Mohon tunggu...
Coretan Bung Anto
Coretan Bung Anto Mohon Tunggu... Administrasi - Founder Pemuda Percaya Diri (PPD)

"Manusia yang ingin terus belajar dan memberi manfaat terhadap lingkungan sekitar."

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penguatan Pendidikan Karakter

14 November 2019   15:57 Diperbarui: 14 November 2019   16:00 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

c. Lingkungan yang Mempengaruhi Penguatan Pendidikan Karakter

Lingkungan sangatlah berpengaruh terhadap penguatan pendidikan karakter, salah satunya adalah lingkungan pergaulan bebas yang membuat karakter seorang siswa berubah, pergaulan bebas bisa saja dari teman, keluarga, bahkan dari dirinya sendiri. Lingkungan seperti ini memperlemah kekuatan pendidikan karakter, karakter yang biasanya mau mendengarkan nasihat orang tua dan guru, lambat laun berubah menjadi tidak peduli.

Selain lingkungan yang mempengaruhi pendidikan karakter yang terjadi
pada siswa, juga terjadi pada guru, yang notabene-Nya adalah ujung tombak untuk mengedukasi siswanya dalam setiap tindakan yang diambil, guru adalah digugu dan ditiru. Guru yang seharusnya memberikan cerminan yang baik kepada siswanya, bukan memberikan cerminan kurang baik yang membuat siswa akan meniru terkait ucapan dan tindakan yang dilakukan.

Yang sangat memprihatinkan kejadian guru yang menganiaya muridnya yang tidak bisa perkalian di SDN Sukamanah 3 Malangbong, Garut, Jawa Barat, seharusnya guru itu menerima semua murid, apalagi murid yang kurang tau tentang mata pelajaran. Seperti yang dikatakan oleh Kyai Haji Maimun Zubair, "Jadi guru itu tidak usah punya niat bikin pintar orang. Nanti kamu hanya marah-marah ketika melihat muridmu tidak pintar. Ikhlasnya jadi hilang. Yang penting niat menyampaikan ilmu dan mendidik yang baik. Masalah muridmu kelak pintar atau tidak, serahkan kepada Allah. Didoakan saja terus-menerus agar muridnya mendapat hidayah."

Benar yang dikatakan Mbah Maimun, berhubungan juga dengan tindakan yang dilakukan guru kepada muridnya, yaitu emosi ketika melihat muridnya tidak pintar perkalian, melakukan tindakan menusuk dengan pensil dan rokok pada muridnya, adalah tindakan yang seharusnya tidak guru lakukan, apalagi muridnya masih kelas 3 SD.

Pendidikan di Indonesia akan selalu tertinggal, jika tidak berbenah mulai dari sekarang, dari pembahasan Runtuhnya Ajaran dan Pemahaman Pendidikan Karakter, Kurangnya Koordinasi Antara Orang Tua, Guru, dan Siswa, hingga Lingkungan yang Mempengaruhi Penguatan Pendidikan Karakter. Marilah dari sekarang penguatan pendidikan karakter lebih digalakkan kembali, atau jadikan pedoman dasar mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

Ada tiga solusi yang bisa menguatkan pendidikan karakter, mencegah atau mengantisipasi kejadian seperti diatas. Pertama, adalah memberikan ajaran dan pemahaman terkait pendidikan karakter secara kontinu, baik dari pihak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI) secara umum, ataupun dari pihak Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur (Disdik Jatim) secara khusus.

Selain Penguatan Pendidikan Karakter, Pencegahan dan Pengantisipasian juga diperlukan, upaya yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat sekitar, dan orang tua juga harus siap menjadi pendidikan pertama bagi anak- anaknya sebelum dipasrahkan sepenuhnya ke sekolah. Agar pendidikan karakter berkesinambungan dan terwujud dengan apa yang dicita-citakan.

Kedua, mengoptimalkan koordinasi Orang Tua, Guru, dan Siswakepercayaan antara ketiga subjek ini, dengan adanya koordinasi yang intens dan konsisten, solusi ini akan membantu meluruskan maksud dari seorang guru ketika menghukum anaknya dan tidak terjadi miskoordinasi lagi. Orang tua juga harus mengerti dengan kebiasaan dan lingkungan yang ada di sekolahnya, agar yang tidak sesuai dengan kebiasaan dan lingkungan rumah, bisa diterima dengan lapang dada.

Begitu pun siswa yang selalu menjadi perdebatan antara orang tua dan guru, haruslah bersikap introspeksi diri dari kesalahan-kesalahan yang dilakukan, kenapa guru menghukumnya. Karakter siswa akan terbentuk sesuai dengan yang dicita-citakan oleh Ki Hadjar Dewantara, beliau sangat mengharapkan generasi yang memiliki karakter baik, karena belajar bukan hanya tentang menulis dan membaca di sekolah, tetapi juga bagaimana membentuk karakter yang baik. 

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI), dan Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Mamuju harus bersinergi dalam menggalakkan penguatan pendidikan karakter melalui stimulasi koordinasi, terutama dalam penerimaan peserta didik baru, tanyakan terlebih dahulu kepada orang tuanya tentang kesanggupan jika anaknya melakukan kesalahan dan ditegur maupun dihukum oleh gurunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun