Mohon tunggu...
Sucen
Sucen Mohon Tunggu... Administrasi - Hidup itu sederhana, putuskan dan jangan pernah menyesalinya.

Masa depan adalah Hari ini.

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Galau! Pandemi Memperburuk Ekonomi hingga Mengganggu Silaturahmi

19 April 2021   22:56 Diperbarui: 19 April 2021   23:39 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ramadhan tahun ini rasanya sama seperti tahun tahun sebelumnya, rasa gundah menyelimuti padahal menurut ustad ramadhan adalah bulan mulia banyak rahmat dan pahala disana.

Bagaimana tidak sudah satu tahun kondisi ekonomi belum juga pulih lantaran wabah covid 19. Bukan hanya saya semua orang didunia sedang merasakannya. Kesulitan ekonomi global ini berdampak pada nilai ibadah terlebih bulan ramadhan.

Sudah menjadi tradisi selepas puasa lebaran istilahnya saya harus mempersiapkan segala bahan sadranan seperti gula, teh dan aneka kue sebagai buah tangan saat silaturahim ke saudara sembari bermaafan.

Saya sebagai anak bungsu sungguh sangat terasa sebelum pandemi saja kami rela tidak membeli baju lebaran karena keterbatasan dana, bayangkan tahun ini angan saya berkecamuk tak lagi fokus pada hakekatnya bulan puasa.

Sebagai anak termuda sudah menjadi keharusan mengunjungi handai taulan saudara kakak yang lebih tua, dan itulah adab orang muda terhadap orang yang lebih tua.

Jika dihitung kurang lebih ada 25 keluarga yang kami, saya anggap sebagai orang tua tinggal hitung pakai rumus ekonomi maka sama dengan nut nut hehe

Yah mungkin berlebihan jika rasio disandingkan dengan kekuasaan Tuhan, bahwa tiada yang sia sia didunia ini.

Yang namanya manusia keluh kesah sudahlah menjadi hal yang lumrah, dan saya yakin bukan hanya saya yang merasakan kondisi ini.

Jaman masa kecil lebaran adalah hari spesial dimana ada makanan enak, apem, baro-baro dan aneka wafer serta minuman orson yang bisa dibilang tidak ada jika hari hari biasa.

Suka cita anak masa itu jika punya saudara banyak maka jumlah pecingan berbanding lurus otomatis isi kantong bejubel uang. Senyum gembira berbelanja petasan sebagai ungkapan lebahagiaan.

Kini masa itu berlalu dewasa kemudian apa yang dulu orang tua kita rasakan sekarang kita mersakan yang dulu orang tua kita rasakan. Yah memikirkan hari lebaran, uang recehan, sadranan dan pernak pernik penyambutan hari raya.

Oh inilah hidup ada masanya dan masa ada waktunya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun