Dengan gegap gempita netizen memberikan komentar pujian untuk NM karena telah memberikan bantuan nyata pada RRN. Hal ini menguatkan tentang kekuasaan solidaritas perempuan sehingga meneguhkan hati RRN untuk mengambil jalur hukum guna menegakkan kebenaran bahwa dirinya mengalami KDRT.
Tidaklah mudah bagi RRN untuk melalui penindasan fisik, mental, verbal, dan pencemaran nama baik yang dilakukan oleh AF semasa menjadi suami dan mantan suami. Dengan mengunggah segala penderitaan yang diterima di instagram pribadinya, dukungan, doa, perhatian, nasehat, perhatian dari komentar-komentar netizen mengalir begitu derasnya berpihak pada RRN. Ini menjadi motor penyemangat dirinya untuk bangkit dari keterpurukan.Â
RRN terus bergerak maju dan kembali menyuarakan kebenaran dari fitnah yang ditiup oleh AF dengan solidaritas yang diberikan oleh ME dan NM dengan melakukan wawancara dengan RRN. Hal ini menggambarkan apa yang diusulkan oleh bell hooks (1984) tentang merubah persepsi kekuasaan (power). Kekuasaan akan lebih bermakna ketika persepsi kekuasaan tidak melulu diarahkan pada kemampuan mengontrol dan mendominasi yang lain.Â
Namun kekuasaan diarahkan pada kekuatan, kemampuan, keberdayaan untuk mengehentikan penindasan seksisme, termasuk di dalamnya adalah kekuasan diri menghadapi penindasan seksisme hingga kekuasaan diri mengubah diri dari keterpurukan menuju keberdayaan.Â
Dengan demikian kekuasaan perempuan (woman power) menggantikan women's powerlessness saat berhadapan dengan dominasi laki-laki. Sekaligus merupakan terjemahan konkrit tentang perjuangan perempuan dari kaum terpinggirkan menuju kaum yang diakui eksistensinya dan berpengaruh dalam masyarakat.
Â
*Suci Suryani: dosen UTM, mahasiswa pasca UNES, peneliti kajian gender