Mohon tunggu...
Hts. S.
Hts. S. Mohon Tunggu... karyawan swasta -

"Tak bisa peluk ayahmu? Peluk saja anakmu!" Hts S., kompasianer abal-abal

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Nyanyian Burung Hantu

18 Agustus 2014   17:59 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:14 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Malam ini cerah, diterangi Bulan Tula – bulan purnama. Langit dihiasi bintang-bintang. Malam seperti ini Opung Doli sering memeriksa parhalaan – kalender Batak yang diukir pada sepotong bulu soratan – sejenis bambu yang dagingnya tebal. Disana tertulis nama-nama bulan dan hari dalam aksara Batak.

Nama-nama bulan itu terdiri dari 12 bulan: Sipaha Sada (April); Sipaha Dua (Mei); Sipaha Tolu (Juni); Sipaha Opat (Juli); Sipaha Lima (Agustus); Sipaha Onom (September); Sipaha Pitu (Oktober); Sipaha Ualu (Nopember); Sipaha Sia (Desember); Sipaha Sampulu (Januari); Li (Pebruari); Hurung (Maret).

Sementara hari terdiri dari 30 hari yang kesemuanya diberi nama mulai dari hari pertama sampai hari ketigapuluh, berurutan: Artia, Suma, Anggara, Muda, Boraspati, Singkora, Samisara, Artia ni Aek, Sumani Mangadop, Anggara Sampulu, Muda ni Mangadop, Singkora Purnama, Samisara Purasa, Tula, Suma ni Holom, Anggara ni Holom, Boraspati ni Holom, Singkora Maraburun, Samisara Maraburun, Artia ni Angga, Suma ni Mate, Anggara ni Begu, Muda ni Mate, Boraspati ni Gok, Singkora ni Duduk, Samisara Bulan Mate, Hurung dan Ringkar.

Pada hari-hari itu terdapat tanda-tanda yang memiliki arti, yang digunakan untuk maniti ari – menetapkan hari yang pas melakukan sesuatu; melihat kecocokannya, apakah baik atau tidak baik.

Saya kurang tahu apakah Opung Doli ini termasuk “orang pintar”. Beberapa kali ada orang datang ke opung, rupanya mereka meminta diobati tungkol – sakit giginya. Tidak tahu apa yang diberikan Opung Doli resep untuk mereka, tapi ada saja yang datang. Mungkin Opung Doli bisa mengobati sakit gigi.

**

Setelah opung doli selesai memeriksa langit dan memeriksa parhalaan, kami pun berdoa. Kami bertiga, saya, Opung Doli dan Opung Boru. Opung Doli doanya panjang, saya kadang terkantuk-kantuk menunggu kata “Amin” menutup doanya. Setelah itupun saya harus mengucapkan doa “Nunga loja daginghon, naing mapitpit matakon, o Tuhanku jaga ahu, asa sonang modom ahu” begitu bunyi doa standar yang harus saya lafalkan setiap malam sebelum tidur.

Belum sempat mata ini terpejam, terdengar suara pidong sipahut - burung hantu. Rumah kami agak terpencil di kampung ini. Hanya ada dua rumah disini. Di depan rumah banyak tambak­ – kuburan yang ditumbuhi pohon-pohon besar. Kuburan itu sudah lama ada disana. Ada juga sebatang pohon besar yang konon berasal dari tungkot – tongkat Sisingamangaraja, tongkat itu ditancapkan beliau disana dan tumbuh. Yang ada sekarang merupakan tunasnya, setelah pohon pertamanya tumbang karena sudah tua. Maka kalau malam, suasananya cukup membuat takut, apalagi untuk anak kecil seperti saya.

Ketakutan saya semakin bertambah, setelah dengan tidak sengaja saya membaca sebuah buku tua dengan ejaan lama yang disimpan Opung. Di buku itu ada cerita hantu, lengkap dengan sesosok makhuk putih seram sedang mengetok-ngetok pintu.

Suara nyaring burung hantu di malam hari membuatku semakin ketakutan.

Opung Doli bergegas keluar. Di tangannya ada sepotong tanduk kerbau. Dia membakar tanduk itu sampai keluar aroma seperti rambut terbakar. Kadang Opung Doli juga menyimpan rambut Opung Boru yang rontok ketika sisiran, dan dibakar saat malam hari.

Tak perlu lama burung hantu itu akan pergi dan berhenti bernyanyi.

Saya pun bisa tidur dengan nyenyak.

--

referensi kalender batak

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun