Masa pandemi menjadi keadaan yang absurd untuk banyak kalangan. Terlebih saat pemerintah memberlakukan aturan PPKM Darurat, berbagai profesi menerima dampaknya.Â
Pegawai kantoran, pelaku UMKM, sampai pengemudi ojek online memiliki kekhawatiran yang sama: apakah masih bisa bertahan?
Dari kekhawatiran kolektif tersebut, kami menaruh perhatian kepada anak muda, terutama anak muda usia Millennial dan Gen Z. Sebelum masa pandemi mereka lekat dengan label hedonisme. Namun bagaimana dengan saat ini?
Kami menemukan fakta menarik terkait strategi anak muda untuk bisa bertahan di masa pandemi. Mereka melihat, menganalisis, dan mempertimbangkan segala kemungkinan yang bisa terjadi pada dirinya.Â
Mereka jadi cerdas dalam mengelola keuangan karena ada rasa takut bahwa suatu saat nanti mereka akan kehilangan pekerjaan atau tabungan yang dimiliki.
Pada dasarnya, saat masa PPKM, anak muda memprioritaskan tiga hal:Â
1. Mempersiapkan Dana Darurat
Karena keadaan  belum bisa ditebak, anak muda memerlukan ‘sekoci’ untuk menyelamatkan dirinya jika terjadi kemungkinan paling buruk. Seperti kehilangan pekerjaan, penghasilan, sampai usaha dagangnya gulung tikar.
2. Disiplin Dengan Anggaran Keuangan
Mereka tidak lagi ceroboh dalam menghabiskan penghasilannya. Ada kalkulasi yang harus dilakukan sehingga mereka tahu mereka bisa bertahan di keadaan seperti ini. Satu hal yang penting, mereka disiplin dalam menerapkan anggaran keuangannya.
3. Cari Penghasilan Tambahan
Pandemi dan PPKM Darurat ini membuat mereka harus memperbesar kemungkinan untuk bisa terus bertahan. Oleh karena itu, anak muda mulai mengasah kemampuan lain yang ada di dalam dirinya untuk bisa mendapatkan penghasilan tambahan.
Dari tiga hal yang mereka prioritaskan untuk menghadapi masa pandemi dan PPKM Darurat ini, ada temuan lainnya yang cukup mengejutkan.