Mohon tunggu...
Subki RAZ
Subki RAZ Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Seorang Blogger yang sehari-hari ngajar anak bangsa menjadi anak yang cinta fisika dan teknologi . Teknologi yang membawa manfaat bukan mudarat. Cerita sekolahnya mirip Laskar Pelangi. Sekolah dari NOL hingga melek internet. Senang menyimak berita Politik, pendidikan, dan teknologi. \r\n\r\nblog: www.subkioke.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Bingkisan dari Kompasiana

20 Juni 2012   09:52 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:45 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13401858121209122276

[caption id="attachment_195975" align="aligncenter" width="534" caption="bingkisan dari Kompasiana (dok. pribadi)"][/caption]

Ketika sedang asyik duduk-duduk santai di ruang keluarga, tiba-tiba HP saya berdering. Saya lihat rupanya ada panggilan dengan nomor baru dari seseorang yang belum masuk dalam List Number di HP. Segera saya tekan tombol “Jawab panggilan”. “Halo, ini nomornya pak Subki RAZ ya?, saya dari TIKI JNE pak, ini ada kiriman dari KOMPAS. Alamat bapak persisnya di sebelah mana ya?” Demikian suara dari pemanggil itu. Lantas dengan perasaan senang saya jawab, “ya betul pak, gang rumah saya di depan FIF, nanti dah saya ke sana ambil pak”.

Saya langsung bisa menerka, sepertinya ini adalah hadiah menarik berupa bingkisan dari KOMPAS sebagaimana diumumkan pada Pengumuman Pemenang di Kompasiana.com dalam rangka Lomba Women Fiesta. Dengan perasaan gembira, saya cepat-cepat keluar rumah untuk menemui kurir kiriman dari TIKI JNE itu. Terima kasih buat admin kompasiana (?) pak Dieki, yang meminta saya mengirimkan alalamt rumah setelah konfirmasi account kompasiana sebagai VERIFIED.

Ya, tulisan saya yang berjudul “2 ibu 1 cinta” terpilih sebagai salah satu tulisan terfavorit di ajang lomba women fiesta. Apa sih lomba women fiesta itu? Women fiesta ini diadakan oleh www.kompas.com dan www.kompasiana.com sebagai penghargaan atas kiprah wanita yang begitu menginspirasi dalam kehidupan di sekitar kita. Saya menulis tentang kehidupan wanita yang tidak lain adalah ibu saya sendiri yang sangat berjasa dalam hidup saya.

Dengan senang hati saya buka bingkisan itu dan saya ceritakan kepada istri prihal hadiah ini. Sebelumnya, istri tidak pernah saya beritahu soal tulisan saya di kompasiana. Maksud saya sengaja mau bikin berita kejutan.

Ternyata bingkisannya lumayan menarik juga. Ini isinya:

  • Payung cantik berwarna pink bertuliskan “Women Fiesta”
  • Baju kaos tebal bertuliskan “Kompas”
  • Botol minuman cantik yang dilengkapi kompas asli di penutupnya
  • Dompet manis bertuliskan “women fiesta”
  • Majalah wanita indonesia “SEKAR”

Makna hadiah

Bingkisan menarik itu, terus terang saja membuat semangat saya untuk menulis semangit terpompa. Ternyata, dari sebuah tulisan yang sederhana bisa mendapatkan penghargaan dari orang lain. Apalagi kalau hadiahnya gede ya? Pastilah semangat penulis akan melambung. Saya memang iri hati (maksudnya iri yang baik lho) kepada para penulis hebat yang ternyata sudah terkenal dan tentu saja secara finansial sudah bisa dibilang kaya. Sebut saja, bapak Johan Wahyudi, beliau banyak menulis tips menulis di kompasiana ini. Diantara tulisan beliau yang memberi inspirasi adalah “Menulis bisa bikin kaya”, “Penulis itu relatif kaya”, dan judul lainnya. Tentu maksud beliau adalah kaya dalam arti yang luas, bisa kaya secara materi, kaya hati, kaya pikiran, kaya teman, kaya analisis, dan mungkin kaya yang lain. Dan ternyata benar, dari royalti menulis yang beliau dapatkan sebagaimana pernah ditulis di Kompasiana ini, beliau telah menikmati hidup yang “berkecukupan”. Malahan royalti menulis beliau lebih besar dari gaji PNS beliau. Dari menulis, beliau bisa memiliki mobil, tanah, ruko, dll.

Saya jadi teringat pepatah Arab, “jika mau saling menyayangi, berikanlah hadiah kepada temanmu”. Bingkisan dari Kompas itu juga menambah semangat saya menulis di Kompasiana ini. Mudah-mudahan, bingkisan itu bisa menambah energi kinetik saya dalam menulis, dan menjadi peluru motivasi untuk menghasilkan karya-karyaa yang hingga hari ini masih “menjadi mimpi”. Marilah kita budayakan semangat membaca dan menulis. Ada baiknya kita patri dalam hati pesannya Om Jay (Wijaya Kusumah, blogger berprestasi), “Menulislah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi”.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun