Mendengar benteng peninggalan jaman kolonial selalu menarik bagi saya. Dulu saya pernah berkunjung ke Kebumen dan menyaksikan Benteng Van Der Wijk. Di Ambarawa ada Benteng Willem I. Nah di Cilacap ada beberapa Benteng peninggalan yang tak kalah elok. Ada Benteng Pendem, Benteng Portugis, dan Benteng Klingker.
Benteng yang kesemuanya ada di Cilacap ini meninggalkan banyak cerita. Ketiganya berada di Teluk Penyu Cilacap. Benteng Pendem berada di sisi Pantai Teluk Penyu. Namun untuk mencapai Benteng Portugis dan Benteng Klingker harus menyeberang terlebih dahulu. Menaiki perahu yang disewakan dari dermaga Teluk Penyu ke Pulau Nusa Kambangan. Cukup membayar sewa perahu 20.000-25.000 per orang, wisatawan diantar jemput oleh pemandu ke Pulau Nusa Kambangan. Tinggal memilih lokasi yang diinginkan, apakah ke Benteng Klingker yang biasa disebut Karang Tengah, Goa Karang Bolong, atau mau menuju ke Benteng Portugis.
Pulau Nusa Kambangan yang terkenal sebagai penjara para nara pidana kelas kakap tidak berada di sekitar tempat wisata. Namun berada jauh di sebelah barat Pulau, tepatnya dekat Kampung Laut, Cilacap bagian barat. Jadi tidak perlu khawatir saat menikmati suasana di Pulau yang masih hijau ini. Ombak tidak terlalu besar karena memang Teluk Penyu ini merupakan Segara Anakan. Jadi air lautnya sangat tenang. Banyak dermaga yang digunakan untuk menambatkan perahu-perahu sewaan maupun perahu untuk mengangkut minyak milik pertamina. Di sini merupakan salah satu tempat untuk kilang minyak milik pertamina.
Untuk mencapai bnteng ini, perahu diarahkan ke arah Karang Tengah. Tepatnya sebelah barat sendiri dari deretan tempat wisata Pulau Nusa Kambangan, namun masuk wilayah Kecamatan Cilacap Selatan. Di tempat ini selain terdapat kilang minyak milik Pertamina juga terdapat satu dermaga, di mana banyak pemancing yang memancing di tempat ini. Ada satu warung yang ramai untuk singgah para pemancing ini. Penjajanya ternyata juga tinggal di situ sebagai petani.
Menjadi pertanyaan ketika ada yang tinggal di Pulau Nusa Kambangan ini. Amsalnya, seluruh wilayah Pulau Nusa Kambangan sepenuhnya hak milik pemerintah. Ternyata para petani ini merupakan petani penggarap di Pulau Nusa Kambangan. Mereka diberikan hak untuk menggarap dengan memberikan uang sewa antara 100.000 hingga 200.000 per bulan. Tanaman yang ada berupa pisang, palawija, dan juga jagung. Selain itu juga menjadi 'penderes' kelapa untuk dijadikan gula.
Benteng Klingker
Untuk mencapai Benteng Klingker, setelah mendarat dari perahu, wisatawan harus berjalan masuk ke arah Pulau Nusa Kambangan. Pemandu sekaligus pemilik perahu akan menunjukkan jalan menuju benteng ini. Mengingat benteng ini jarang didatangi orang, jalan menuju benteng banyak ditumbuhi rumput liar yang sangat rimbun. Bagi yang belum tahu, pasti tidak menyangka bahwa di balik bukit ada Benteng Klingker peninggalan kolonial.