Si buah hati yang banyak ulah bisa membuat orang tua lelah sehingga membuatnya mudah sekali marah. Pada saat itu, orang tua biasanya melampiaskan kemarahananya kepada anak dengan berkata kasar, memukul, dan sebagainya.
Tentu, tindakan tidak baik ini jangan dibiasakan ya ayah bunda. Sebab, hal itu akan membekas bahkan ditiru oleh si kecil kelak saat mereka besar. Lantas, apa yang perlu dilakukan saat orang tua sedang emosi kepada anak?
Pengguna instagram bernama @yamaibrahim.id memberikan trik kepada orang tua saat emosi kepada anaknya. "Well ini ada 3 trik ala yama," tuturnya. Dengan tiga trik inilah, emosi orang tua tetap bisa disalurkan namun si anak tidak akan merasa diintimidasi. Seperti apa trik tersebut? Berikut ulasannya!
1. Berperan menjadi monster pemakan segala
Trik pertama saat orang tua sedang emosi kepada si kecil ialah salurkan emosi ayah bunda dengan cara yang menyenangkan bagi si kecil. Caranya ialah dengan berperan menjadi monster-monsteran yang sedang lapar dan ingin memakan segalanya. "Huwaaa aku sedang kesal, aku marah. Aku berubah menjadi monster yang lapar. Siapa yang ingin dimakan monster?" Kemudian, orang tua sambil main kejar-kejaran dengan si kecil lalu tangkap mereka. Selanjutnya, peluk mereka sambil 'makan' pipi, tangan, dan kaki mereka.
2. Berperan menjadi orang tua yang kehilangan anaknya
Orang tua juga perlu menyadari bahwa terkadang si kecil berulah dengan tujuan hanya untuk mencari perhatian kita. Ketika terjadi demikian, orang tua jangan terbawa emosi, abaikan saja yang dilakukan si kecil.
Selanjutnya, orang tua berperan sedih seolah-olah kehilangan anaknya. "Hiks... hiks.... hiks... dimana ya anak umi/abi yang baik hati dan tidak suka marah? Apakah anaknya umi/abi ketinggalan di mushola ya. Kasihan, anaknya umi/abi sendirian di sana!" Kemudian, orang tua berperan seolah-olah mencari anaknya yang hilang.
3. Berperan seperti yang dilakukan si anak
Saat si kecil menangis karena permintaannya tidak dituruti, misalkan ingin beli es krim, orang tua bisa menirukan tangisan si kecil sambil memberikan penjelasan seperti berkata-kata sendirian. "Huwaaa... huwaaa... umi/abi juga mau beli es krim tapi tidak bisa sekarang. Huhuhu... umi/abi harus bersabar, nanti baru beli es krimnya." Ulangi terus kata-kata penjelasan itu sampai si kecil paham bahwa dia bukannya tidak diizinkan tapi diminta untuk bersabar.