja satu buah kopi susu kemasan untuk pertama dan terakhir kalinya merupakan bagian dari caranya melakukan studi banding secara sederhana. 

Karena faktanya, saat membeli satu buah kopi susu kemasan, pemilik toko kelontong ini mengajak dua dari empat orang pemilik warung kopi empat sekawan berdiskusi panjang lebar tentang seluk-beluk kondisi warung kopi. Dengan kecenderungan mengorek dan mencari celah lemah yang bisa disusupi dari tata kelola warung kopi empat sekawan. 

Tetapi konflik internal yang tak mampu diselesaikan adalah titik paling lemah dari tata kelola sehingga pada ujungnya membuat warung kopi empat sekawan tutup dan beralih pengelolaan ke sebuah keluarga dengan membuka usaha yang sama, menjual makanan dan minuman cepat saji. 

Malangnya, pengelolaan keluarga ini tidak jauh berbeda dengan empat sekawan. Tanpa variasi dan inovasi baru apalagi strategi, keluarga pengganti usaha empat sekawan juga mengalami hal yang serupa, menutup warung kopinya tak lebih dari satu tahun.  

Sementara warung kelontong di sebelahnya yang juga milik sebuah keluarga, dan menjual makanan dan minuman cepat saji tampak terus berkembang. Tetapi sejumlah pengamat mengatakan ada ketidaklogisan lainnya. Mengapa warung kelontong yang memasang harga lebih mahal ini tetap berkembang walaupun terdapat pesaing warung kelontong lain di kanan dan kirinya yang menawarkan harga lebih murah?

Ada sejumlah alasan yang dapat menunjukkan bahwa warung kelontong yang memasang harga lebih mahal ini tetap berkembang. 

Beberapa alasan tersebut di antaranya; keluarga pemilik warung kelontong mempunyai kecenderungan menerapkan gaya hidup frugal living atau prinsip hidup ekonomis, kerja keras, disiplin, matang dalam perhitungan, teliti mengatur keuangan, intensitas komunikasi terhadap pelanggan, dan yang paling utama adalah mengambil alih dua tipe pembeli, konsumen atau pelanggan, yakni pelanggan bertipe gaenakan (nggak enakan atau people pleaser) dan pelanggan malas.  

Dari kecenderungan gaya hidup frugal living atau prinsip hidup ekonomis, kerja keras, disiplin, matang dalam perhitungan sampai teliti mengatur keuangan, menunjukkan bahwa perkembangan warung kelontong milik mereka terbangun dari kecerdasan mengatur keuntungan, pengelolaan pendapatan yang baik dan prioritas pengeluaran kebutuhan yang tepat. 

Perkembangan warung kelontong milik mereka bukan sekadar diamati dari banyaknya konsumen atau pelanggan yang berbelanja sebab faktanya, warung kelontong pesaing lain, yang berada di kanan dan kirinya sampai hari ini masih terus berjualan. Sedangkan warung kelontong milik keluarga yang menerapkan konsep frugal living ternyata tidak lagi memperlihatkan dominasi ketidaklogisannya, mereka secara perlahan menutup warungnya. Mengapa bisa terjadi?

Dua tipe pelanggan yang loyal berbelanja di warung kelontong yang menerapkan konsep frugal living merupakan warga dengan radius tempat tinggal tak jauh, berjarak sekitar dua gang (blok). Sejumlah orang-orang  diakrabi melalui intensitas komunikasi dalam berbagai kesempatan dengan beragam topik obrolan termasuk sekadar tegur sapa atau basa-basi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun