Mohon tunggu...
Sugraha VegaTanuwijaya
Sugraha VegaTanuwijaya Mohon Tunggu... Widyaiswara Ahli Pertama di Lembaga Administrasi Negara

-

Selanjutnya

Tutup

Politik

Konflik Israel-Iran: Api yang Membara di Timur Tengah dan Imbasnya bagi Indonesia

18 Juli 2025   09:50 Diperbarui: 18 Juli 2025   09:55 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Perang Israel dan Iran (by ChatGPT)

Konflik bersenjata antara Israel dan Iran yang terus memanas sejak awal 2024 menandai babak baru ketegangan di kawasan Timur Tengah. Pertukaran serangan langsung, pembalasan terhadap fasilitas diplomatik, hingga ancaman terhadap jalur distribusi energi global telah memicu kekhawatiran dunia. Meskipun letak geografis Indonesia jauh dari pusat konflik, dampaknya tidak bisa dianggap remeh. Perang ini bukan hanya persoalan dua negara, melainkan krisis regional yang berpotensi mengguncang stabilitas global, termasuk Indonesia.

Sebagai negara dengan kepentingan terhadap perdamaian dunia, stabilitas ekonomi global, serta memiliki sensitivitas domestik terhadap isu-isu Timur Tengah, Indonesia harus menyikapi perkembangan ini secara cermat. Konteks perang Israel-Iran tidak semata urusan ideologi dan teritorial, tetapi turut mempengaruhi harga energi, arsitektur geopolitik, serta dinamika sosial di banyak negara.

Dampak Ekonomi: Tekanan terhadap Energi dan Inflasi

Salah satu konsekuensi paling nyata dari konflik ini adalah naiknya harga minyak dunia. Iran, sebagai salah satu anggota OPEC, menghasilkan hampir 3 juta barel minyak per hari. Ketegangan di kawasan Teluk Persia---terutama di Selat Hormuz sebagai jalur strategis ekspor energi dunia---langsung memicu spekulasi pasar. Harga minyak mentah Brent sempat melonjak ke kisaran USD 95 per barel pada April 2024 setelah serangan Iran terhadap Israel.

Indonesia sebagai net importir minyak sangat rentan terhadap fluktuasi harga energi. Kenaikan harga BBM akan membebani fiskal negara karena meningkatnya subsidi energi. Sektor logistik, transportasi, dan industri juga turut terdampak, yang pada akhirnya menekan daya beli masyarakat. Dalam jangka pendek, hal ini dapat memperburuk tekanan inflasi dan mengganggu pemulihan ekonomi nasional pasca pandemi.

Implikasi Geopolitik: Ujian bagi Diplomasi Bebas-Aktif

Konflik ini juga memperkeruh lanskap geopolitik global. Amerika Serikat dengan jelas menyatakan dukungannya kepada Israel, sementara Iran memiliki jejaring aliansi dengan kelompok perlawanan di berbagai negara dan simpati dari kekuatan seperti Rusia dan Tiongkok. Dalam dinamika global yang semakin multipolar, eskalasi konflik ini bisa memicu polarisasi yang menyeret negara-negara lain ke dalam blok-blok politik baru.

Bagi Indonesia, hal ini menjadi ujian bagi prinsip politik luar negeri bebas aktif. Di satu sisi, Indonesia memiliki konsistensi mendukung kemerdekaan Palestina dan solusi dua negara. Di sisi lain, kepentingan nasional mengharuskan tetap menjaga hubungan baik dengan berbagai kekuatan besar. Dalam situasi ini, Indonesia perlu memainkan peran diplomasi yang berimbang---mendorong perdamaian tanpa terjebak dalam konfrontasi kekuatan besar.

Dampak Sosial dan Informasi: Tantangan dalam Negeri

Konflik Timur Tengah kerap memicu resonansi sosial di Indonesia. Solidaritas terhadap Palestina merupakan sentimen yang kuat di masyarakat. Namun, konflik yang semakin kompleks ini kerap dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk menyebarkan informasi keliru atau narasi ekstrem.

Menurut laporan Kementerian Komunikasi dan Informatika, sejak April 2024 terjadi peningkatan signifikan dalam penyebaran hoaks dan disinformasi terkait perang Israel-Iran di media sosial. Jika tidak dikendalikan, hal ini dapat menciptakan keresahan publik, polarisasi, bahkan menjadi pintu masuk bagi radikalisasi.

Oleh karena itu, pemerintah perlu memperkuat literasi informasi di masyarakat dan memastikan penyampaian informasi resmi yang akurat dan tidak provokatif. Tokoh agama, organisasi masyarakat, dan media memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga kohesi sosial dan mencegah eskalasi ketegangan domestik.

Menjaga Peran Indonesia di Tengah Krisis

Melihat dinamika yang terjadi, Indonesia tidak boleh pasif. Sebagai anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dan negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki posisi moral dan diplomatik untuk mendorong deeskalasi dan upaya damai. Di tingkat internasional, Indonesia dapat memperkuat kerja sama dengan negara-negara nonblok untuk menekan agar jalur diplomasi tetap terbuka.

Di dalam negeri, pemerintah harus bersiap menghadapi potensi lonjakan harga energi dan memperkuat jaring pengaman sosial. Di sisi lain, penguatan narasi moderasi beragama dan literasi digital harus menjadi agenda bersama dalam menjaga stabilitas sosial.

Penutup

Perang tidak pernah menjadi solusi jangka panjang. Konflik Israel-Iran telah membuka babak baru ketegangan global yang multidimensi. Bagi Indonesia, ini bukan hanya tantangan dari luar, tetapi juga panggilan untuk memperkuat daya tahan nasional. Diperlukan diplomasi cerdas, kebijakan ekonomi yang adaptif, serta ketahanan sosial yang kuat agar Indonesia tidak hanya menjadi penonton, tetapi bagian dari solusi global yang lebih damai.

Referensi

  1. OPEC Monthly Oil Market Report. (2024). "Iran Crude Oil Production Data." www.opec.org 
  2. CNBC International. (April 2024). "Oil Prices Spike After Iran-Israel Escalation." www.cnbc.com 
  3. Al Jazeera. (2024). "Where Global Powers Stand on Israel-Iran Conflict." www.aljazeera.com 
  4. Kominfo RI. (2024). "Laporan Tren Disinformasi Konflik Timur Tengah di Media Sosial Indonesia." www.kominfo.go.id 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun