Mohon tunggu...
Akhmad Sujadi
Akhmad Sujadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Enterpreneur

Entepreneur

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Petualangan ke Pulau Terluar

28 September 2017   21:17 Diperbarui: 28 September 2017   22:13 522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wilayah kerja dan wilayah usaha PT. Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) PELNI demikian luas, tidak hanya di Jawa---yang luar Jawa juga bukan hanya Sumatera, namun meliputi seluruh pulau-pulau di Nusantara dari pulau besar, pulau kecil hingga pulau terpencil, terluar, tertinggal (3T) dekat perbatasan negara tetangga.

Kapal-kapal PELNI berperan besar sebagai sarana distribusi orang dan  barang-barang kebutuhan pokok, barang penting serta barang strategis antar pulau di Indonesia Barat, Tengah, Utara, Selatan  dan Timur. Kapal PELNI melayari secara rutin, terjadwal dan terus menerus sesuai jadwal  tanpa henti. Itulah peran PT. PELNI merangkai  Nusantara  dan Menyatukan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Salah satu wilayah operasi dan pelayanan  kapal PELNI menyinggahi pulau-pulau daerah 3T. Propinsi Sulawesi Utara (Sulut) yang terdiri pulau-pulau sedang, pulau kecil dan terdepan berbatasan langsung dengan negara tetangga dengan negara Filipina   di sebelah utara Pulau Sulawesi. Meskipun jumlah penumpang KM. Sangiang  sangat minim, kurang dari 50 orang,  kapal PELNI harus hadir mewakili negara untuk menyelenggarakan jasa transportasi laut sebagai penghubung  antar pulau. Kapal PELNI menjadi satu-satunya sarana transportasi dari Bitung ke pulau-pulau kecil di Kabupaten Kepulauan Talaud dan Kabupaten Sangihe.

Pulau-pulau besar di Kabupaten Kepulauan Sangihai dan Kabupaten Kepulauan Talaud diantaranya Pulau Siau (Ulusiau), Tahuna, Marore, Lirung, Keratung dan Miangas. Pulau Marore merupakan pulau terdepan di pinggiran barat laut  dan langsung berbatasan dengan Filipina. Sedangkan Pulau Miangas merupakan pulau terdepan ke arah timur, berbatasan langsung dengan Filipina dan mengarah ke Samudera Pasifik.

KM. Sangiang merupakan sarana akses transportasi publik yang menghubungkan pulau utama (Sulawesi) dengan pulau kecil dan pulau terdepan di Nusantara. Dalam operasional pelayanan, KM. Sangiang memiliki dua rute, terdiri rute A; Bitung-Ulusiau-Tahuna-Lirung-Keratung-Miangas-Keratung-Lirung-Tahuna-Ulusiau-Bitung. Kemudian bergerak lagi  dari Bitung-Gorontalo-Pulau Togian-Poso-Togian-Gorontalo-Bitung-Ternate-Sanana-Namlea-Sanana-Ternate-Bitung.

Sedangkan rute B meliputi; Bitung-Uluisau-Tahuna-Marore-Lirung-Keratung-Miangas-Keratung-Lirung-Marore-Tahuna-Ulusiau-Bitung-Tobelo-Buli-Gebe-Ternate-Bitung-Ternate-Sanana-Namlea-Ambon-Namlea-Sanana-Ternate-Bitung. Rute-rute ini dilayari KM. Sangiang secara terjadwal dan tetap. Ada atau tidak ada penumpang, sedikit atau banyak barang yang diangkut KM. Sangiang setia melayari negeri.   Jarak layar KM. Sangiang di rute A sejauh 2.534 mile laut, dengan hari layar 10, 42 hari. Sedangkan hari labuh 3.58 hari/voyage. Sedangkan rute B menjelajah 2.758 mile laut dengan 10,92 hari dan waktu labuh 3,08 hari/voyage.

Berapa volume penumpang KM. Sangiang ke pulau-pulau terdepan Nusantara ini? Secara total, tahun 2016 ada 33.662 penumpang. Volume terbanyak dari Ambon 8.605. disusul Ternate 7.938 Namlea 5005, Bitung 4.662, Sanana 2.934 penumpang. Untuk pulau-pulau lain volume penumpang dibawah 1.000 orang per tahun. Bahkan ada beberapa pulau yang volume penumpangnya di bawah 100 orang/tahun, yaitu ke Miangas 72 dan Marore hanya 8 orang. Maklum penduduk di pulau terdepan di Nusantara itu tidak banyak. Pulaunya juga tidak besar dengan fasilitas serba terbatas. Listrik, jalan, air bersih dan berbagai kebutuhan mendasar untuk hidup tak semudah di Jakarta untuk mendapatkanya.

Dari Ulu Siau KM. Sangiang melanjutkan perjalanan menuju Tahuna untuk bertemu Bupati Kabupaten Kepulauan Sangihe. Setelah melalui perjalanan lebih dari 6 jam dari Ulu Siau, sekitar pukul  13.00 KM. Sangiang sandar di Pelabuhan Tahuna. Di Dermaga pelabuhan terdengar suara musik penyambutan, musik kehormatan kedatangan tamu agung di Kabupeten Sangihe.

Kalungan bunga pertama dalam rangkaian kunjungan dinas ini diterima Dirut Sulistyo Wimbo Hardjto di dekat tangga KM. Sangiang lambung kiri. Hujan gerimis tak menghalangi para pemusik, penjemput dan rombongan Direksi PT. PELNI menuruni anak tangga KM. Sangiang untuk bergabung  dengan para penjemput menuju Kantor Bupati Sangihe di Tahuna.

Dari kantor Bupati Sangihe, perjalanan laut dilanjutkan untuk menhadiri Festivel Manee. Festifal tahunan ini menyajikan atraksi tangkap ikan di laut yang pada saat hari dan jam tertentu laut surut hingga 4 meter, di mana air laut kering beberapa jam. Sebelum air laut kering dilakukan prosesi, upacara larung janur atau daun kelapa muda yang dirangkai dengan akar pohon disambung-sambung ratusan meter.

Janur yang diikatkan pada akar pohon dibawa ke tengah laut menjelang air surut oleh nelayan menggunakan perahu. Janur dan akar pohon ini digunakan untuk menggiring ikan di laut agar masuk ke kubangan seperti kolam besar, sehingga ribuan ikan terperangkap di dalam kolam besar itu. Saat air benar-benar surut, ribuan warga yang hadir akan berjalan kaki di lautan yang sudah kering menuju kolam besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun