Mohon tunggu...
Hts. S.
Hts. S. Mohon Tunggu... karyawan swasta -

"Tak bisa peluk ayahmu? Peluk saja anakmu!" Hts S., kompasianer abal-abal

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Membayangkan Onan Siborongborong Selasa Sebelum Natal

23 Desember 2014   16:38 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:38 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Coba perhatikan kalender anda, yang di meja itu.

Lihat tanggal hari ini, Selasa, 23 Desember 2014. Sehari setelah Hari Ibu, sehari lagi malam Natal.

Bayanganku jauh ke masa lampau (walau belum terlalu jauh juga) saat Selasa terakhir sebelum malam Natal. Seperti hari ini.

Ada dua hari penting di kampungku. Hari Minggu dan hari Selasa. Hari Minggu penting, karena itu hari ibadah, dimana menurut hukum taurat, manusia harus mengambil istirahat untuk beribadah. Pentingnya hari Minggu itu selalu di-warning setiap Sabtu sore pukul 6 dengan bunyi genta, lonceng gereja yang dibunyikan, mengingatkan semua penduduk yang ada di rumah dan yang masih di sawah, besok hari Minggu.

Satu hari lagi yang penting di kampungku adalah hari Selasa. Hari pasar di Onan Siborongborong. Satu hari dimana geliat ekonomi penduduk sekecamatan dan kecamatan tetangga begitu terasa. Di saat para ibu-ibu harus belanja untuk kebutuhan seminggu, ke Selasa depannya lagi. Di saat para keluarga membawa hasil pertanian ke pasar. Di saat interaksi antar penduduk begitu ramai, di Onan Siborongborong pada hari Selasa. Tak lupa, pada hari itu bisa disaksikan aksi akrobat tukang obat (racun cacing, obat sakit gigi dan sakit pinggang).

Selasa sebelum malam Natal, pasti lebih ramai. Ini deadline pengadaan baju baru dan kebutuhan lainnya untuk perayaan Natal. Terbayang ramainya balerong penjual pakaian, penjual daging dan ikan. Orang berdesakan di lorong-lorong yang sempit. Hujan di bulan Desember seringkali membuat jalanan di pasar menjadi becek. Begitulah Onan Siborongborong di akhir tahun, Selasa terakhir sebelum malam Natal.

Diantara ibu-ibu di Onan itu, ada ibuku. Beliau berdagang cabai dan bawang. Membeli dari produsen, lalu mengecernya. Profesi seperti itu disebut parrengge-rengge. Mudah-mudahan bisnis beliau hari ini lancar, laris manis. Supaya perayaan Natalnya besok malam bertambah manis juga, hehehe.

Dulu, membeli baju baru di Onan Siborongborong dengan ibuku bukanlah perkara mudah. Itu membutuhkan waktu yang cukup lama. Tawar-menawar sangat ketat, sering batal, padahal saya sudah suka dengan baju itu. Lagi pula, ibu seringkali membeli baju yang ukurannya kebesaran, katanya badan saya kan masih cepat tumbuh, supaya muat nanti. Satu-dua-tiga penjual akan lewat, sampai ketemu harga yang sesuai dengan hitungan ibu, saya harus ikut dari belakang, hehehe.

Saya tak minta dibeli baju baru lagi ya...

Selamat Natal Ibu...laris manis ya....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun