Mohon tunggu...
Ummi Azzura Wijana
Ummi Azzura Wijana Mohon Tunggu... Guru - Music freak

Sumiatun a.k.a Ummi Azzura Wijana, menulis di media cetak, antara lain: Kedaulatan Rakyat, Minggu Pagi, Sabana, Realita Pendidikan, Magelang Ekspres, Jaya Baya, Panjebar Semangat, Djaka Lodang, Karas, dll. Buku antologi bersamanya: Inspirasi Nama Bayi Islami Terpopuler (2015), Puisi Penyair Lima kota (2015), Pelangi Cinta Negeri (2015), Di antara Perempuan (2015), Wajah Perempuan (2015), Puisi Menolak Korupsi 4 (2015), Puisi Menolak Korupsi 5 (2015), Jalan Remang Kesaksian (2015), Puisi Kampungan (2016), Memo Anti Terorisme (2016), Pentas Puisi Tiga Kota dalam Parade Pentas Sastra I/2016 Yogya (2016), Wajah Ibu, Antologi Puisi 35 Penyair Perempuan (2016), Puisi Prolog dalam Buku Sang Penjathil (2016), Antologi Cerpen Gender Bukan Perempuan (2017), Kepada Hujan di Bulan Purnama (2018), dan Profil Seniman Cilacap (2019). Buku lain yang telah terbit: Buku Pintar Kecantikan Muslimah (2014), Flawes Makeup Bagi Pemula (2019), dan Bali Jawa (2020), Pendidikan dalam Refleksi Guru Penulis (2023), Dasar-dasar Kecantikan dan SPA Kelas X SMK (2023).

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Benteng Klingker, Situs Bersejarah yang tidak Terawat

19 Maret 2018   19:50 Diperbarui: 20 Maret 2018   11:39 865
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Benteng Klingker. Foto: Ummi Azzura

Mendengar benteng peninggalan jaman kolonial selalu menarik bagi saya. Dulu saya pernah berkunjung ke Kebumen dan menyaksikan Benteng Van Der Wijk. Di Ambarawa ada Benteng Willem I. Nah di Cilacap ada beberapa Benteng peninggalan yang tak kalah elok. Ada Benteng Pendem, Benteng Portugis, dan Benteng Klingker.

Benteng yang kesemuanya ada di Cilacap ini meninggalkan banyak cerita. Ketiganya berada di Teluk Penyu Cilacap. Benteng Pendem berada di sisi Pantai Teluk Penyu. Namun untuk mencapai Benteng Portugis dan Benteng Klingker harus menyeberang terlebih dahulu. Menaiki perahu yang disewakan dari dermaga Teluk Penyu ke Pulau Nusa Kambangan. Cukup membayar sewa perahu 20.000-25.000 per orang, wisatawan diantar jemput oleh pemandu ke Pulau Nusa Kambangan. Tinggal memilih lokasi yang diinginkan, apakah ke Benteng Klingker yang biasa disebut Karang Tengah, Goa Karang Bolong, atau mau menuju ke Benteng Portugis.

Benteng Pendem. Foto: Ummi Azzura
Benteng Pendem. Foto: Ummi Azzura
Meskipun kesan angker Pulau Nusa Kambangan ini melekat dalam pikiran wisatawan, namun tidak perlu takut. Pulau Nusa Kambangan bagian timur ini memang dikhususkan untuk tempat wisata. Dimana para wisatawan dapat menikmati suasana pulau yang masih asli belum banyak terjamah tangan-tangan manusia. Jika tidak yakin dengan penjelajahan Pulau Nusa Kambangan, wisatawan dapat menyewa pemandu untuk mengantar ke tempat-tempat wisata seperti yang disebutkan tadi.

Pulau Nusa Kambangan yang terkenal sebagai penjara para nara pidana kelas kakap tidak berada di sekitar tempat wisata. Namun berada jauh di sebelah barat Pulau, tepatnya dekat Kampung Laut, Cilacap bagian barat. Jadi tidak perlu khawatir saat menikmati suasana di Pulau yang masih hijau ini. Ombak tidak terlalu besar karena memang Teluk Penyu ini merupakan Segara Anakan. Jadi air lautnya sangat tenang. Banyak dermaga yang digunakan untuk menambatkan perahu-perahu sewaan maupun perahu untuk mengangkut minyak milik pertamina. Di sini merupakan salah satu tempat untuk kilang minyak milik pertamina.

Kapal Kilang Minyak. Foto: Ummi Azzura
Kapal Kilang Minyak. Foto: Ummi Azzura
Kali ini saya memutuskan untuk melihat Benteng Klingker yang tidak banyak dikunjungi orang. Tentu ada hal yang menarik di sana. Jika tempat lain seperti Karang Bolong dan Benteng Portugis sudah sering dilihat orang dan banyak orang menceritakan tempat ini. Namun untuk Benteng Klingker ini jarang dikunjungi orang. Di mana tempat ini memang lebih sepi dibanding tempat wisata lain di Pulau Nusa Kambangan ini.

Untuk mencapai bnteng ini, perahu diarahkan ke arah Karang Tengah. Tepatnya sebelah barat sendiri dari deretan tempat wisata Pulau Nusa Kambangan, namun masuk wilayah Kecamatan Cilacap Selatan. Di tempat ini selain terdapat kilang minyak milik Pertamina juga terdapat satu dermaga, di mana banyak pemancing yang memancing di tempat ini. Ada satu warung yang ramai untuk singgah para pemancing ini. Penjajanya ternyata juga tinggal di situ sebagai petani.

Menjadi pertanyaan ketika ada yang tinggal di Pulau Nusa Kambangan ini. Amsalnya, seluruh wilayah Pulau Nusa Kambangan sepenuhnya hak milik pemerintah. Ternyata para petani ini merupakan petani penggarap di Pulau Nusa Kambangan. Mereka diberikan hak untuk menggarap dengan memberikan uang sewa antara 100.000 hingga 200.000 per bulan. Tanaman yang ada berupa pisang, palawija, dan juga jagung. Selain itu juga menjadi 'penderes' kelapa untuk dijadikan gula.

Benteng Klingker

Untuk mencapai Benteng Klingker, setelah mendarat dari perahu, wisatawan harus berjalan masuk ke arah Pulau Nusa Kambangan. Pemandu sekaligus pemilik perahu akan menunjukkan jalan menuju benteng ini. Mengingat benteng ini jarang didatangi orang, jalan menuju benteng banyak ditumbuhi rumput liar yang sangat rimbun. Bagi yang belum tahu, pasti tidak menyangka bahwa di balik bukit ada Benteng Klingker peninggalan kolonial.

Bukit menuju Benteng Klingker. Foto: Ummi Azzura
Bukit menuju Benteng Klingker. Foto: Ummi Azzura
Tangga ke atas menaiki bukit hingga turun menuju benteng sudah ada namun tidak terlihat, tertutup rumput. Jadi saat memasuki area benteng ini harus cukup hati-hati. Jangan sampai terpeleset atau salah memilih tangga. Di sana juga tumbuh rumput-rumput yang ada durinya. Jadi disarankan saat memasuki area benteng ini menggunakan sepatu atau alas kaki tertutup. Selain itu juga menggunakan celana yang menutup seluruh tungkai kaki agar tak terluka terbeset rerumputan berduri.

Satu Tiang Benteng Klingker. Foto: Ummi Azzura
Satu Tiang Benteng Klingker. Foto: Ummi Azzura
Perjalanan penuh tantangan ini akhirnya terbayar dengan bangunan Benteng Klingker yang masih kelihatan megah. Meskipun sudah hancur di banyak bagian. Namun bagian utama berupa satu tiang bagian tengah masih tegak berdiri. Hanya bagian-bagian lain dan tangga naik ke atas benteng sudah rusak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun