Mohon tunggu...
Stevani Dewi
Stevani Dewi Mohon Tunggu... -

Menjadi yang lebih baik, terus berusaha dan berdoa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pacaran? Tidak Harus dengan Kekerasan!

26 Oktober 2014   18:25 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:41 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Saya Stevani Dewi ingin menganalisa dari sebuah film kisah nyata yang berjudul

“Kekerasan Dalam Pacaran”

Film ini di angkat dari kisah nyata korban kekerasan dalam pacaran. Korban ini bernama Melati mahasiswa semester 5 di salah satu universitas di jakarta. Selain kuliah melati juga bekerja di training center. Melati kerja bukanlah karena untuk mencari uang tapi karena merasa bosan, kesepian dan gak betah di rumah lantaran orang tua serta kakaknya sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing. Melati mempunyai seorang pacar bernama Jaka, mereka sudah pacaran selama 2 tahun. Melati mengenal Jaka dari sahabatnya. Pada awalnya melati merasa senang dan menganggap jaka akan sangat mencintainya tapi setelah sekian lama berpacaranmelati pun akhirnya menyadari bahwa jaka bukanlah seperti apa yang melati nilai lantaran jaka sering memarahinya bahkan memukulnya ketika melati tidak memenuhi keinginan jaka. Bahkan jaka sampai menampar melati jika kemarahan nya sudah mulai memuncak. Sifat jaka seperti itu karena jaka sering melihat orang tuanya bertengkar, ayahnya sering memaki-maki ibunya bahkan sampai tega menampar ibunya.

Selain menyakiti hati dan fisik melati, jaka juga sering melakukan kekerasan ekonomi. Suatu ketika jaka menunjukan handpone keluaran terbaru dengan harga yang terbilang cukup mahal milik temannya yang bernama Adit. Handphone itu di jual ke jaka dengan harga 5 juta, jaka langsung meminta pacarnya melati untuk membayar handphonetersebut. Pada awalnya melati menolak untuk membelikannya karena harganya yang tidak murah dan jaka langsung marah. Karena melati tidak ingin melihat kekasihnya marah melati bersedia membelikan handphone itu untuk jaka.

Pada saat makan di sebuah mall atau di kantin kampus jaka tidak pernah mengeluarkan uang sepersen pun selalu saya melati yang membayarnya. Makanan yang di selalu di pesan jaka pun terbilang cukup mahal, melati tidak pernah menolak karena melati takut kalau jaka akan marah di depan umum.

Jaka juga selalu melarang melati untuk berhubungan dengan teman prianya bahkan dengan sahabatnya sendiri yaitu Bimo. Suatu ketika melati sudah tidak tahan dengan prilaku yang di lakukan oleh jaka, dan ingin mencurahkan isi hatinya kepada bimo tapi sialnya melati sudah ada janji dengan jaka. Jaka pun mengetahuinya dan langsung marah besar. Melati sudah tidak tahan lagi atas perilaku jaka yang suka memarahinya, akhirnya melalti melakukan segala cara agar melati bisa mencurahkan isi hatinya kepada bimo. Akhirnya keinginan melati kesampean, melati berhasil bertemu bimo dan mencurahkan semua isi hatinya tentang semua perlakuan jaka terhadap dirinya. Bimo menyarankan untuk putus dengan jaka dan menjauhinya dan melati pun akhirnya bisa terlepas dari semua kelakuan kasar jaka.

Untuk mengisi kesendirian nya melati melakukan banyak kegiatan, seperti menghabiskan waktu bersama teman-temannya dan melakukan kegian yang lebih positif lagi. J

Menurut saya penyebab tingginya kekerasan dalam pacaran terjadi akibat banyaknya perempuan yang tidak paham dalam suatu hubungan. Oleh sebab itu mereka kerap tidak menyadari mesti telah menjadi korban kekerasan oleh pacar mereka, dalam kasus ini Melati menjadi korban kekerasan. Sebab di usia itu, gairah si pelaku sedang meningkat dan dapat mendorong si pelaku yaitu jaka untuk mengartikan kasih sayang ke hal yang salah. Pembiaran hubungan yang tidak sehat, bahkan sampai melakukan tindak kekerasan, dapat menimbulkan resiko fatal. Kekerasan yang dilakukan jaka ke Melati karena jaka sering melihat orang tua bertengkar. Ayannya sering memarahi bahkan menampar ibunya.

Kekerasan fisik adalah jenis yang paling nyata yang dilakukan oleh jaka terhadap melati. Bentuknya yaitu: memukul, menampar, dan tindakan lain yang melukai secara fisik. Jaka juga mempunyai sifat yang emosional, ia melarang melati untuk tidak berhubungan dengan teman prianya bahkan sahabatnya yaitu Bimo.

Jaka memiliki kekerasan finalsial melibatkan keuangan yang memaksa melati untuk membelikan sebuah handphone yang tidak mahal harganya, bahkan jaka selalu memakan makanan yang terbilang cukup mahal.

Salah satu yang bisa membatasi terjadinya dating violance adalah dengan cara pengutan pengetahuan dan pengalaman agama. Agama mempunyai peranan pentinguntuk mengendalikan seseorang dari hal-hal yang bertentangan dengan ajarannya. Agama secara esensial memberikan aturan baik yang berupa cara berhubungan vertikal maupun horizontal. Kasih sayang orang tua juga bisa membuat si anak tidak melakukan hal-hal yang tidak di inginkan, atau melakukan hal yang negatif.

“Sekian cerita yang saya analisa, kurang lebihnya mohon maaf. Terimakasih” J


Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun