Mohon tunggu...
wacana_rakyat
wacana_rakyat Mohon Tunggu... Lainnya - Belajar
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Belajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kenali Mas Soetardjo, Pencetus Petisi Menuju Indonesia Merdeka

15 Juli 2022   09:18 Diperbarui: 15 Juli 2022   09:23 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mas Sutardjo Kertohardjokusumo (1892-1976) (tangkap layar Kemendikbud Dirjen Kebudayan Museum Perumusan Naskah Proklamasi)

"Orang yang tidak belajar dari sejarah dikutuk untuk mengulanginya," George Santayana (Filsuf Spanyol)

Sebentar lagi kita akan memperingati hari lahirnya kemerdekaan Indonesia yang ke-77 tepatnya 17 Agustus 2022. Hari Ulang Tahun (HUT) RI yang ke-77 nanti tentu harus menjadi momentum bagi bangsa Indonesia untuk merefleksikan kembali nilai-nilai Pancasila dan semangat persatuan Bhineka Tunggal Ika. Selain itu, HUT RI juga harus jadi momen untuk meneguhkan kembali apa yang menjadi cita-cita perjuangan para tokoh kemerdekaan Indonesia dalam Undang-Undang Dasar 1945.

          Membahas soal tokoh kemerdekaan Indonesia tentu tidaklah sedikit jumlahnya, masing-masing dari mereka memiliki peran dan caranya sendiri dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Ada yang bergrilya dan ada pula yang menempuh jalan diplomasi. Tokoh yang kita kenal selama ini mungkin hanya Soekarno, Mohamad Hatta, Sutan Sjahrir, Tan Malaka dan tokoh-tokoh lainnya yang familiar. Padahal, diantara tokoh-tokoh kemerdekaan tersebut, masih banyak tokoh yang tidak kalah besar jasa perjuangannya.

          Jasa dan peranan tokoh ini sangat perlu diungkapkan kembali dalam bentuk tulisan, bukan ide-ide dan gagasan saja tetapi juga perilaku para tokoh dapat kita jadikan tauladan, terutama dari semangat, keberanian dan kepeduliannya terhadap rakyat. Ketauladanan dan perjuangan para tokoh juga menjadi salah satu unsur untuk membentuk masyarakat yang berkarakter (Caracter Building).

          Salah satu tokoh yang saya maksudkan disini adalah bernama Mas Sutardjo. Pasalnya, tokoh yang satu ini memiliki andil yang cukup besar dalam memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia pada masanya. Tokoh yang memiliki nama lengkap Mas Sutardjo Kertohardjokusumo ini lahir di Blora pada 22 Oktober 1892 dan ia meninggal pada 20 Desember 1976. Mas Sutardjo ini dikenal sebagai seorang pencetus Petisi Menuju Indonesia Merdeka.

          Mengutip dari sebuah buku berjudul Soetardjo Kertohardjokusumo Pencetus Petisi Menuju Indonesia Merdeka (2015), mula-mula ia mengenyam pendidikan formal di ELS (Europeesche Lagere School). Setelah lulus, kemudian ia melanjutkan ke STOVIA (Opelding School Voor Inlandsche Ambtenaar), sebuah sekolah yang khusus mendidik para calon pegawai pamong praja. Di sinilah ia mulai berkenalan dengan dunia pergerakan dan organisasi.

          Soetardjo merupakan tokoh nasional yaitu dari anggota Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP). Ia adalah penggagas Petisi Soetardjo. Petisi ini diajukan pada 15 Juli 1936, kepada Ratu Wilhelmina serta Staten General (parlemen) Belanda. Petisi diajukan karena ketidakpuasan rakyat terhadap kebijakan politik Gubernur Jendral De Jonge saat itu. Selain itu, ia pernah menjabat juga sebagai Ketua DPA.

          Membahas Soetardjo yang dikenal dengan Petisi Soetardjo-nya yang mengguncang Hindia Belanda pada 16 Juli 1936 tidak bisa dilepas dari perananya di bidang olahraga. Di setiap wilayah yang dipimpinnya, hanya dua bidang yang selalu ada dalam kebijakan yang diberlakukan oleh Soetardjo, yakni bidang pendidikan dan olahraga, utamanya sepakbola.

            Soetardjo beranggapan bahwa melalui olahraga terdapat dua hal sekaligus yang dapat dibangun dalam masyarakat yaitu jiwa dan raga yang sehat dan kuat. Menurutnya, hal inilah yang bisa membuat suatu desa dapat maju berkembang melalui pembangunan manusianya terlebih dahulu. Bahkan, karena kecintaanya dengan desa membuat Soetardjo mengatur jadwal untuk pulang seminggu sekali agar tidak terlepas dari lingkungan yang ia cintai. Soetardjo juga banyak bergaul dengan semua kalangan tanpa membeda-bedakan. ***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun