Mohon tunggu...
Adolf Nugroho
Adolf Nugroho Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Dilahirkan di Kota Gudeg Jogjakarta. Seorang pendidik, trainer, penulis di majalah SDM dan psikologi. 2,6 tahun mengabdikan diri di bidang pendidikan di Papua

Selanjutnya

Tutup

Trip

Melihat Sisa Kejayaan Kesultanan Banten

23 September 2018   10:44 Diperbarui: 23 September 2018   11:21 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Melihat sisa Kejayaan Kesultanan Banten

Adalah keraton Surosowan dan Kaibon yang sempat saya datangi ketika berkunjung ke kawasan Banten lama. Sebuah keraton yang menyisakan betapa Kesultanan Banten pernah menjadi sebuah negara yang penting dalam perniagaannya saat itu. 

Saat ini, kejayaan itu memang sudah purna, namun keraton dan beberapa situs lain menjadi saksi bisu perjalanan Kesultanan Banten yang pada awalnya menjadi bagian Kesultanan Demak.

dok.pribadi
dok.pribadi
Tempat pertama, yang saya datangi adalah Keraton Kaibon, terletak di Kawasan Banten lama kelurahan Kasunyatan. Keraton yang dibangun pada tahun 1815 khusus dibangun untuk Ratu Aisyah yang adalah Ibunda Sultan. 

Keraton ini dibangun ditanah seluas 4 hektar dan dibangun menggunakan batu bata yang terbuat dari pasir dan kapur. Keraton yang dibagian depannya ada kanal ini berfungsi sebagai media transportasi menuju keraton surosowan yang berada di bagian utara. 

Dalam catatan sejarah keraton ini dihancurkan pada tahun 1832 oleh Gubernur VOC saat itu yaitu Jendral Daendles dikarenakan  Sultan Syaifudin menolak dengan keras pemerintaan untuk meneruskan membangun Jalan raya anyer panarukan. 

Bahkan utusan sang jendral pun dipenggal kepalanya. Keraton ini pun hancur lebur dan menyisakan tembok tembok kokoh yang bisa kita nikmati saat ini.

dok.pribadi
dok.pribadi
Di bagian utara, keraton kaibon terdapat keraton surosowan yang merupakan tempat sang sultan dalam menjalankan pemerintahannya. Nasib yang sama juga dialami keraton surosowan yang dihancurkan oleh Belanda. Walaupun berupa reruntuhan, namun keraton ini meninggalkan beberapa sisa ruang yang bisa kita nikmati sekarang, seperti kolam, Bale kambang, dapur, sumur juga gerbang pintu masuk. Kini, bangunan keraton hanya meninggalkan cerita dibalik gemilang kejayaan yang pernah mewarnai perjalanan Kesultanan ini.

dok.pribadi
dok.pribadi
Kedua tempat ini masuk dalam cagar budaya yang dilindungi oleh pemerintah sebagai asset kekayaan berupa sejarah Banten. Banyak pengunjung yang datang untuk melihat dan berimajinasi menikmati masa keemasan saat itu. 

Termasuk saya, berimajinasi membuat kita semakin menghargai nilai dan kandungan sejarah dibalik reruntuhan. Itu semua bertujuan untuk menguji seberapa besar kepedulian kita terhadap sejarah bangsa.

dok.pribadi
dok.pribadi
dok.pribadi
dok.pribadi
dok.pribadi
dok.pribadi
dok.pribadi
dok.pribadi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun