Keluarga adalah lembaga pertama tempat manusia belajar tentang cinta, tanggung jawab, dan makna hidup. Di dalamnya, setiap individu menemukan peran dan nilai-nilai kemanusiaan yang membentuk kepribadian. Dalam pandangan Islam, mengurus keluarga bukan sekadar kewajiban sosial, tetapi merupakan ibadah yang bernilai tinggi di sisi Allah SWT. Setiap upaya memberi nafkah, mendidik anak, menjaga keharmonisan rumah tangga, hingga memperhatikan kesejahteraan batin pasangan, semua dihitung sebagai amal saleh yang berpahala besar.
Keluarga sebagai Amanah dan Ladang Ibadah
Allah SWT menegaskan dalam Al-Qur'an:
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka..."
(QS. At-Tahrim [66]: 6)
Ayat ini menunjukkan bahwa keluarga adalah amanah yang harus dijaga tidak hanya secara fisik, tetapi juga secara moral dan spiritual. Mengurus keluarga berarti menjalankan tanggung jawab sebagai khalifah kecil di dalam rumah tangga yaitu memimpin dengan kasih sayang dan memberi teladan dalam kebaikan.
Rasulullah bahkan menegaskan bahwa nafkah yang diberikan kepada keluarga memiliki nilai ibadah yang lebih besar daripada sedekah yang disalurkan di luar rumah. Beliau bersabda:
"Satu dinar yang engkau nafkahkan di jalan Allah, satu dinar untuk memerdekakan budak, satu dinar untuk orang miskin, dan satu dinar untuk keluargamu yang paling besar pahalanya adalah yang engkau nafkahkan kepada keluargamu."
(HR. Muslim)
Dengan demikian, rumah tangga adalah ladang ibadah. Setiap bentuk pengorbanan, baik waktu, tenaga, maupun materi, menjadi bagian dari perjalanan spiritual yang mendekatkan seseorang kepada Allah SWT.
Meniti Jalan Cinta dan Tanggung Jawab