Mohon tunggu...
Bahy Chemy Ayatuddin Assri
Bahy Chemy Ayatuddin Assri Mohon Tunggu... Dosen - Pendidik Di Salah Satu Kampus

Menulis merupakan refleksi diri dan pengetahuan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kelas Menengah: Antara Impian dan Kenyataan

6 April 2024   14:31 Diperbarui: 6 April 2024   14:34 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.cnbcindonesia.com/

Di tengah struktur sosial masyarakat, kelas menengah seringkali dianggap sebagai jantung dari perekonomian dan kestabilan sosial. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan kelas menengah, dan bagaimana peran serta dinamikanya dalam masyarakat?

Kelas menengah sering didefinisikan sebagai kelompok sosial yang berada di antara kelas atas dan kelas bawah dalam hierarki sosial dan ekonomi. Mereka tidak memiliki kekayaan atau kekuasaan yang sebanyak kelas atas, namun juga tidak mengalami ketidakamanan ekonomi yang sering kali dialami oleh kelas bawah.

Kelas menengah tidaklah homogen, melainkan terdiri dari beragam sub-kelompok dengan tingkat pendapatan, pendidikan, dan gaya hidup yang berbeda-beda. Di satu sisi, ada kelas menengah atas yang mungkin memiliki pendapatan tinggi, kepemilikan rumah, dan akses ke pendidikan yang berkualitas. Di sisi lain, ada kelas menengah bawah yang mungkin mengalami ketidakstabilan ekonomi dan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan dasar.

Kelas menengah memainkan peran penting dalam ekonomi sebuah negara. Mereka sering kali menjadi konsumen utama barang dan jasa, serta merupakan sumber daya manusia yang penting dalam tenaga kerja. Di samping itu, kelas menengah juga berkontribusi pada stabilitas sosial melalui partisipasi dalam kegiatan politik, sosial, dan budaya.

Meskipun dianggap sebagai kelas yang relatif stabil, kelas menengah juga menghadapi tantangan dan tekanan. Fluktuasi ekonomi, inflasi, dan biaya hidup yang terus meningkat dapat mengancam stabilitas finansial mereka. Selain itu, ketidakpastian dalam pekerjaan dan perubahan teknologi juga dapat menjadi sumber kekhawatiran bagi banyak anggota kelas menengah.

Bagi banyak orang, menjadi bagian dari kelas menengah merupakan simbol kemajuan dan keberhasilan. Impian memiliki rumah sendiri, pendidikan yang baik untuk anak-anak, dan kehidupan yang nyaman sering kali menjadi motivasi bagi individu untuk bekerja keras dan meraih kesuksesan. Namun, realitas sering kali lebih rumit daripada impian tersebut.

Meskipun anggota kelas menengah mungkin memiliki pendapatan yang relatif stabil, mereka juga rentan terhadap fluktuasi ekonomi dan biaya hidup yang terus meningkat. Tantangan finansial dapat muncul dari pembayaran hipotek, pendidikan anak, hingga persiapan untuk masa pensiun.

Dalam era globalisasi dan perubahan teknologi yang cepat, banyak anggota kelas menengah menghadapi ketidakpastian pekerjaan. Perubahan dalam industri dan perkembangan teknologi dapat mengubah lanskap pekerjaan dengan cepat, meninggalkan banyak orang dengan kekhawatiran akan masa depan karir mereka.

Pendidikan dan kesehatan sering kali menjadi beban finansial yang signifikan bagi keluarga kelas menengah. Biaya pendidikan yang terus meningkat, bersama dengan biaya perawatan kesehatan yang tinggi, dapat menguras tabungan dan menghambat kemajuan finansial mereka.

Anggota kelas menengah juga sering kali merasakan tekanan sosial dan budaya untuk mempertahankan gaya hidup yang dianggap sebagai tanda status atau kemajuan. Hal ini bisa mencakup tekanan untuk memiliki rumah yang besar, mobil mewah, atau liburan yang mewah, yang dapat menimbulkan beban finansial tambahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun