Mohon tunggu...
Sulasmiati Yapas
Sulasmiati Yapas Mohon Tunggu... Guru - Hidup harus selalu bermakna

Segala sesuatu pasti terselesaikan dengan baik

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Edelweis

9 Desember 2019   20:49 Diperbarui: 9 Desember 2019   20:58 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Senja mulai menapaki bukit nanmerah merona seakan memahami akan keinginannya membelai lembut bahkan memiliki bunga abadi. Edelwes saat itu mampu membuat remaja terengah ingin memetiknya tapi apa daya.... bisanya hanya membeli pada pedagang yang berjejer di sepanjang lautan pasir Bromo.

Entahlah apa yang terbersit di sanubari Darman.....dia sangat bersemangat ingin mendapatkannya....ketika ditanya teman-temannya Darman hanya membalas dengan senyuman simpul penuh makna.

Selepas turun bus rombongan pun mulai berpencar..... ada sebagian yang naik kuda , ada pula naik jip, dan banyak juga yang rela tidak memanjakkan kakinya menapaki lereng tangga terjal Gunung Bromo.

Di manakah letak Gunung Bromo itu?  Mungkin ada sebagian orang yang belum paham dan belum pernah berwisata ke Lereng Bromo. Ternyata Gunung Bromo terletak di antara empat kabupaten di Jawa Timur yaitu Pasuruan,  Probolinggo, Lumajang,dan Malang.Karena belum tau persis ada temanku yang kapok berwisata ke Malang dan Bromo.  Mengapa..... karena kalau menurutku salah rute, bilangnya jarak tempat yang dikunjungi sungguh sangat berjauhan. "Ya jelas jauh  wisata Tamban lalu ke Bromo,"  penjelasan Darman. Dia hanya senyum dingin ketika menjelaskan ke temannya yang asli dari Bogor. Sri Sejahtera tanpa sengaja menceritakan pengalamannya berwisata yang sungguh sangat menyimpan duka dikarenakan Sri harus berlama- lama sebagai penghuni sangkal putung saat itu  Sri terpelanting dalam perjalanan wisata bersama keluarganya di daerah Tamban sana.

Pertemuan Sri  dengan Darman saat mereka mengikuti bimtek di Puncak Bogor secara kebetulan mereka satu tempat. Dari situlah Darman seakan terusik oleh kenangan yang membuatnya flashback pada sebuah kisah edelwisnya. Mengapa dengan edelweiss Darman....? Sri pun tidak pernah menyangka akan bertemu dengan sahabatnya yang superkonyol itu. Saat mereka serombongan tak pernah ada yang cemberut , karena kelucuan mereka. Lantas apa yang dirasa Darman mengapa bisa beda dengan rasa hati diri Sri.... hingga Darman berpikir ini salah orang atau memang sahabatnya waktu kuliah di Semarang dulu ya. Padahal Sri dan teman-temannya sudah pernah wisata ke Bromo walaupun sudah sangat lama sekali.

Setelah berbincang-bincang lumayan lama  barulah Sri sadar kalau Darman memang sahabatnya saat itu. " Darman......oh Darman  betulkah kamu memang sahabatku.....?," teriak Sri. Yang merasa sudah mengetahui persis kalau memang mereka sudah saling kenal hanya terpaku menerawang jauuuuuhhh ke  masa silam....kelam yang tidak pernah dirasakan oleh Sri sama sekali. 

Darman pun mulai mengenang kejadian yang tidak pernah bisa dilupakan. Saat....... bunga abadinya terlempar ke dalam Kawah Bromo pada puluhan tahun silam. Sri pun tak tau menau tentang rasa hati Darman padanya jadi yaaaaa.......datar saja bahkan dingin menghadapinya. Lain halnya degup jantung Darman yang serasa mau copot ketika Sri bercerita padanya. Sudahlah pikirnya semua telah berlalu dan sudah dalam kehidupan masing-masing.Hanya kenangan bunga abadi edelweisnya yang tak pernah terlupakan. Pikirnya Bromo memang indah penuh sejuta pesona meski mampu menenggelamkan cintanya  kandas hingga dasar kawah bersamaan dengan edelweisnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun