Mohon tunggu...
Ummi Azzura Wijana
Ummi Azzura Wijana Mohon Tunggu... Music freak

Perempuan biasa yang suka musik, dolan, jajan, dan motoran. Sesekali motret sawah, gunung, dan lautan. Lalu berlari mencari matahari pagi hingga senja

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pendidikan dari Masa Depan: Jalan Menuju Sekolah yang Memanusiakan

2 September 2025   13:15 Diperbarui: 2 September 2025   13:15 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ratusan Guru Ikuti Ngkaji Pendidikan #8 . Dokpri.

"Kami tidak ingin suatu hari nanti ditanya generasi penerus, 'Benarkah begini dunia yang kalian wariskan untuk kami? Kami cerdas dan berpenampilan baik, tetapi rapuh menghadapi persoalan,'" ungkap Teh Yayah, salah seorang peserta.

Refleksi tersebut menegaskan bahwa pendidikan tidak hanya mempersiapkan peserta didik untuk kebutuhan industri, tetapi juga membangun manusia yang berdaya, berempati, dan mampu menentukan masa depannya secara mandiri.

Sejak awal digelar di berbagai kota, Ngkaji Pendidikan GSM dikenal dengan tema-tema reflektif yang memantik perenungan. Beberapa di antaranya "Menemukan Kembali Indonesia" (Surabaya), "Guru Menjadi Penonton atau Penyelamat Generasi Masa Depan?" (Sumedang), serta "Bebaskan Diri dari Mental Penjajah" (Kebumen).

Tema yang diangkat selalu berupaya mendorong guru untuk tidak sekadar hadir sebagai pendidik teknis, tetapi juga agen perubahan. Dalam forum di Tangerang Selatan kali ini, tema "Pendidikan dari Masa Depan" mengajak guru untuk membayangkan masa depan bangsa dan membangun pendidikan hari ini sesuai proyeksi nilai-nilai kemanusiaan yang dibutuhkan.

Ali Sadikin, Pegiat GSM Jawa Tengah, menyampaikan pandangannya bahwa pendidikan tidak boleh berhenti pada urusan teknis pembelajaran. Menurutnya, bangsa saat ini sedang menghadapi tantangan moralitas dan solidaritas sosial.

"Saya melihat bangsa kita bagai tubuh tercabik-cabik. Pertanyaannya, apakah peran saya sebagai pendidik sudah benar-benar menanamkan benih peradaban, atau sekadar menyiapkan generasi untuk relevansi industri? Pendidikan macam apa yang bisa menjaga peradaban bangsa untuk anak cucu kita nanti?" tegasnya.

Ngkaji Pendidikan #8 ditutup dengan refleksi bersama seluruh peserta. Meski acara berakhir, semangat yang dibawa para guru diyakini akan terus menggelora. Para pegiat GSM berkomitmen melanjutkan gagasan ini melalui kegiatan serupa di berbagai daerah, dengan tujuan menguatkan kesadaran kolektif tentang pentingnya pendidikan yang memanusiakan manusia.

Kegiatan ini sekaligus menegaskan bahwa guru bukan hanya pengajar di kelas, tetapi juga pemikir dan agen moral bangsa. Melalui forum-forum seperti Ngkaji Pendidikan, guru didorong untuk terus mengimajinasikan pendidikan yang lebih baik, berlandaskan nilai-nilai kemanusiaan, gotong royong, dan keberanian berpikir otentik demi masa depan generasi Indonesia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun