Menjelang berakhirnya tahun 2020 di awal bulan Desember ini saya membuat rencana wisata bersama keluarga. Pilihan lokasi menetapkan satu tempat yang bakal kami kunjungi berjarak kurang lebih 70 Kilometer dari tempat tinggal dan lokasi satu lagi berjarak bisa 300, 400, 500, bahkan 1000 Kilometer pulang pergi pokoknya wisata itu yang ada di pikiran kami.Â
Saya tarik kalender dan menentukan tanggal wisata jatuh pada hari Sabtu dan Minggu (12-13 Desember 2020). Â Langsung kontak penginapan untuk 3 kamar dan memilih sebuah hotel di kawasan jalan Padjajaran, Kota Bogor.
Sabtu 12 Desember 2020 akhirnya tiba kami sekeluarga pergi dari rumah pukul 11.00 WIB dengan pertimbangan jalan tol Jagorawi akan macet. Alhamdulillah setelah melewati sedikit kemacetan di persimpangan Cikunir - Jakarta Tol Jakarta Cikampek dan jelang exit tol Cibubir jalanan relatif lancar sampai keluar tol Bogor depan Teminal Bus Baranangsiang.Â
Tepat  2,5 jam perjalanan kami dari rumah sampai di lokasi tujuan sebuah Hotel di jalan padjajaran. Lantas apa rencana selama di Bogor?
Pertama, mau coba kuliner malam namun hujan membatalkan rencana jadi makan malam cukup pesan makanan lewat online.Â
Kedua, esok hari minggu setelah breakfast mulai jajal makan bakso titoti berjarak 2 Km dari hotel. Depot bakso penuh pengunjung tidak menerapkan 50% siapa-siapa yang masuk  jadi agar tetap bisa makan bakso mau tidak mau makan di luar area depot dalam kondisi darurat. Menurut saya depot bakso laris harusnya juga punya SOP misalnya gelas harus standar, dll
Selesai makan bakso lanjut ingin coba kopi di Warung Nako. Lagi2 padatnya pengunjung tdk bisa santai menikmati kopi. Yah, akhirnya hanya pesan take way.Â
Selesai menikmati kopi di dalam kendaraan kemudian berburu Macaroni panggang. Berbeda dengan Warung Kopi Nakp yang bergaya modern maka oulet Macaroni panggang adalah bangunan arsitektut baheula alias bangunan lama. Saat masuk ke toilet mala handle penutup pintu model old. Pengunjung di sini menerapkan prokes.Â
Lanjut ke Warung Kopi Nako, juga demikian pengunjung penuh mungkin akhir pekan? Namun setidaknya keinginan untuk mencicipi segelas kopi dengan take way menjadi catatan sendiri sebab bukan hal mudah mendapatkan tempat duduk di dalam warung kopi nako di tengah pagebluk ini.Â
Wisata kunjungi Bogor akhirnya sampai juga di Gerai Roti Unyil. Lagi-lagi padat pengunjung dan tak leluasa untuk memilih roti yang di sukai. Parkiran terbatas, pengunjung padat. Jangan lupa saat arah kembali ke Jakarta berkendaraan harap hati2 karena keluar parkir jalan menyempit, lampu merah dan putaran ke arah tol Bogor - Jakarta.
Catatan akhir wisata di tengah pagebluk yaitu aparat pemerintah Bogor harus terus menerus melakukan patroli, sejauh mana para usahawan menerapkan protokol kesehatan. Mungkin yang paling mencolok adalah pengaturan jumlah pengunjung yang tak boleh melewati jumlah 50%. Meski demikian dipikir-pikir itu kembali kepada pelaku usaha tanggungjawabnya...