Paijo sejak tadi senyum-senyam sendiri. Temannya mendekat, menyadarkannya dari lamunan.
"Bro, lagi melamun apa ?"
"Ohh..., tidak", dengan sedikit kikuk Paijo melanjutkan, "Anu bro, Saya masih teringat dengan Safera".
"Ya sudah, langsung 'nembak' aja. Kan sudah dapat pin BB ? Apalagi yang susah", temanya kembali menimpali.
******(1 minggu sebelumnya)******
Paijo dan sahabatnya memasuki salah ruang perawatan di salah satu rumah sakit tempat mereka menjalankan praktik profesi. Tujuan awal, mereka hendak menemui pembimbing. Begitu tiba di nurse station, keduanya disapa ramah oleh beberapa bidan yang sedang bertugas.
"Selamat pagi Mas, ada yang bisa kami bantu ?", sambut salah satu bidan dengan senyum yang ramah. Paijo kemudian mewakili temanya menyampaikan tujuan kedatangan ke sana.
Ternyata pembimbing sedang rapat. Keduanya disarankan untuk menunggu sekitar 30 menit.
"Ditunggu saja ya Mas, palingan 30 menit lagi beliau sudah pulang. Silahkan duduk di ruang tunggu sebelah sana", bidan memberi saran sambil menunjukkan arah ruang tunggu.
Paijo bersama temanya pun mengikuti saran tadi. Mereka duduk dengan santai sambil menikmati suasana sekitar. Alunan musik lembut dari speaker di sudut ruangan membuat mereka semakin rileks. Sesekali terlihat wajah cemas, mungkin sedang memikirkan konsulan yang belum tentu disetujui oleh pembimbing.
Tidak lama berselang, terdengar bunyi pintu terbuka. Ternyata ada beberapa bidan yang keluar dari ruang perawatan. Paijo dan temannya tidak tinggal diam. Mereka memperhatikan satu per satu.