Terimakasih atau Terima Kasih". Sebenarnya disini saya tidak terfokus pada pembahasan tentang cara penulisan yang benar, tetapi karena itu pun penting, baiklah.
Lalu penulisan mana yang benar digabung atau dipisahkan?
Berdasarkan KBBI, yang benar adalah penulisan yang dipisah, yakni "terima kasih". Ketika dicari di KBB online, kata "terimakasih" (digabung) tidak ditemukan hasil, karena tidak memiliki arti. Sedangkan, kata "terima kasih" (dipisah) berhasil ditemukan yang mana memiliki arti rasa syukur.
Saya hanya ingin menyampaikan bahwa kata tersebut adalah kata yang sangat mudah untuk diucapkan, namun kadangkala terasa berat untuk mengucapkannya bagi sebagian orang.Â
Padahal jika saja kamu tahu, dengan kamu menyampaikan rasa terima kasih mu, seseorang bisa merasa bahagia karena mu. Mengapa? Karena apa yang seseorang lakukan untukmu merasa dihargai terlepas besar kecilnya apa yang sudah dilakukan.
Dengan berterima kasih, artinya kamu menghargai seseorang itu dan menunjukkan bahwa sebuah kebaikan tidak harus dibalas dengan materi, melainkan dapat dibalas dengan sekedar kata terima kasih, sebab terima kasih memiliki makna yang lebih dalam dari sekedar ucapan.
Seseorang yang sudah berbuat baik akan merasa kebaikannya telah terbalaskan meski hanya dengan ucapan terima kasih. Â
Maka untuk menyampaikan rasa terima kasih tidak harus melihat besar kecilnya sebuah pemberian atau perbuatan yang dilakukannya.
Karena dalam kenyataannya, tidak sedikit orang hanya ingin mengucapkan terima kasih kepada orang tertentu saja yang menurutnya lebih pantas menerima ucapan itu.
Sedangkan yang menurut ukurannya tidak penting, cendrung diabaikan, dilupakan bahkan diremehkan. Â Atau karena lupa atau gengsi? Entahlah !Â
Satu hal, seseorang yang menurutmu tidak penting, justru kehadiran mereka adalah penting.
Sebut saja, ada orang  enggan mengucapkan kata 'terima kasih'  kepada seseorang yang hampir setiap hari kerjannya mengambil sampah di pekarangan rumahnya, bahkan tak jarang menyepelekan, karena menganggap orang itu bukan siapa-siapa.
Hingga suatu ketika ada saat-saat tertentu dimana orang tersebut tidak lagi bahkan tidak mau  mengambil sampah rumah, yang terjadi sampah menumpuk dan menyebar bau tak sedap.
Bahkan yang punya rumah tidak sudi bersentuhan dengan sampah rumahnya sendiri, ini sering terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari terlalu menganggap sesuatu itu kecil atau menyepelekan profesi orang lain. Â
Adakah kamu diantaranya? Semoga kita menjadi pribadi yang menghargai setiap profesi sekalipun profesi tersebut tidak selevel menurut ukuran kita. Karena sejatinya dihadapan Tuhan kita semua sama sehebat apapun profesi mu.
Sebaliknya, apakah kamu-kamu pernah punya pengalaman hasil kerjamu tidak dihargai? Dan saya pernah punya pengalaman itu. Sebut saja, ketika sebuah komunitas meminta saya menulis suatu event dan tak satupun mengucapkan terima kasih. Kecewa? Pasti. Karena itu adalah manusiawi.
"Jangan meremehkan apa yang Tuhan dapat lakukan dengan orang biasa." - David Platt.
Lalu, sudahkah kamu mengucapkan terima kasih hari ini? Jika sudah, terima kasih !!
Sukma
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI