Mohon tunggu...
Teha Sugiyo
Teha Sugiyo Mohon Tunggu... Guru - mea culpa, mea maxima culpa

guru dan pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jangan SOK (Salahkan, Omeli, Kritik)

28 Januari 2020   09:09 Diperbarui: 28 Januari 2020   09:08 592
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: https://hellosehat.com/

Biasanya, setiap hari saya memberikan target kerja bersama lawan shift-nya. Tugasnya membongkar dan membersihkan selling area (area jual). Jika pekerjaan itu belum beres, maka dia tidak boleh pulang. Saya pasti marah.

Hari berikutnya  saya melihat dia membongkar pajangan jam dengan sangat terburu-buru. Nampaknya ia sangat kewalahan. Saya mendekatinya, lalu saya katakan, "Dik, kalau bekerja itu jangan terburu-buru. Pekerjaan yang dilakukan dengan buru-buru, hasilnya tidak baik. Biasa saja, yang penting hasilnya bagus".

"Iya bu," jawabnya. "Saya takut ibu marah-marah kalau saya belum siap."

Hari itu, meskipun kondisinya belum siap, saya mengizinkan dia pulang, dengan janji besok harus dibereskan. Nampak sekali dia merasa senang.

Pada hari keempat, saya melihat dia bekerja secara serius dan fokus untuk membereskan pekerjaan yang  kemarin terbengkalai. Benar, dia mengerjakannya dengan maksimal sesuai dengan yang saya harapkan.

Esoknya, tanpa sepengetahuan saya dan tanpa saya suruh, dia telah berhasil membongkar dan membersihkan dua area jual. Selanjutnya hari-hari berikutnya dia sudah menunjukkan perubahan ke arah yang lebih baik. Memang, sifat ngebred-nya sulit dihilangkan, namun dapat dikurangi. Ia menjadi semakin ramah kepada saya, dan rasa takutnya sudah menghilang. Kami menjadi semakin  kompak, dan dia semakin banyak bertanya tentang pemajangan barang.

Harapan saya, sebagai seorang supervisor kita tidak perlu sering marah-marah kepada pramuniaga, karena hal itu membuat mereka takut sehingga melakukan pekerjaan terburu-buru. Kita tidak perlu ditakuti, sebaiknya disegani.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun