Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Guru, Kompetensi, dan Tanggalkan Dulu Predikat Itu

17 Desember 2020   21:05 Diperbarui: 17 Desember 2020   21:09 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
guru muda berbakti di tanah papua - voaindonesia.com

Betapapun banyak pujian untuk guru, sebenarnyalah guru tidak berbeda jauh dengan profesi lain.  Diberi banyak penghargaan boleh dan harus, tetapi bukan berarti profesi ini satu-satunya yang perlu sangat diperhatikan dengan mengabaikan profesi lain. 

Memang dalam konteks masa depan dan kemajuan bangsa hanya guru -dengan berbagai sebutan untuk tingkatan pendidikan, baik yang formal maupun nonformal- yang berperan banyak.

Tetapi ada peran lain yang sama-sama penting: petani, peternak, pelaut, pedagang, buruh pabrik, karyawan perusahaan swasta, pegawai pemerintah, polisi-tentara, seniman,  ulama, jurnalis, tenaga kesehatan, dan banyak lagi. Tiap-tiap punya profesi penting. Tanpa bermaksud membanding-bandingkan, lalu memilih mana yang paling penting sehingga yang lain kurang penting, maka pemahaman seperti ini harus terus disuarakan.

Dengan begitu tidak ada ego sektoral, merasa paling ini dan itu, dan seterusnya.  Urusan siapa yang paling hebat/berjasa/berperan harus dikaitkan dengan lingkup  tertentu saja. 

Sebagai contoh, guru sangat penting peran untuk urusan pendidikan. Bila suatu bangsa maju pesat perkembangan iptek-nya maka peran guru pasti hebat. 

Demikian pula, petani sangat besar perannya dalam urusan produksi bahan makanan. Bila persediaan bahan makanan selalu melimpah, para petanilah yang pantas mendapat acungan jempol. Demikian seterusnya.

Demikian kehebatan guru dan petani dalam contoh di atas tidak mungkin berdiri sendiri. Ada banyak profesi lain yang mendukung, menunjang, memperlancar, dan seterusnya. Yang tidak kalah penting kebijakan dan politik Pemerintah untuk memaksimalkan peran semua profesi yang ada.  

*

Sebuah renungan. Saat muncul slogan lama "guru sebagai pahlawan tanda jasa", maka profesi lain pun mestinya serupa. Katakanlah, "tenaga kesehatan sebagai pahlawan tanpa tanda jasa", "petani sebagai pahlawan tanpa tanda jasa", dan seterusnya. Siapapun dengan kriteria tertentu dapat menjadi pahlawan (baik sekadar sebutan, maupun dalam arti formal), sehingga tidak ada yang aneh lagi.   

Untuk keberhasilan peran guru profesi lain pun ikut mendukung. Penyiapan gizi baik, kesehatan baik, kecerdasan spiritual baik, kondisi lingkungan dan keamanan baik, dan seterusnya tak kalah penting menentukan masa depan suatu generasi dan bahkan sebuah bangsa. 

Karenanya, mari bersikap proporsional mendudukan guru ditengah sangat banyak profesi lain yang sama-sama harus diangkat derajat-kesejahteraan maupun kemaslahatan mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun