Mohon tunggu...
sulton abdul aziz
sulton abdul aziz Mohon Tunggu... Sopir

Mahasiswa UIN maliki malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Menjaga Dunia Digital: Urgensi dan Transformasi Keamanan Perangkat Lunak di Era DevSecOps

21 Mei 2025   09:39 Diperbarui: 21 Mei 2025   09:39 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Ilustrasi oleh AI -- ChatGPT OpenAI 

Di era ketika hampir seluruh aspek kehidupan manusia bergantung pada teknologi digital, keamanan perangkat lunak bukan lagi sekadar fitur tambahan---melainkan kebutuhan mutlak. Bayangkan jika aplikasi perbankan Anda disusupi, atau sistem lalu lintas udara terganggu oleh serangan siber. Ancaman-ancaman ini nyata, dan sering kali bersumber dari kelalaian dalam membangun perangkat lunak yang aman sejak awal.

Artikel "A Study of Software Security in Software Engineering" karya Liuwen Kong (2025) membuka mata kita terhadap pentingnya keamanan perangkat lunak dalam konteks rekayasa perangkat lunak modern. Bukan hanya soal performa atau tampilan antarmuka, tetapi soal perlindungan data pribadi, nyawa manusia, dan stabilitas sistem nasional.

Dari Heartbleed hingga DevSecOps

Kita mungkin masih ingat kasus "Heartbleed" tahun 2015---celah keamanan pada pustaka OpenSSL yang berdampak luas pada jutaan sistem di seluruh dunia. Ini hanyalah satu dari sekian banyak insiden yang memperlihatkan rapuhnya sistem perangkat lunak jika keamanan tidak diintegrasikan sejak awal siklus pengembangan.

Sayangnya, masih banyak organisasi yang menganggap keamanan sebagai pekerjaan "nanti saja". Padahal, sebagaimana dijelaskan Kong, pendekatan baru bernama DevSecOps justru menekankan pentingnya memasukkan unsur keamanan di setiap tahap pengembangan perangkat lunak, dari desain, pengkodean, hingga pengujian dan rilis.

Menyatukan Keamanan dan Kecepatan

DevSecOps adalah singkatan dari Development, Security, and Operations. Ini adalah evolusi dari DevOps---yang dahulu hanya fokus pada efisiensi dan kolaborasi pengembang dan tim operasional. Kini, keamanan menjadi bagian tak terpisahkan.

Dengan bantuan alat otomatis seperti static code analysis, pemindaian kerentanan, hingga pengujian penetrasi (penetration testing), pengembang dapat mendeteksi celah keamanan lebih awal. Ini lebih murah, cepat, dan efektif dibanding menambalnya ketika perangkat lunak sudah aktif digunakan.

Artikel Kong menyoroti bagaimana perusahaan global seperti Huawei sudah mengadopsi DevSecOps secara komprehensif. Mereka tidak hanya mengembangkan software, tetapi juga membangun budaya keamanan: mulai dari isolasi data, audit rutin, hingga analisis ancaman yang terus diperbarui.

Perlu Kerja Sama Semua Pihak

Namun, implementasi DevSecOps tidak semudah membalik telapak tangan. Kong menyebutkan bahwa kesenjangan antara teori dan praktik masih menjadi hambatan besar. Banyak pengembang yang belum memiliki pelatihan memadai, atau tidak mendapat dukungan dari manajemen untuk fokus pada keamanan. Ditambah lagi dengan tekanan deadline yang membuat pengujian keamanan sering "dikorbankan".

Di sinilah pentingnya kolaborasi antara akademisi, praktisi industri, dan komunitas open source. Model keamanan seperti Security Development Lifecycle dari Microsoft dan Software Assurance Maturity Model (SAMM) dari OWASP bisa dijadikan pedoman untuk membangun sistem yang aman tanpa harus memperlambat proses pengembangan.

Keamanan Adalah Tanggung Jawab Moral

Lebih dari sekadar prosedur teknis, keamanan perangkat lunak adalah bentuk tanggung jawab sosial dari setiap insinyur perangkat lunak. Dunia digital yang aman tidak akan terwujud jika keamanan hanya dianggap urusan tim IT atau vendor antivirus.

Kita semua---pengembang, pengguna, manajer proyek, hingga pemilik bisnis---memiliki peran. Mengabaikan keamanan berarti membiarkan celah bagi pihak tidak bertanggung jawab untuk merusak, mencuri, bahkan membahayakan kehidupan manusia.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun