Mohon tunggu...
Akhmad Sujadi
Akhmad Sujadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Enterpreneur

Entepreneur

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Mudik Lebaran, Jalan Tol Picu Pertumbuhan Mobil Pribadi

14 Juni 2018   22:00 Diperbarui: 14 Juni 2018   22:18 668
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mobil pribadi padati tol Cipali (ft. Kemenhub)

Pembangun infrastruktur di era pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) terus dikebut. Jalan tol trans Jawa hampir tersambung dari Merak hingga Surabaya dan akan berlanjut hingga ke ujung timur Pulau Jawa, Banyuwangi. Demikian pula jalan tol trans Sumatera pada beberapa ruas sudah dapat dipergunakan pada mudik lebaran 1439 H.

Pembangunan jalur ganda kereta api lintas utara Jawa sudah 4 tahun dioperasikan dapat dinikmati warga. Sedangkan pembangunan jalur ganda lintas selatan masih  tersisa ruas Kroya-Kutoarjo, Solo-Madiun-Surabaya Gubeng yang masih dalam proses pembangunan. Beberapa jalur kereta Bandara juga terus disambungkan masuk kedalam kota. KA Bandara Kuala Namu di Medan sudah 5 tahun beroperasi. KA Bandara Soekarno Hatta sudah dioperasikan sejak awal tahun 2018 dan sejak akhir Mei, telah dioperasikan pula  KA Bandara Minangkabau, Sumatera Barat.

Selain beberapa KA Bandara yang sudah dioperasikan, saat ini pemerintah juga masih menggarap proyek pembangunan KA Bandara dari Stasiun Solobalapan ke Bandara Adi Sumarmo, Solo, Jawa Tengah dan KA Bandara Kulon Progo, DIY. Dua Bandara internasional berdekatan ini dalam waktu tidak terlalu lama akan terbangun jalur KA Bandara, sehingga setiap Bandara di Indonesia yang berdekatan dengan jaringan KA, akan terkoneksi ke stasiun, didalam kota.

Pembangunan infrasturktur, khususnya jalan dan kereta api, selalu berpatokan pada angkutan lebaran sebagai target operasional. Hal ini lumrah, karena angkutan lebaran merupakan ujian sesungguhnya bagi pemerintah, bagi kementerian, apakah mereka siap dengan kondisi permintaan yang tinggi di saat orang berbondong-bondong untuk mudik ke kampung halaman.

Budaya leluhur yang terus diwariskan kepada generasi penerus nampaknya tidak mudah hilang, meskipun kini generasi milenial sudah menggantikan generasi sebelumnya, generasi   milenial tidak dapat melepaskan  begitu saja budaya mudik, budaya bersilaturakhmi dengan orang tua, teman, keluarga dan sanak familiy, bahkan meskipun orang tuanya sudah wafat, mereka akan pualng kampung mengunjungi makam leluhurnya. Karena itu, mereka akan berbondong-bondong ke kampung halaman dengan berbagai daya upaya dan seribu cara.

Kebutuhan paling mendasar untuk mudik ke kampung halaman adalah masalah tranportasi untuk mengangkut keluarga yang bepergian berombongan dari ayah, ibu, anak, mertua dan juga pembantu, memanfaatkan momen setahun sekali pulang kampung. Karena kebutuhan bersamaan, mereka memerlukan transportasi dalam jumlah besar.

Idealnya untuk mengangkut orang dalam jumlah besar, kendaraan paling cocok adalah transportasi massal. Jutaan orang akan lebih hemat dengan transportasi massal,  agar tetap hemat energi, hemat biaya mestinya transportasi untuk mudik adalah  kapal laut, kereta api,  pesawat udara dan bus. Namun tidak semua masyarakat memilih transportasi umum, mereka lebih memilih  kendaraan pribadi berupa mobil dan sepeda motor yang tidak merepotkan.

Mudik dengan sepeda motor menjadi pilihan. (Ft. Kemenhub)
Mudik dengan sepeda motor menjadi pilihan. (Ft. Kemenhub)
Mudik akan berbanding lurus dengan tingkat kemakmuran rakyat. Ukuran kemapanan sebuah keluarga saat ini diukur dengan memiliki rumah sendiri, memiliki kendaraan pribadi berupa mobil atau sepeda motor,  punya uang untuk biaya hidup di kota besar, terutama Jakarta dan Bandung sebagai pusat mudik ke berbagai kota di Jawa Barat, Jawa Tenagah, Jawa Timur, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi Selatan, yang merupakan kaum urban terbesar di Indonesia.

Data Kementerian Perhungan, para pemudik makin tahun makin bertambah. Data lima tahun terakhir yang dirilis Kemenhub tercatat pada 2014, pemudik berjumlah 23, 08 juta orang. Tahun 2015 naik menjadi 23, 39, tahun 2016 naik lagi menjadi 26,36 juta, tahun 2017 28, 99 juta dana pada 2018, pemudik diperkirakan mencapai 30 juta orang. Dalam lima tahun pemudik naik 7 juta orang.

Dari 30 juta orang di tahun 2018 ini, pemudik yang menggunakan transportasi massal, kereta api pada 2014 berjumlah 3,93 juta, tahun 2015 naik menjadi 3,93 juta, tahun 2016 menjadi 4, 08 juta, tahun 2017 menjadi 4,40, juta dan diprediksi tahun 2018 akan mencapai 4,53 juta orang. Sementara kapal laut tahun 2014 berjumlah 1, 62 juta, tahun 2015 turun menjadi 1, 56 juta, tahun 2017 naik menjadi 1, 67 juta, tahun 1, 73 juta dan prediksi tahun 2018 penumpang kapal laut akan mencapai 1, 77 juta orang.

Transportasi udara mengalami pertumbuhan sangat tinggi, tahun 2014 pemudik 4, 04 juta, tahun 2015 menjadi 4, 31 juta, tahun 2016 menjadi 4, 91 juta, tahun 2017 menjadi 5, 29 juta dan tahun 2018 diprediksi menjadi 5, 85 juta orang. Sementara bus mengalami penurunan, tahun 2014 tercatat 5, 20 juta, tahun 2014 menjadi 4, 69 juta, tahun 2016 menjadi 4, 41 juta, tahun 2017 menjadi 4, 24 juta dan tahun 2018 diprediksi hanya 4, 28 juta orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun