Bulan Bahasa KPB; Indah Damai Indonesiaku
(When Language Greets the World: A Reflection on Indonesia’s Multilingual Beauty)
"Selamat pagi, good morning, sugeng enjing, selamat pang!"
Begitulah sapaan berlapis yang sering terdengar di pasar tradisional Yogyakarta. Satu percakapan, tiga bahasa, sejuta makna keindonesiaan. Di negeri seluas zamrud khatulistiwa ini, bahasa bukan sekadar alat komunikasi melainkan jembatan perasaan, kebijaksanaan, dan identitas.
"Good morning, sugeng enjing, selamat pang!" Such layered greetings often echo in Yogyakarta’s traditional markets. One conversation, three languages, a million meanings of being Indonesian. In this emerald archipelago, language is not merely communication, but a bridge of emotion, wisdom, and identity.
Indonesia: Negeri Seribu Lidah yang Satu Jiwa
(Indonesia: The Land of a Thousand Tongues and One Soul)
Tak ada negara lain di dunia yang memiliki kekayaan linguistik seperti Indonesia. Dari Sabang sampai Merauke, lebih dari 700 bahasa daerah hidup berdampingan di bawah satu payung Bahasa Indonesia. Ini bukan sekadar statistik, melainkan bukti bahwa persatuan bisa tumbuh dari keberagaman.
No other nation in the world has linguistic diversity like Indonesia. From Sabang to Merauke, over 700 local languages coexist under the unity of Bahasa Indonesia. This is not just a statistic—it’s proof that unity can grow from diversity.
Bahasa Indonesia lahir bukan untuk menenggelamkan bahasa daerah, melainkan untuk menyatukan mereka dalam ruang yang setara. Seperti orkestra, setiap bahasa memainkan nada uniknya, namun harmoni baru tercipta ketika semuanya berpadu dalam irama yang sama: Bhinneka Tunggal Ika.