Potret Dunia Milenial semua serba canggih, hal ini yang kemudian membuat generasi milenial tidak mengenyam mainan tradisional, dulu mainan anak dimainkan berkelompok bersama-sama riang penuh gembira. Seperti permainan petak umpet, sodor, kasti dan sebagainya.
Sekarang semua jenis permainan tradisional hanya tinggal kenangan, semua sudah berganti permainan modern berbasis elektronik.
Seperti gambar di atas menunjukan asiknya seorang anak bermain game di smartphone sedang ibunya berbelanja dipasar. Sambil nunggu mama belanja dede main Hp. Keasikan main hp sangat tidak baik, terlebih diarea keramaian seperti pasar, hal ini selain bisa mengundang kejahatan, bisa juga anak lupa jika sewaktu-waktu ibunya pergi dan tidak menggandeng anaknya.
Jika demikian ketika si anak tersadar sudah pasti akan kebingungan karena didapati ibunya pergi tanpa sepengetahuan akanya. Saling cari walhasil semua dibuat geger. Itu kemungkinan buruknya.
Memang orang tua juga dilema di salah satu sisi kurangnya pengetahuan orang tua akan bagaimana memberikan pendidikan ke anak, orang tua cenderung lebih memilih yang penting anak diam dan tidak rewel. Maka kadang orang tua lupa mana yang baik dan yang tidak permainan bagi tumbuh kembang anak.
Dengan selalu dijejali kegiatan bermain game akan sangat berpengaruh pada tumbuh kembang anak, anak cenderung introvert lebih pendiam dan susah bersosialisasi dengan lingkungan.
Jika sudah begitu maka susah kirannya untuk memberikan arahan, anak terbiasa berdiam diri main hp sendirian kemudian orang tua baru menyadarai bahwa hal itu sebenarnya tidak baik.
Kemungkinan yang terjadi adalah anak akan kecanduan bermain game on-line, banyak permintaan seperti kuota, top-up untuk membeli perlengkapan permainan yang jika gratis harus proses lama, anak akan lebih memilih untuk membeli tidak punya uang orang tua jadi sasaran pokoknya dan pokoknya begitulah anak.
Cenderung tidak mau repot semua ingin serba instan jika tidak bisa saja si anak ngambek, tidak mau sekolah lebih parah jika kemudian mogok makan hhhh jangan sampai hal ini terjadi pada keluarga kita.
Dampingi anak dan selalu berkomunikasi arahkan mana yang keinginan dan kebutuhan.
Semoga bermanfaat Salam Hangat.