Mohon tunggu...
wacana_rakyat
wacana_rakyat Mohon Tunggu... Lainnya - Belajar
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Belajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dua Jenis Pikiran Kita

12 Juli 2022   23:09 Diperbarui: 12 Juli 2022   23:11 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi/pixabay.com


Oleh: Suardi

Terdapat dua jenis pikiran kita, seperti apa yang diungkapkan Daniel Goleman dalam bukunya berjudul "Emotional Intelligence". Untuk memahami dua jenis pikiran itu, saya akan mencontohkan dengan kehidupan nyata yang mungkin pernah kita alami sendiri.

Seorang sahabat saya yang baru saja putus dengan kekasihanya menceritakan kepada saya. Ia menjalani hubungan dengan pacarnya itu hampir tujuh tahun. Tentu bukan waktu yang sebentar, tapi disaat ia sedang berjuang untuk menikahinya, pacarnya tersebut malah menikah dengan orang lain.

Perasaannya mungkin hancur, tapi setelah beberapa hari kemudian saya bertemu dengan dia dan ngobrol di sebuah kafe. Ia mengatakan dengan sedikit menyembunyikan kesedihannya. Ia mencoba menunjukan gengsi seolah setelah putus dengan kekasihnya itu ia merasa baik-baik saja.

Tetapi yang namanya perasaan tetap tidak bisa dibohongi, terlebih seorang cowok yang terkadang susah untuk menceritakan kesedihannya kepada temannya sendiri. Ya, begitulah laki-laki, berbeda dengan wanita yang lebih terbuka dibandingkan dengan laki-laki.

Laki-laki memang pantang bercerita hal yang menyedihkan karena khawatir disebut lebay. Namun dibalik itu ketauhilah bahwa sebetulnya hatinya sangatlah sedih. Dia sebetulnya sangat sedih, itu terlihat dari matanya yang berkaca-kaca. Ya, saat ia sedih mungkin saja terlewat dan tak teramati.

Tetapi pemahaman yang penuh empati yang menyadari bahwa bila mata seseorang berkaca-kaca berarti ia sedang sedih meskipun kata-katanya menyangkal merupakan tindak pemahaman yang sama persis dengan perilaku menyerap makna yang terkandung dalam kata-kata yang tersurat. Yang satu merupakan tindakan pikiran emosional, yang lain merupakan tindakan pikiran rasional.

Dalam artian yang sesungguhnya, kita memiliki dua pikiran, satu yang berpikir dan satu yang merasa. Kedua pemahaman yang secara fundamental berbeda ini bersifat saling mempengaruhi dalam membentuk kehidupan mental manusia.

Pertama, pikiran rasional, adalah model pemahaman yang lazimnya kita sadari: lebih menonjol kesadarannya, bijaksana, mampu bertindak hati-hati dan merefleksi. Tetapi bersamaan dengan itu ada sistem pemahaman lain yang impulsif dan berpengaruh besar, bila kadang-kadang tidak logis yaitu pikiran emosional.

Dikotomi emosional/rasional kurang lebih sama dengan istilah awam antara "hati" dan "kepala", mengetahui sesuatu itu benar "di dalam hati kita" merupakan tingkat keyakinan yang berbeda yang entah bagaimana merupakan kepastian yang lebih mendalam daripada menganggapnya benar dengan menggunakan akal kita.

Kedua pikiran tersebut, yang emosional dan yang rasional, menurut Goleman, pada umumnya bekerja dalam keselarasan yang erat, saling melengkapi cara-cara mereka yang amt berbeda dalam mencapai pemahaman guna mengarahkan kita menjalani kehidupan duniawi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun