Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kerajaan Fiktif, Modus Penipuan, dan Hikmah

24 Januari 2020   16:13 Diperbarui: 24 Januari 2020   16:16 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kirab pengantin keraton agung sejagat | ayosemarang.com

Untuk tiga modus penipuan tersebut para korbannya tidak perlu harus berseragam ala serdadu Kompeni, atau seperti dalam pentas Ketoprak ala prajurit Keraton. Siapa saja dapat menjadi korbannya bila sudah tergiur iming-iming dan tidak mampu lagi berpikir jernih.

Akhirnya, kalau ada orang yang tertawa tergelak-gelak, terbahak dan terguling-guling kegelian lantaran mendapati banyak orang yang tertipu oleh ulah Toto Santoso dan Fanny Aminadia; maka di luar itu masih banyak korban yang pantas ditertawakan pula. bahkan mungkin diri sendiri yang tertipu, maka hanya bisa tertawa, atau sebaliknya menangis.

Begitupun selalu ada hikmah di balik itu. Hikmah, bahwa kewaspadaan akan selalu diuji oleh pelaku penipuan dan kejahatan lain. Ke depan harus lebih berhati-hati, karena para penipu-pembohong- tak pernah bosan memperdayai. *** 24 Januari 2020

Gambar      Sumber

Simak jugatulisan sebelumnya:

sengkarut-helmy-yahya-dewas-dan-liga-inggris

cerita-untuk-anak-sekolah-karmin

toto-santoso-pedagang-angkringan-mendadak-raja

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun