Mohon tunggu...
Ahmad Sugeng Riady
Ahmad Sugeng Riady Mohon Tunggu... Penulis - Warga menengah ke bawah

Masyarakat biasa merangkap marbot masjid di pinggiran Kota Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bertemu dengan Sales

9 Agustus 2021   19:25 Diperbarui: 9 Agustus 2021   19:40 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://surabaya.media/lowongan/lowongan-kerja-sebagai-sales-wanita-pria/

Malam itu hujan turun rintik-rintik. Saya berkali-kali menengok jam di laptop yang sedang menyala. Berharap cemas, jangan-jangan teman saya urung untuk datang. Mengingat cuaca mendung yang sama sekali tidak mendukung.

Padahal sepekan sebelum malam itu tiba, kami sudah membuat janji untuk bersua. Sekadar mengobrol hal yang tidak perlu pun tidak jadi masalah. Sebab bagaimanapun, kami berangkat dari titik dan menjalani laku tirakat hidup di Kota Yogyakarta sebagai pelajar yang sama.

Di tengah-tengah momen tidak menentu itu, saya didatangi oleh seorang pemuda. Usianya mungkin seumuran dengan saya. "Mohon maaf mas, bisa mengganggu waktunya sebentar?", ujarnya memberanikan diri. Raut wajahnya terlihat rona harapan agar tidak dienyahkan. Saya mengangguk pelan tanda mengizinkan.

Tanpa kata pembuka, ia langsung memperkenalkan diri dari mana dan mau apa. Persis seperti dugaan saya, ia seorang sales.

Ia sales dari aplikasi Akulaku-Kredit, Cicilan, Pinjaman, Belanja. Saya diminta untuk mengunduh aplikasi tersebut, melakukan registrasi, dan diberi kebebasan memilih untuk menggunakan atau menghapus aplikasinya usai melakukan registrasi.

Ia merupakan sarjana teknik perindustrian dari salah satu kampus swasta di Yogyakarta. Asalnya dari Riau. Ia baru melakoni pekerjaan sebagai sales selama tiga pekan. Katanya, "Ya gimana ya mas. Saya sudah masukin lamaran ke banyak perusahaan, tapi sama sekali tidak pernah dapat panggilan. Hanya (lamaran) ini yang dipanggil. Ya sudah tak jalani mas, sambil cari pekerjaan lain yang lebih baik."

Sehari ia dituntut untuk mendapatkan empat orang baru yang bersedia mengunduh aplikasi itu. Targetnya dalam kurun waktu sebulan, minimal ia harus memperoleh seratus pelanggan baru. Satu pelanggan baru, ia mendapat uang dua puluh lima ribu rupiah. Kalkulasi sederhananya, dalam sebulan uang yang bisa masuk ke kantongnya sekitar tujuh ratus lima puluh ribu. Saya tidak tanya detail apakah uang segitu sudah masuk ongkos operasionalnya seperti membeli makan, minum, dan bensin atau belum.

Ia juga mengaku sudah puluhan kali ditolak oleh calon pelanggan ketika mempromosikan aplikasi ini. Bahkan menurut penuturannya, ia pernah ditinggalkan begitu saja tanpa ada kata permisi ketika penjelasannya baru sampai di tengah jalan. "Wah itu rasanya kita kayak egak ada harga dirinya mas", katanya dengan wajah kecut.

Niat awal saya ingin menolaknya dengan halus. Pondasi dan mental sudah saya tata sedemikian rupa agar tidak terkoyak oleh janji manisnya mengenai aplikasi itu. Berbagai kemungkinan rengekan dan ajakan dalam tahap lanjut sudah saya antisipasi. Puspa ragam jawaban sudah saya persiapkan selama setengah jam obrolan kami berlangsung.

Tapi lagi-lagi saya harus kalah oleh fakta yang tengah terjadi. Bahwa mencari, mendapatkan, dan melakoni sebuah pekerjaan adalah hal yang cukup sulit. Ada ratusan ribu lulusan perguruan tinggi yang khawatir tentang masa depannya karena tidak kunjung mendapatkan panggilan, meski ratusan lamaran kerja sudah dimasukkan ke berbagai perusahaan. Ketika sudah diterima pun, bayangan gaji besar tidak bisa langsung didapat. Mereka harus berkompetisi dengan sesama rekan untuk menunjukkan kualitas kerjanya. Tekanan, depresi, lelah, dan dipecat melulu menjadi momok yang menakutkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun