Mohon tunggu...
Suciati Lia
Suciati Lia Mohon Tunggu... Guru - Guru

Belajar mengungkapkan sebuah kata agar bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Cinta Tidak Direstui: Menghadapi Kenyataan Bertepuk Sebelah Tangan

13 Februari 2024   05:29 Diperbarui: 13 Februari 2024   06:06 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber (Foto: viva.co)

Cinta Tidak Direstui: Menghadapi Kenyataan Bertepuk Sebelah Tangan

Berbicara cinta memang indah seakan dunia milik berdua. Kekuatan cinta dapat melakukan segala hal. Rintangan yang berat sekan mudah dilakukan. Begitu cinta memiliki kekuatan yang luar biasa. Tapi manakala cinta itu tidak terbalas apa yang terjadi? Tentu dunia terasa hampa, rasa yang ada tidak mendapatkan balasan yang sama. Lalu apa yang mesti kita lakukan?

          Berbicara cinta tidak mendapat restu mengingatkan kita terhadap kasus tragis yang terjadi di Sekunder 8, tepatnya di Kecamatan Babulu. Rumah kejadian tidak begitu jauh dengan tempat tinggal orang tua. Saat mendengar kisah itu membuat hati terenyuh. Kok tega, berstatus pelajar SMK melakukan kejahatan dengan menghilangkan 5 nyawa karena cinta belum mendapat restu oleh orang tua. Sakit hati yang mendorong pelaku melakukan tindakan yang kurang prikemanusiaan. Padahal dari kejadian tersebut seharusnya kita bisa dijadikan refleksi diri bukan melakukan kejahatan dengan menghilangkan nyawa tanpa dosa.

          Cinta adalah sebuah perasaan yang bisa mendatangkan kebahagiaan tak terhingga. Cinta juga bisa menjadi sumber petaka yang begitu mendalam. Salah satu yang menjadi tantangan terberat adalah percintaan yang kita rasakan belum mendapat restu orang tua,  keluarga, atau orang yang kita sayangi. Saat itulah harapan kita bertepuk sebelah tangan. Perjalanan kita menuju kebahagiaan  begitu berat, penuh tantangan, dan juga kesedihan. Apa yang mesti kita lakukan?

          Langkah awal yang kita lakukan adalah penting bagi kita untuk memahami bahwa cinta yang tidak direstui bukanlah sesuatu yang mudah dihadapi. Perasaan cinta yang kita miliki itu tumbuh dalam hati seseorang bisa sangat kuat dan sulit untuk ditepiskan. Tapi, saat cinta tidak memperoleh dukungan dari pihak keluarga yang dianggap penting, hal itu juga mengakibatkan konflik internal yang serius.

          Lalu apa yang terjadi? Dampak salah satunya adalah perasaan kesepian dan rasa putus asa yang mendera. Seorang merasa sendiri menghadapi perjuangan mencari cinta yang diharapkan. Hal ini tentu menjadi beban yang berat yang harus dipikul olehnya. Saat orang yang kita sayangi tidak merespon atau menanggapi rasa yang kita miliki, tentu perasaan kita terasa hancur dan kehilangan arah laksanakan barang terapung mengikuti aliran air yang akan membawanya kemana tanpa kepastian tujuan yang jelas.

          Selain itu, perasaan cinta tidak mendapat restu juga dapat menyebabkan konfik dalam hubungan keluarga atau hubungan sosial. Keluarga mungkin mempunyai harapan tertentu mengenai pasangan hidup anaknya dan saat harapan tersebut belum terpenuhi tentu bisa terjadi gesekan atau ketegangan yang menyakitkan. Meskipun cinta yang belum mendapat restu dapat menjadi pengalaman yang memilukan. Penting kita ingat bahwa hal itu bukanlah akhir dari segalanya. Apa beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk menjawab tantangan perihal tersebut, di antaranya

Terima perasaan yang dimiliki

Perasaan cinta yang kita miliki adalah suci. Hal ini kita tidak bisa menyangkal meskipun kita berusaha menyembunyikan sebuah kenyataan. Tetaplah perasaan itu akan kuat seiring waktu. Namun perlu kita sadari bahwa cinta yang kita rasakan tidak selamanya harus memiliki dan kita tidak bisa memaksakan sesuatu sesuai kehendaknya. Adakalanya kita berpikir bahwa apa yang kita sukai belum tentu terbaik untuk masa depan. Oleh karena itu, cobalah kita memahami dan merangkulnya dengan bijak.

Berbicara dengan orang yang tepat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun