Mohon tunggu...
sulistiyaning pujiastuti25047
sulistiyaning pujiastuti25047 Mohon Tunggu... Mahasiswa

suka jalan-jalan,aku orangnya ceria

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kenapa Mental Health Sama Pentingnya Dengan Fisik

8 Oktober 2025   03:00 Diperbarui: 8 Oktober 2025   02:04 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Nama      :  Sulistiyaning Pujiastuti
NIM        :  2510036047
Fakultas : Kedoktoran
Prodi       : Keperawatan

KENAPA MENTAL HEALTH SAMA PENTINGNYA DENGAN FISIK?

Di era modern yang serba cepat ini, orang semakin sadar pentingnya menjaga tubuh tetap sehat. Mulai dari tren olahraga, pola makan sehat, hingga berbagai program gaya hidup, semuanya menekankan pentingnya kesehatan fisik. Namun, di balik semua itu, ada aspek lain yang kerap terlupakan: kesehatan mental (mental health).
Padahal, tanpa mental yang sehat, fisik yang kuat pun tidak akan berfungsi secara optimal. Banyak penelitian menunjukkan bahwa mental dan fisik saling terkait erat. Jika salah satunya terganggu, maka kualitas hidup manusia akan menurun secara signifikan.  
Pertanyaannya: kenapa mental health dianggap sama pentingnya dengan fisik?

1. Konsep Kesehatan Mental
WHO mendefinisikan kesehatan mental sebagai kondisi sejahtera di mana individu menyadari potensinya, mampu menghadapi tekanan hidup, bekerja secara produktif, serta berkontribusi pada komunitasnya. Dengan kata lain, mental health bukan sekadar bebas dari gangguan jiwa, tetapi juga mencakup kesejahteraan emosional, psikologis, dan sosial.
Sama halnya dengan tubuh, mental juga bisa "sakit" apabila tidak dirawat. Misalnya, mahasiswa yang terus-menerus begadang untuk tugas bisa mengalami stres, kehilangan konsentrasi, dan akhirnya prestasi menurun. Gangguan tidur, stres berkepanjangan, hilangnya motivasi, hingga perasaan tidak berharga adalah tanda-tanda menurunnya kesehatan mental yang seringkali diabaikan.

2. Hubungan Mental Health dan Fisik
Mental dan fisik bukanlah dua hal yang terpisah, keduanya saling berhubungan erat. Stres dan depresi terbukti meningkatkan risiko penyakit jantung, tekanan darah tinggi, diabetes, serta menurunkan imunitas tubuh. Sebaliknya, penyakit fisik kronis seperti kanker, stroke, atau diabetes seringkali memicu gangguan psikologis seperti kecemasan atau depresi.

Contoh sederhana: seseorang dengan depresi dapat kehilangan nafsu makan, sulit tidur, dan akhirnya mengalami penurunan daya tahan tubuh. Hal ini menunjukkan bahwa mengabaikan kesehatan mental sama saja dengan membiarkan tubuh perlahan melemah.
Dalam dunia kerja pun demikian. Karyawan yang mengalami burnout sering kali lebih mudah sakit, absen, dan kehilangan produktivitas. Jadi, menjaga mental yang sehat bukan hanya urusan pribadi, tetapi juga berdampak pada keberlangsungan organisasi maupun masyarakat.

3. Dampak Mengabaikan Kesehatan Mental
Jika kesehatan mental tidak diperhatikan, berbagai dampak serius bisa muncul, baik pada individu maupun masyarakat, antara lain:
a. Dampak emosional: mudah marah, gelisah, depresi.
b. Dampak sosial: menarik diri, sulit bersosialisasi, konflik dengan lingkungan.
c. Dampak fisik: sakit kepala kronis, gangguan tidur, penurunan imun.
d. Dampak produktivitas: menurunnya fokus belajar/kerja, hilangnya motivasi.
Masalah ini juga berdampak luas secara sosial-ekonomi. Studi Kementerian Kesehatan RI (2021) menyebutkan bahwa gangguan mental berkontribusi pada menurunnya kualitas hidup serta meningkatnya beban biaya kesehatan nasional. Bahkan, menurut data WHO, depresi diperkirakan menjadi penyebab utama disabilitas di dunia pada tahun 2030. Ini menunjukkan bahwa isu kesehatan mental bukan masalah kecil, melainkan tantangan global yang nyata.

4. Upaya Menjaga Mental Health
Menjaga kesehatan mental sama pentingnya dengan menjaga tubuh. Beberapa langkah sederhana yang bisa dilakukan, antara lain:
a. Tidur cukup (7–8 jam per hari) untuk memulihkan energi.
b. Olahraga rutin seperti jogging, yoga, atau bersepeda untuk mengurangi stres dan meningkatkan hormon endorfin.
c. Membangun komunikasi sehat dengan keluarga atau teman agar ada tempat bercerita.
d. Mengurangi screen time dan paparan media sosial berlebihan yang sering memicu rasa cemas atau insecure.
e. Mengelola stres melalui meditasi, journaling, mendengarkan musik, atau hobi kreatif seperti melukis atau memasak.

f. Mencari bantuan profesional jika gejala mental makin berat, misalnya konsultasi ke psikolog atau psikiater. Selain itu, memiliki support system sangat penting. Kehadiran orang-orang yang mau mendengarkan tanpa menghakimi bisa menjadi “obat” yang tidak kalah berharga dibanding terapi medis.

5. Analisis: Kenapa Mental Health Sama Pentingnya dengan Fisik?
Jika kesehatan fisik berfungsi menjaga tubuh tetap bugar, maka kesehatan mental menjaga jiwa tetap seimbang. Kedua aspek ini saling menopang. Tanpa fisik yang sehat, aktivitas akan terhambat. Namun tanpa mental yang kuat, semangat hidup pun akan pudar.
Dalam perspektif ilmu kesehatan modern, keduanya tidak bisa dipisahkan. Konsep holistic health menekankan bahwa kesehatan sejati mencakup fisik, mental, dan sosial. Karena itu, mengabaikan salah satunya sama saja dengan meruntuhkan fondasi hidup yang utuh.

Penutup
Kesehatan mental bukan sekadar isu pribadi, tetapi masalah global yang berdampak luas pada kualitas hidup, produktivitas, hingga pembangunan bangsa. Sama seperti menjaga tubuh dari penyakit, kita juga wajib menjaga pikiran dan jiwa agar tetap sehat.
Dengan menyadari bahwa mental health sama pentingnya dengan fisik, masyarakat diharapkan mampu menciptakan budaya yang lebih peduli, terbuka, dan suportif terhadap kesehatan jiwa. Hanya dengan keseimbangan antara tubuh dan pikiran, manusia bisa benar-benar meraih kebahagiaan dan hidup yang berkualitas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun