Cuci tangan dan Thermo Gun
Jum'at siang (28/8/2020) seusai Jum'atan dan rehat sejenak. Sekitar pukul 14.00 wib aku kunjungi mall terbesar di kota Bekasi. Rawa-rawa dan sawah yang dulu orang menyebutnya tempat jin buang anak, biawak, ular, katak dan belut tiada lagi.Â
Kini telah berubah total dengan berdirinya sebuah Mall megah dan rumah apartemen mewah dengan icon jembatan layang tanpa sambungan yang melintasi double - double track Commuter line.
Mall ini lebih tepat sebagai "kloning" menyerupai sebuah Mall Kota Mandiri di kawasan Kelapa Gading Jakarta Utara. Ini kunjunganku pertama ke mall hanya untuk mendapatkan sebuah tulisan. Sejak Pemerintah menutup semua tempat belanja berkaitan dengan meluasnya Pandemik Covid-19.Â
Dari kawasan JIEP Pulo Gadung menuju Mall berjarak sejauh 20 Kilometer. Mall tutup dari kunjungan siapapun sejak masyarakat ketakutan dan pengelola Mall tak mau disalahkan apabila terjadi penularan.
Praktis mall seperti bangunan raksasa tertidur siang malam sepi, waktu malam hanya lampu di titik-titik strategis mall menyala. Kecuali petugas keamanan yang rutin melakukan patroli untuk antisipasi gangguan pencuri. Sedikit catatan Mall ini pernah dikunjungi oleh Presiden Jokowi saat "melaunching"Â persiapan new normal Beberapa bulan lalu.Â
Tulisan ini ingin mencari tahu seberapa efektif imbauan pemerintah, seberapa jauh masyarakat mematuhi peraturan walikota Bekasi tentang bahaya Covid-19. Termasuk juga pengelola mall berkaitan penerapan protokol kesehatan untuk menekan penyebaran Covid-19.Â
Saat mobil yang kukendarai masuk area gate pengambilan tiket parkir masuk untuk mengambil tiket masuk parkir tidak lagi menyentuh (button) tombol. Cukup menggunakan sensor tangan atau jemari didekatkan pada tombol biru secara otomatis tiket langsung keluar.
Tiket parkir masuk sudah di tangan pikiran langsung bereaksi parkir mau di mana nih? Parkir valet kena charge extra plus biaya keluar mall, basemen, atau di lapangan terbuka? Sambil perlahan mengemudi kuputuskan untuk memilih parkir di lapangan terbuka.
Alasan sederhana kalau di Valet aku setidaknya merogoh uang cash Rp.100.000, tapi kalau di basemen atau di lapangan parkir terbuka aku hanya bayar paling tinggi Rp. 10.000. Alasan lain tak mau parkir di valet atau basemen kata para ahli medis covid-19 mati terkena paparan sinar ultraviolet.