Mohon tunggu...
sucahyo adiswasono@PTS_team
sucahyo adiswasono@PTS_team Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Hanya Seorang Bakul Es, Pegiat Komunitas Penegak Tatanan Seimbang. Call Center: 0856 172 7474

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Akademisi, Praktisi dan Terasi di Suatu Negeri

20 Februari 2024   07:12 Diperbarui: 21 Februari 2024   06:23 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: pixabay.com

Syahdan, satu ketika di kala mana, tersebutlah satu negeri di atas angin, bernama negeri Antah Berantah. Merasa di atas angin, karena sudah jumawa terhadap rakyatnya maupun kepada negeri manca, bila negerinya paling aman dan nyaman, adil sejahtera di atas segalanya. Benar-benar sudah merasa di atas angin, dan bukan masuk angin!

Begitulah narasi retoris terhadap negeri Antah Berantah ini, yang selalu disuarakan di pelbagai media lokal, regional, nasional, maupun media internasional, serta media sosial.

Tersebut pula, satu adagium bahwa "Bila suatu bangsa mau menjadi berkuasa atas bangsa lainnya, maka berposisilah pada suatu ketinggian. Yakni, kuasailah ilmu dan teknologi setinggi-tingginya!"

Begitulah bunyi dalil  yang dinukil menjadi adagium tersebut. Dan, parahnya, alih-alih soal penguasaan ilmu pengetahuan atau sains dan teknologi, pada ujung fakta realitanya adalah bukanlah sains dan teknologi yang nampak tinggi dikuasai. Sebaliknya, sang Antah Berantah ini, justru hanya sebagai negeri bersikap tinggi hati ketimbang menguasai sains dan teknologi tinggi. Ambyar bin buyar imej yang dibangun oleh para elit petinggi negeri itu dalam meng-opini publik  agar diamini. Amit-amit jabang bayilah jadinya ... 

Be-te-we, kata istilah di jaman milenial sekarang ini, apa sih sebenarnya yang dinamakan ilmu pengetahuan atau sains itu? Dalam kamus umum bahasa negeri Antah Berantah disebutkan, leksikal dari sains adalah: pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu di bidang (pengetahuan) itu; pengetahuan atau kepandaian (tentang soal duniawi, akhirat, lahir, batin, dan sebagainya).

Begitulah makna leksikalnya, yang tentu akan menjadi beda manakala masuk ke dalam makna gramatikal dan kontekstualnya.

Sedangkan menurut kamus bangsa Negeri Manca, yakni negeri Linggis adalah sebagai berikut: "The organized body of principles supported by the facts". Menurut kamus negeri bangsa Gurun Padang Pasir yang lebih beken disebut Timur-Tengah Tidak Barat, disebutkan bahwa "Al ilmun nurun fii-alqalbi". Yang maksudnya adalah, bahwa ilmu itu adalah pancaran dari dalam hati atau jiwa.

Nah, mari dirinci secara detil agar menjadi gamblang, simpel nan sederhana, agar dapat dimengerti dan dipahami oleh umum atau awam, tanpa harus berkutat di kubangan istilah yang ndakik-ndakik yang hanya menjadi konsumsi para elit, yang sudah mapan, dan yang bertengger hidup di puncak menara gading, ibaratnya. 

Jikalau ilmu lebih berkonotasi pada persoalan objektif-universal ilmiah berdasarkan kenyataan alam yang apa adanya, maka setidak-tidaknya memuat syarat keilmuannya. Yakni, metodologi, sistematika, analitika, objektif, dan universal.

Artinya, disebut ilmu yang ilmiah, adalah apabila terjadi klopnya antara gagasan/ide dengan kenyataan, yang berarti terbukti dan dapat dibuktikan. Klop! Pas susunya, dan pas kopinya, bahasa gaulnya ... 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun