Pengalaman  Mudik Pertama Dengan Mobil Sendiri
Oleh: Sultani
Mudik merupakan momen yang dinanti oleh banyak orang di kota-kota besar untuk pulang kampung pas hari lebaran. Momen ini ditandai dengan pergerakan manusia secara masif dari kota menuju desa, tempat asal orang-orang yang saat ini bekerja di kota. Pergerakan manusia secara serentak ini menimbulkan efek kemacetan lalu lintas di mana-mana, karena menumpuknya kendaraan yang hendak meninggalkan kota.Â
Saya dan istri sudah sering mengikuti kegiatan mudik sejak kami menikah tahun 2000. Tapi mudik saat itu masih menggunakan mobil sewaan, dan berangkatnya masih bersama dengan keluarga yang lain. Pengalaman perjaanan mudik ini membuat kami berencana untuk membeli mobil sendiri sehingga lebih nyaman perjalanannya.Â
Tahun 2006 Saya beli sebuah sedan tua buatan tahun 1988, Toyota Corolla SE Salon 1.3. Teknologinya sudah ketinggalan jauh dibanding dengan mobil produk tahun 2007 yang paling murah sekalipun.
Namanya mobil tua sudah pasti banyak fitur-fitur canggih pada masanya tidak berfungsi lagi. AC kadang nyala kadang mati. Kaca jendelanya masih manual buka tutupnya, itu pun sudah macet untuk pintu sopir. Terpaksa kalau mau kasih uang buat Pak Ogah atau bayar tol pintunya harus dibuka dikit.Â
Mobil itu Saya beli dengan harga Rp22 juta kondisi apa adanya dari seorang pedagang di kawasan Depok II, Kota Depok. Mobil langsung dibenahi total karena terdapat kerusakan mulai dari kaki-kaki, mesin hingga interior dan kabin.
Untuk interior dibiarkan apa adanya dulu. Setelah diservis total kondisinya kembali norma, serasa mobil baru. Ternyata performa sedan dari Jepang ini lumayan buat pemilik mobil pertama seperti saya ini.
Berangkat
Singkat cerita, tibalah musim mudik tahun itu. Umur mobil baru sekitar 2 bulan bersama keluarga kami. Saya sendiri baru selesai sekolah mengemudi satu minggu sebelum beli mobil ini.