Hal yang menjadi kemajuan atau perkembangan dari trofi ini adalah adanya peraturan baru yang mengatakan bahwa trofi Piala Dunia yang asli tidak dibawa pulang oleh Negara pemenang, melainkan disimpan di FIFA museum, Zurich, Swiss. Jadi, trofi yang dibawa pulang oleh negara pemenang hanyalah sebuah replika Piala Dunia.
Reprogresif
Dalam catatan sejarah trofi Piala Dunia pernah mengalami kehilangan sebanyak 2 kali. Yang pertama pada tahun 1966 trofi Jules Rimet dicuri ketika dipamerkan sebagai bagian dari persiapan menuju Piala Dunia di Inggris.Â
Piala itu kemudian ditemukan terkubur di bawah sebuah pohon oleh seekor anjing bernama Pickles. Kedua, trofi Piala Dunia kembali hilang di Rio de Janeiro, Brazil pada tahun 1983, setelah Brazil berhasil memenagkan trofi Jules Rimet sebanyak 3 kali.Â
Jadi, untuk mencegah hilangnya trofi Piala Dunia yang asli, maka ketika negara yang menjadi pemenang Piala Dunia akan mendapatkan replikanya saja.
Refleksi Filosofis
Piala Dunia merupakan ajang empat tahunan dalam dunia sepakbola. Semua negara berpeluang mengambil bagian dalam kancah internasional ini.Â
Salah satu hal yang membuat ajang ini menjadi menarik adalah trofi yang diperebutkan. Setiap negara yang berhasil memenagkan Piala Dunia, nama negaranya akan diukir di bagian bawah trofi tersebut.Â
Hal ini mengajarkan suatu sikap atau mentalitas perjuangan. Setiap negara berjuang mati-matian agar dapat menjadi juara dunia dan diakui oleh dunia juga. Hal positif yang dapat diambil adalah sikap sportifitas antar negara.
Trofi Piala Dunia, dalam sejarahnya, pernah mengalami masa kelam. Di mana trofi ini pernah dicuri lalu ditemukan, tetapi ada juga yang sampai sekarang tidak pernah ditemukan lagi.Â
Piala Dunia melewati masa- masa Perang Dunia II, yang berarti perseturuan antar negara-negara dunia sangat kuat. Tetapi setelah melewati PD II itu, sepakbola kembali menyatukan.Â