Dalam rumpun Ilmu filsafat sosial, kita mengenali teori tindakan komunikatif yang dicetuskan oleh filsuf Jerman Jürgen Habermas merupakan salah satu kontribusi paling signifikan. Inti dari teori ini adalah pemahaman bahwa komunikasi rasional dan konsensus adalah fondasi utama bagi masyarakat yang adil dan demokratis. Habermas berpendapat bahwa interaksi manusia tidak selalu didasari oleh kepentingan strategis atau kekuasaan, melainkan seringkali bertujuan untuk mencapai pemahaman bersama melalui argumentasi yang rasional.
Apa itu Tindakan Komunikatif?
Habermas membedakan antara beberapa jenis tindakan, namun yang paling relevan untuk memahami teorinya adalah perbedaan antara tindakan strategis (atau tindakan instrumental) dan tindakan komunikatif.
 • Tindakan Strategis (Instrumental): Tindakan ini berorientasi pada keberhasilan individu atau kelompok dalam mencapai tujuan tertentu, seringkali dengan menggunakan pihak lain sebagai sarana. Fokusnya adalah efisiensi dan hasil. Contohnya adalah negosiasi bisnis di mana setiap pihak berusaha memaksimalkan keuntungannya sendiri.
 • Tindakan Komunikatif: Sebaliknya, tindakan komunikatif berorientasi pada prmahaman bersama (mutual understanding). Tujuannya bukan untuk memanipulasi atau mengalahkan lawan bicara, melainkan untuk mencapai konsensus melalui argumen yang valid dan terbuka. Dalam tindakan komunikatif, peserta mengklaim validitas atas ucapan mereka (misalnya, kebenaran, kejujuran, dan kesesuaian normatif) dan bersedia untuk mengemukakan alasan serta mendengarkan alasan orang lain. Ini adalah bentuk komunikasi di mana kebenaran dicari secara kolektif.
Bagi Habermas, kemampuan untuk terlibat dalam tindakan komunikatif adalah esensial untuk membentuk ruang publik yang demokratis, di mana isu-isu sosial dapat didiskusikan secara rasional dan keputusan dapat dicapai berdasarkan argumen terbaik, bukan paksaan atau kekuasaan.
Asumsi Validitas dalam Tindakan Komunikatif
Agar tindakan komunikatif dapat terjadi secara otentik, Habermas mengidentifikasi beberapa asumsi validitas yang harus dipenuhi oleh para peserta:
 • Klaim Kebenaran (Truth Claim): Pernyataan yang disampaikan harus dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, dapat dibuktikan atau diverifikasi.
 • Klaim Kejujuran (Sincerity Claim): Pembicara harus tulus dan jujur dalam mengungkapkan perasaan atau niatnya. Tidak ada agenda tersembunyi.
 • Klaim Kesesuaian Normatif (Rightness Claim): Tindakan atau ucapan yang disampaikan harus sesuai dengan norma atau nilai yang berlaku dalam konteks komunikasi tersebut.