Mohon tunggu...
Sulthon Abdul Aziz
Sulthon Abdul Aziz Mohon Tunggu... Lainnya - Volunter Wonderhome Library

Penulis amatir

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Yang Biasa Jadi Istimewa, Hanya JNE yang Bisa

27 Desember 2020   23:50 Diperbarui: 28 Desember 2020   01:12 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Transportasi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Wirestock

Di obrolan singkat kami, dia sempat tampak agak berputus asa jika saja aku tetap kekeuh dengan kemauanku, yakni hanya mengirim melalui kurir yang dekat dengan rumahku. Hingga pembeliku mengatakan alasan ingin meminang kameraku tersebut, yaitu untuk memberikannya kepada anaknya sebagai hadiah. Sebenarnya anaknya ingin kamera DSLR, tapi karena masih belum ada dana, akhirnya kamera saku yang kujual menjadi pilihannya.  

Setelah itu aku baru sadar, ternyata tidak semua jasa pengiriman itu menyediakan layanan ke segala daerah. Hanya beberapa jasa saja yang memang memiliki akses hingga pelosok tanah air. Dan jasa tersebut adalah JNE. Aku lantas mengatakan 'iya' kepada pembeliku dan bersedia mengirimkan melalui jasa pengiriman JNE yang mungkin berjarak 10 menit perjalanan.

Tidak terlalu jauh sih memang, tapi pada awalnya aku ingin mengirimkannya lewat kantor yang terdekat saja. Terima kasih JNE, telah membantuku untuk berbagi kebahagiaan dengan mereka yang berada jauh di sana. Dengan menjual murah kameraku dan mengirimkannya melalui JNE, aku ikut merasakan kebahagiaan yang ia rasakan. Akupun sempat berpikir, andai saja tidak ada JNE, mungkin pembeli itu harus mengurungkan niatnya untuk mendapatkan kamera sakuku. 

Pengalamanku bersama JNE tidak berhenti di sini. Pada kesempatan yang lain, kakakku yang berdomisili di luar kota hendak membelikan kebutuhan di rumahku. Apa yang sekiranya dibutuhkan, akan dibelikan dan dikirimkan ke rumahku. Aku mengatakan bahwa saat itu aku butuh alat pel yang dilengkapi dengan sumbu pemeras airnya. Pilihan itupun dikabulkan.

Beberapa hari kemudian, aku mendapat kabar dari kakakku bahwa pesanan akan dikirim ke rumah pada hari itu. Aku tidak dapat memantau secara langsung karena riwayat pengiriman hanya ada di handphone kakakku. Hingga akhirnya aku tetap beraktivitas seperti biasa, dari pagi hingga malam. Kebetulan malam itu, semua keluargaku juga sedang keluar dan rumahpun kosong.

Malam itu, sekitar pukul 20.00 handphoneku berdering dan ada kabar dari kakakku bahwa kurirnya sudah tiba di lokasi. Aku pun segera kembali ke rumah meski harus menempuh beberapa menit dan membuat sang kurir terpaksa menunggu.

Sebenarnya aku sudah memperbolehkan kurir tersebut untuk meletakkan barang pesanan di depan rumahku. Tapi ia menolak, baginya barang itu tetap menjadi tanggung jawabnya. Iapun hendak menitipkan ke tetanggaku, tapi karena sudah malam, rumah-rumah di sekeliling rumahku sudah tutup. Juga, rumahku yang terletak di gang-gang sempit sempat membuat sang kurir kesasar. Selama perjalanan pulang, aku kebayang dengan sikap emosinya nanti. Mungkin dia akan marah, atau setidaknya mukanya akan menjadi sangat ketus.

Beberapa menit kemudian aku tiba di rumah. Tak kudapatkan sang kurir di depan rumahku, lantas kutelponlah dia. Ternyata dia masih berdiri di depan rumah yang salah, yakni rumah tetanggaku. Akupun tersadar ternyata aku salah ketik dalam menginformasikan ciri rumahku. Yang jelas, malam itu aku merasa sangat sungkan kepadanya, karena beberapa kali aku menerima pesanan barang yang jika aku tidak segera merespon atau stand by di rumah, para kurir akan bersikap ketus dan tidak ramah kepadaku.

Setelah sang kurir berdiri di depan rumahku, aku bergegas hendak menyampaikan maaf. Namun ternyata dialah justru yang mengatakan "maaf ya mas, malah merepotkan masnya". Betapa kagetnya diriku. Aku merasa bahwa keramahan dan kesabarannya luar biasa. Terlebih saat aku tanya lagi, sudah dari jam berapa di sini, karena aku hanya dapat info dari kakakku. Jawabannya sangat sederhana "baru aja sampai kok mas". 

Lalu aku lihat atribut yang dipakainya, dan ternyata ada logo JNE. Saat itu, aku semakin yakin bahwa JNE, selain jangkauannya yang luas, ia juga sangat memperhatikan keramahan para karyawannya, terutama para kurir untuk terus berbagi, memberi, dan menyantuni.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun