Mohon tunggu...
SUGENG RIADI
SUGENG RIADI Mohon Tunggu... Relawan - Selalu belajar menjadi lebih baik

Reyog builder

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Lele Tumpangsari Biar Disayang Mertua

4 Juni 2020   08:57 Diperbarui: 4 Juni 2020   08:54 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beraktivitas ditengah pandemi covid-19 ini memang membosankan. Karena kita dituntut untuk melakukan tidak seperti biasanya dan dengan pembatasan yang disiplin. Apalagi jam di rumah lebih panjang dari pada aktifitas hari-hari biasa. Sehingga diperlukan kreatifitas kegiatan yang produktif dan rekreatif untuk menghindari kebosanan. Apalagi yang aktifitasnya di sekolah, tentu akan lebih lama lagi stay at home. Semua tidak tahu wabah ini kapan akan berakhir.

Ketika membuka-buka whatsapp muncul inspirasi dari video yang dikirim teman yang kebetulan bekerja di dinas Pertanian. Idenya adalah membuat kolam lele dengan tumpangsari. Kolam sederhana dibuat dari bak plastik yang dibibirnya diberikan media tanam sayur. Sungguh menarik sebagai aktifitas tambahan di rumah. Apalagi tinggal dengan mertua, kalau rebahan tentunya sungkan, kecuali yang ndableg...hehe. 

Mulailah saya kerjakan ide tersebut, tentunya dengan dana seminim-minimnya. Kebetulan pemasukan tidak seperti biasanya.hehe. Selain itu ada himbauan membuat lumbung pangan, maka ini saatnya. Selain 2 bak, kebetulan ada bekas benner besar yang bisa dimanfaatkan sebagai media kolam. Proses pembuatan 2 kolam tumpangsari dan kolam dari benner berjalan 2 hari tentunya jauh dari bagus. Yang penting bisa diisi air dan di kasih ikan lele. Jadilah kolam tersebut.

Kenapa pilih lele? Karena kebetulan satu keluarga suka lele. Selain itu katanya proses pemeliharaannya cenderung mudah dan singkat. Dan yang pasti irit dana...hehe. 

Setelah jadi, maka meluncurlah ke pedagang benih sesui rekomendasi teman yang berpengalaman memelihara lele, kebetulan hari Senin saat itu. Setelah sampai di TKP langsung ditemui pemiliknya. 

Eh ternyata pemiliknya adalah salah satu wali murid di sekolah. Jadilah langsung akrab. Saat ditanya kesiapan kolam plus air sesuai kriteria, eh ternyata saya belum siap. Disuruh pulang deh. Maklum karena masih perdana, ngebet segera. Akhirnya pulang dan harus menyiapkan air di kolam minimal 3 hari dengan ditaburi garam dan air katul atau air bekas mencuci beras. Wah ini yang ndak paham sebelumnya. 

Hari kamis pagi saya meluncur lagi untuk ambil benih. Saat ditanya berapa ekor, saya jawab "400 pak". Eh ternyata kalau sekian digratiskan. Alhamdulillah rejeki anak sholeh....hehe. Karena biasanya kalau untuk petani lele yang memang untuk bisbis, belinya minimal 5000 ekor biar untung. Kalau saya kan untuk konsumsi sendiri, syukur-syukur bisa ngasih ke tetangga. Sampai dirumah saya masukin benih tersebut, masing-masing bak 100 ekor dan yang di kolam benner 200 ekor. Pakan siap. Selalu browsing Terkait kapan waktu makan dan berapa kalinya. 

Hari pertama ada 30 lele mati. Wah jangan-jangan memang betul airnya belum siap. Hari kedua 20 ekor mati disemua kolam. Waduh syok ini. Hari-hari selanjutnya setiap hari ada yang mati 5-10 ekor. Menurut ahlinya ahli,,,hehe, memang benih lele butuh penyesuaian air, yang ndak bisa adaptasi bisa mati. Hari ke 11 sudah tidak ada lagi yang mati. Warna lele juga berubah menjadi putih karena memang efek kondisi air. Tapi ndak apa-apa. 

Sayur yang saya tanam adalah sawi dan kangkung, alhamdulillah juga mulai tumbuh. Untuk sayur bisa panen lebih cepat. Kalu kangkung 2 pekan sudah bisa dipanen. Karena saya suka sawi, maka sawi yang saya tanam. Uji coba.

Hari-hari menjadi menyenangkan dan padat seperti biasanya. Ya minimal melihat-lihat lele dan perkembangan tanamannya. Beberapa kendala terjadi dan bisa teratasi. Kendala-kendala muncul malah mengasyikkan.

Semoga lele yang tersisa bisa berkembang sampai siap konsumsi. Niat hati kalau sukses akan dikembangkan di depan rumah sebagai lumbung pangan untuk warga secara gratis. Ya... semoga bisa menambah 10 kolam lagi. 

Demikian berbagi pengalaman kali ini. Semoga ada manfaatnya. Sebagai pengisi aktifitas ditengah pandemi, biar tidak hanya rebahan saja...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun