Mohon tunggu...
Suci Amalia
Suci Amalia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Islamic Studies Faculty UIN Syarif Hidayatullah

I'm learner

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bukan Sekarang tapi di Waktu yang Tepat

20 Juli 2022   23:09 Diperbarui: 20 Juli 2022   23:13 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bukan sekarang, tapi di waktu yang tepat

Perkenalkan, namaku adalah Suci Amalia, mahasiswi semester 6 di Fakultas Dirasat Islamiyah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Aku ingin mencurahkan isi hatiku yang sebenarnya sudah ingin kutuliskan sejak bulan lalu. Namun, karena perasaanku masih dikuasai oleh emosi yang berkecamuk, aku putuskan untuk untuk menguburnya dalam-dalam, tak ingin aku ungkit kembali. Akan tetapi, aku sadar cerita ini perlu aku abadikan sebagai pelajaran ke depannya lagi sekaligus menjadi pemacu semangat bagi siapapun yang membacanya.

Kita mulai. Bismillah.

Debat bahasa Arab menjadi ajang perlombaan yang cukup bergengsi di kalangan mahasiswa perguruan tinggi, terutama mereka yang bergelut dalam kajian bahasa Arab dan Islam. Banyak universitas seringkali mengadakan perlombaan ini melalui event tingkat nasional, seperti GRADASI yang diadakan oleh UIN Sunan Gunung jati Bandung, Festival Jazirah Arab yang diadakan oleh UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, dan Sukaarabic yang diadakan oleh UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Alhamdulillah tim debat dari Fakultasku bisa dibilang merupakan salah satu tim yang tak pernah absen juara dalam event nasional ini. Tahadduts binni'mah, aku merupakan salah satu tim mereka dan pernah diberi kesempatan meraih 14 kali kemenangan dalam lomba tersebut, tentunya dengan bimbingan teman sebaya, senior, dan juga pembina.

Tak hanya event nasional saja, debat bahasa Arab nyatanya sudah masyhur sejak dahulu di tingkat ASEAN, bahkan internasional. USIM Malaysia dan IIUM terlebih dahulu mengadakan agenda perlombaan debat bahasa Arab dan menjadi kiblat bagi universitas lainnya di Asia Tenggara. Namun, event yang paling besar adalah International Universities Arabic Debating Championship yang diadakan oleh Qatar Debate. Event ini merupakan event yang diadakan sekali dalam dua tahun dan mempertemukan sekitar 50 negara dengan total partisipan lebih dari 90 tim.

Untuk sistem keikutsertaan dalam event ini adalah dengan menggunakan seleksi nasional. Indonesia mengadakan seleksi ini pada 27-29 November 2021.Kami pun jauh-jauh hari mempersiapkan seleksi ini dengan mengadakan latihan intensif. Tim yang mendapatkan golden ticket untuk mengiktui IUADC adalah mereka yang mendapatkan juara 1 dan 2. Alhamdulillah UIN Jakarta mendapatkan posisi juara 2 pada seleksi ini dan berhak untuk berangkat ke Qatar sebagai perwakilan Indonesia. Sedangkan juara 1 diraih oleh UIN Yogyakarta.  Rasa bahagia bercampur haru mendapat kabar gembira ini.

Waktu berjalan begitu cepat, kabarnya IUADC akan diadakan di pertengahan bulan Maret 2022 di Doha, Qatar. Untuk administrasi kami melengkapi semuanya. Mulai dari pembuatan paspor, pendafataran melalui email Qatar Debate, dan pembayaran sebesar 600 ribu dolar atau sekitar 9 juta rupiah. Pendaftaran ini kami selesaikan di bulan Desember 2021.

Tak hanya persiapan administrasi, yang paling penting adalah persiapan latihan debat yang matang. Beruntungnya, tim panitia mengadakan latihan setiap minggunya melalui platform zoom meeting yang diikuti seluruh peserta IUADC dari seluruh dunia. Mereka menjelaskan teori-teori debat juga mengadakan sesi praktek debat di akhir workshop ini.

Di tengah perjalanan menuju Maret 2022, kami dikejutkan bahwa tempat pelaksanaan debat diganti. Doha, Qatar yang sebelumnya menjadi tuan rumah berubah menjadi Istanbul, Turki. Entah apa yang melatarbelakangi perpindahan ini. Desas-desus yan beredar mengatakan bahwa alasan di balik pergantian ini adalah karena Qatar sedang menyiapkan dirinya untuk menjadi tuan rumah World Cup. Ada juga yang mengatakan bahwa hal itu dikarenakan Qatar tidak membuka dirinya di masa pandemi ini, berbeda halnya dengan Turki yang sudah membuka diri sangat lebar. Apapun alasannya itu, rupanya tak menjadi pengahalang semangat para peserta. Mereka tetap antusias mengikuti workshop.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun