Mohon tunggu...
Suko Waspodo
Suko Waspodo Mohon Tunggu... profesional -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

amrih mulya dalem gusti

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pemikiran Kreatif dan Indera Pendengaran

2 Juni 2018   09:44 Diperbarui: 2 Agustus 2018   15:33 776
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: SuperMusic.ID

Tidak perlu diragukan lagi bahwa peran indera pendengaran dalam seni musik dan cetusan-cetusan kreatifnya terus-menerus memperkaya pengalaman musikal kita. Apabila kita berniat menelusuri musik sebagai karya kebudayaan manusia, memang dibutuhkan uraian yang panjang. Namun tidak ada salahnya membahasnya sedikit sebagai tambahan pengetahuan dalam kaitannya dengan pemikiran kreatif.

Musik adalah salah satu cetusan kreativitas manusia yang lebih bersasaran perasaan (emosi) daripada pemahaman. Di satu pihak kita merasakannya sebagai konsumsi atau kenikmatan yang paling abstrak. Tetapi di lain pihak ia pun dekat dengan rangsang jasmaniah melalui saraf-saraf telinga yang lebih terlibatkan daripada saraf-saraf mata.

Perjalanan peradaban manusia untuk menciptakan kenikmatan itu mulai dari suara-suara pra bahasa hingga untaian suara dalam melodi, irama, harmoni, timbre, dan kemudian komposisi dan aransemaen. Itu semua sungguh merupakan perjalanan yang jauh.

Musik sangat mampu untuk mengungkapkan maksud dan makna, namun pada hakikatnya pesan musik itu tidak terbelit oleh konsep-konsep. Pesan dari sepotong musik biasanya mengandung unsur logika yang minimal meskipun kita menangkap ekspresi kemanusiaan yang maksimal.

Ulasan atau pemaknaan tentang kreativitas biasanya memang lebih pada indera penglihatan. Visualisasi memang sangat berperan dalam proses kreatif. Akan tetapi kalau kita mau merangkum seluruh rasa kehidupan, atau menangkap perbedaan samar antara satu maksud dengan maksud lain, atau meraba keintiman antara diri kita dengan dengan lingkungan kita, mungkin peran indera pendengaran akan cukup besar.

Berikut ini dipaparkan beberapa hal untuk merangsang minat kita dalam mendayagunakan persepsi pendengaran secara lebih kreatif, di luar bidang musik yang sudah banyak kita kenali.

  • Renungkanlah bagaimana montir-montir mobil dan motor yang berpengalaman kadang-kadang mengandalkan daya pendengarannya untuk mendeteksi bagian mobil yang kurang beres. Analisis ini berdasar pada timbre suara atau sumber suara, yang telah mereka kenal melalui pengalaman kerja yang lama. Meskipun dewasa ini bengkel-bengkel telah sering menggunakan alat diagnosa mekanis yang modern maupun komputer, tetapi suara mesin-mesin juga dijadikan pedoman.
  • Seorang ahli zoologi mampu untuk lebih mendalami seluk-beluk kehidupan ikan paus melalui rekaman suara-suara yang keluar dari mulut ikan paus tersebut. Tentunya cara aneh tersebut tak mungkin terlaksana tanpa rasa sayang yang besar terhadap makhluk itu. Dan ternyata yang terekam adalah jalinan suara yang kaya, cukup menarik untuk disebut sebagai "musik ikan paus". Cara ini dapat pula diterapkan bagi kicau merdu burung-burung yang hidup bebas.
  • Untuk menciptakan hubungan yang bersifat lebih pribadi antara kita dengan berbagai perkakas yang kita pakai, para perancang telah memanfaatkan pengaruh dari suara. Misalnya dengan menambahkan suara musik pada salah satu instrumennya seperti untuk kotak perhiasan, penyangga telepon, alat pemanggang roti, dan sebagainya. Dengan menggunakan robot kemungkinan penambahan suara, baik sebagai pembawa informasi maupun sebagai pelengkap ekspresi, akan lebih luas lagi.
  • Sebaliknya, keberisikan adalah gangguan yang secara nyata dapat mengurangi pemuasan kebutuhan kita. Karena itu upaya untuk melenyapkan keberisikan itu kita terima sebagai ide inovatif yang besar artinya. Inilah yang menjadi daya tarik dari berbagai perkakas yang direkayasa sebagai silent type. Mulai dari pembangkit listrik sampai penyejuk ruangan, bahkan mesin jahit, dapat dilengkapi dengan peredam keberisikan.
  • Dengan kemajuan pesat teknik perekaman suara dewasa ini, sebenarnya potensi dari suara-suara yang berasal dari dari suatu lingkunagan (apakah itu pasar, toko, tempat-tempat umum lain, atau juga di dalam rumah kita sendiri) dapat lebih diselami dinamikanya. Tentunya bukan dimaksudkan untuk penyadapan suara yang melanggar hukum. Survei melalui suara-suara wajar yang sengaja direkam tersebut mungkin bisa memberikan banyak masukan. Bagaimana tawar-menawar berlangsung di suatu toko, mungkin memberikan ilham tertentu bagi rancangan produk, bagi penataan barang, atau bagi penciptaan iklan. Dalam taraf keilmiahan yang tinggi, contoh deteksi bunyi semacam itu terjadi dengan sinyal-sinyal (gelombang radio) yang ditangkap dari gugus-gugus bintang yang amat jauh letaknya. Dari bunyi ke informasi, begitulah dalilnya.

Demikianlah paparan sederhana sedikit tambahan pemahaman bagi kita tentang bagaimana mengaitkan pemikiran kreatif dengan indera pendengaran. Semoga bermanfaat dan menambah kreativitas kita.

Salam damai penuh cinta.

***

Solo, Sabtu, 2 Juni 2018

Suko Waspodo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun