Mohon tunggu...
Suhardi
Suhardi Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tukeran Tulang di Hari Valentine

13 Februari 2016   16:12 Diperbarui: 13 Februari 2016   16:40 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Menjelang tanggal 14 Februari banyak orang termasuk umat Islam di dalamnya, disibukkan dengan mempersiapkan perayaan valentine day. Mereka sibuk mempersiapkan hadiah-hadiah untuk kekasih hatinya. Sampai terkadang lupa mempersiapkan bekal kematian, menemui kekasihnya yang sebenarnya yakni Allah SWT. Beberapa hari menjelang valentine day juga banyak orang beralih profesi, untuk menambah penghasilan yaitu menjadi penjual bunga mawar dan cokelat. Bunga dan cokelat ini biasanya dijajakan di lampu merah dan ternyata keuntungannya lumayan besar.

Selain tradisi-tradisi di atas sebenarnya ada suatu tradisi yang menjadi esensi dari peringatan valentine day ini, yakni budaya melepas keperawanan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) bahwa, ada tradisi berbahaya di kalangan remaja dalam perayaan hari Valentine yang dirayakan setiap 14 Februari. Salah satunya tradisi sesat menghalalkan melepas keperawanan. Maka tidaklah mengherankan kalau Menurut perusahaan besar Durex, penjualan kondom pada hari Valentine meningkat sampai sekitar 25 persen dibanding hari biasa.

Umat Islam sebenarnya tidak perlu ikut-ikutan merayakan valentine day karena sudah memiliki hari raya tersendiri sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah SAW berikut ini.

“Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam datang ke Madinah, penduduk Madinah memiliki dua hari raya untuk bersenang-senang dan bermain-main di masa jahiliyah. Maka beliau berkata, “Aku datang kepada kalian dan kalian mempunyai dua hari raya di masa Jahiliyah yang kalian isi dengan bermain-main. Allah telah mengganti keduanya dengan yang lebih baik bagi kalian, yaitu hari raya Idul Fithri dan Idul Adha (hari Nahr)” (HR. An Nasai no. 1556 dan Ahmad 3: 178).

Kehidupan kita sekarang ini banyak dikepung oleh berbagai macam hari raya. Masih teringat betul satu bulan lebih ada perayaan hari natal dan tahun baru masehi. Beberapa hari yang lalu juga ada perayaan tahun baru Imlek kemudian beberapa hari kedepan juga ada perayaan valentine day. Menurut hadist di atas, pada masa kehidupan Rasulullah SAW dan para sahabatnya juga sebagaimana kehidupan kita sekarang ini. Sama-sama ada berbagaima macam hari raya. Orang-orang Jahiliyyah waktu itu juga sudah memiliki berbagai macam hari raya. Namun ketika Islam datang, semua hari raya yang lazim diperingati itu semua dihapuskan dan diganti dengan hari dua hari raya yang lebih baik lagi bagi kita semua, yakni hari raya Idul Fitri dan hari raya Idul Adha. Itu artinya, Islam melarang perayaan apapun, termasuk perayaan valentine day.

Kemudian kalau melihat esensi utama perayaan valentine day adalah pengungkapan rasa cinta pada kekasihnya (pacarnya) lalu suasana berubah menjadi penuh keromantisan dan kemesraan kemudian diakhiri dengan tradisi melepas keperawanan. Maka yang seperti ini Islam, melarang kita untuk ikut merayakannya. Sebab Allah SWT dengan jelas melarang melakukan perzinaan bahkan mendekati zina saja dilarang keras. Sebagaimana firman Allah SWT berikut ini.

 “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk”. (Q.S. Al Isra’ 17:32)

Untuk itu sebagai umat Islam yang senantiasa menjaga keimanannya kepada Allah SWT dan hari akhir, kita mengambil sikap yang tegas dan tidak plin-plan yakni menolak perayaan valentine day.

Lagi pula Valentine Day gak perlu dirayain sebab perayaan-perayaan valentine days itu kuno, ndeso, gak kreatif n gak inovatif. Biasanya cuman tukeran coklat. Coklat kok dituker-tuker. Mendingan dimakan sendiri. Daripada tukeran coklat mendingan tukeran tulang. Aku jadi tulang punggungmu dan kamu jadi tulang rusukku. Kan lebih seru. Mau ngapa-ngapain juga udah bebas. Nah kalau sudah begini bukan lagi ngerayain valentine day tapi ngerayain hari pernikahan. Kalau yang ini juga sudah gak takut hamil lagi tapi justru takut kalau gak hamil-hamil alias mandul. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun