Mohon tunggu...
SUGENG RIADI
SUGENG RIADI Mohon Tunggu... Relawan - Selalu belajar menjadi lebih baik

Reyog builder

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Problematika daring di Masa Pandemi Covid-19

28 Juli 2020   12:07 Diperbarui: 28 Juli 2020   12:17 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hampir empat bulan Indonesia mengalami masa pandemi covid-19. Pandemi ini mengubah semua sistem tata kehidupan, baik itu industri, pemerintahan, pendidikan dan lain sebagainya. Kenapa mengubah tatanan? karena semua bidang mengharuskan untuk meminimalisir penularan covid-19. Data sampai tanggal 27 Juli 2020 ada 100.303 kasus positif corona. Penularan covid-19 terjadi dengan kontak langsung penderita. Sehingga protokol kesehatan dibuat agar mengurangi pertemuan langsung, kerja dalam jumlah pegawai yang banyak.

Baca juga: https://www.kompasiana.com/sugengriadin/5e3cacca097f3674077f7fc2/orang-tua-teladan-bagi-anak 

Selain aspek ekonomi, pendidikan juga sangat terdampak. Sekolah yang sistem pembelajarannya selama ini sebagian besar dilakukan dengan tatap muka, dengan adanya pandemi ini harus melaksanakan pendidikan via daring. Semua siswa, dari semua level harus melaksanakan daring. Sebenarnya hal ini ada efek positifnya, namun kekurangannya juga banyak. Efek positifnya adalah guru dan siswa terpaksa memasuki era pendidikan modern. Dibeberapa sekolah diluar negeri sudah menerapkan pembelajaran jarak jauh, namun memang itu disediakan pada siswa dengan karakter tertentu. Tidak untuk semua siswa. Banyak media pembelajaran online yang dipelajari dan digunakan oleh guru. Ada yang menggunakan LMS yang merupakan bagian dari web site sekolah, menggunakan google classroom, teleconference via zoom, webex meet bahkan yang sederhana via whatsapp. Guru bisa memilih mana yang digunakan, mana yang paling efektif dan disesuaikan dengan kondisi siswa. Untuk daerah perkotaan serta pusat kecamatan memungkinkan mengakses pembelajaran ini.

Baca juga:

https://www.kompasiana.com/sugengriadin/5ed854fad541df089e3126d2/lele-tumpangsari-biar-disayang-mertua 

Namun dengan pembelajaran daring, banyak juga yang mengeluh. Dari sisi guru,ketidak siapan guru, fasilitas internet yang terbatas terutama di daerah terpencil. Dari sisi siswa, tidak semua siswa memiliki smartphone, akses internet yang tidak semua daerah memiliki. Banyak pemberitaan yang menyebutkan bahwa siswa harus meminjam handphone tetangga untuk belajar daring. Masalah muncul lagi ketika dalam satu rumah, ada lebih dari satu anak yang sedang daring, sehingga harus bergantian menggunkan hp.

Pada akhir-akhir ini muncul aksi sosial masyarakat yang menyediakan wifi gratis bagi pelajar yang akan daring. Ini adalah salah satu solusi dan meringankan beban siswa. Walau persoalan lain masih belum terselesaikan. 

Pembelajaran era pandemi ini memang tidak boleh menuntut hasil maksimal layaknya pada masa situasi biasa. Semua harus maklum saat capaian kompetensi siswa tidak sesuai target. Namun, semua orang mendapat banyak ilmu dimasa pandemi ini. Ilmu yang mungkin tidak dapat oleh daerah yang zero corona. Semoga masa - masa sulit ini segera berlalu dan bisa kembali ke sekolah. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun