Mohon tunggu...
Stephen G. Walangare
Stephen G. Walangare Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kunang-kunang kebenaran di langit malam.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dosa yang Tak Terampuni

8 Agustus 2018   00:33 Diperbarui: 8 Agustus 2018   01:29 842
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perkataan Yesus mengenai penghujatan terhadap Roh Kudus sebagai dosa yang tidak terampuni menimbulkan banyak pertanyaan. Apa arti menghujat Roh Kudus? Mengapa hanya penghujatan kepada Roh Kudus yang tidak diampuni, sedangkan penghujatan kepada Anak Manusia masih dapat diampuni? Bagaimana kita tahu bahwa seseorang sudah menghujat Roh Kudus? Pertanyaan-pertanyaan ini bagi sebagian orang hanyalah pertanyaan teologis biasa yang membutuhkan penjelasan meyakinkan dari Alkitab. Namun bagi sebagian lainnya, pertanyaan-pertanyaan ini merupakan pergumulan praktis yang menyesakkan. Beberapa orang merasa bahwa mereka pernah menghujat Roh Kudus sehingga mereka kehilangan harapan atas pengampunan Allah. Walaupun mereka tetap terlibat dalam disiplin rohani dan pelayanan, dalam lubuk hati mereka terdapat sebuah keraguan dan keputusasaan.

Jadi, apakah arti menghujat Roh Kudus? Untuk diketahui, menghujat Roh Kudus bukan hanya terjadi satu kali. Menghujat Roh Kudus terjadi bukan kepada orang-orang yang belum pernah mendengar tentang Injil Yesus Kristus, tetapi terjadi pada orang yang sudah mendengar tentang Injil Yesus Kristus, dan berkali-kali secara sengaja menolak Dia. Jika kita memahami arti dosa ini, kita akan mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan lain yang terkait. Sebelumnya, mari kita melihat dahulu keseriusan dari dosa ini dalam Matius 12:22-37.

Suatu kali, ada seorang pendeta yang sedang seminar di suatu tempat. Setelah seminar selesai, dia menuju ke lapangan parkir untuk masuk ke mobilnya. Ternyata saat itu ada seorang anak muda yang mengejar dia sambil menangis dan berkata, "Aku tampaknya masuk neraka. Aku sudah menghujat Roh Kudus. Percuma aku jadi orang Kristen. Aku tetap tidak akan diampuni Tuhan. Aku tetap akan dibinasakan oleh Tuhan." Lalu pendeta itu berkata, "Kalau kamu khawatir dan sungguh-sungguh mau mencari tahu apakah kamu sudah menghujat Roh Kudus atau tidak, maka berita baiknya adalah kamu belum menghujat Roh Kudus." Dengan kata lain, kalau kita secara sungguh-sungguh mencari tahu dan kita sungguh-sungguh khawatir apakah kita telah melakukan dosa ini atau tidak, maka kabar baik untuk kita adalah kita belum menghujat Roh Kudus. Orang yang sudah melakukannya tidak akan pernah khawatir dengan dosa ini.

Saya akan membahas penghujatan terhadap Roh Kudus sesuai dengan pertanyaan-pertanyaan tadi. Pertama-tama saya akan menjelaskan betapa seriusnya dosa ini. Kekhususan dari dosa menghujat Roh Kudus dapat diketahui dari dua cara. Pertama, kita bisa melihat dari kontras antara dosa ini dengan dosa-dosa yang lain. Matius 12:31-32 secara eksplisit membandingkan semua dosa dan hujat (dapat diampuni) dengan menghujat Roh Kudus (tidak dapat diampuni). Selanjutnya, ada kontras antara menghujat Anak Manusia (dapat diampuni) dengan hujat terhadap Roh Kudus (tidak dapat diampuni). Dengan kata lain, tersedia pengampunan bagi segala dosa kita (termasuk menghujat Anak Manusia), kecuali menghujat Roh Kudus. Dari perbandingan ini terlihat jelas bahwa menghujat Roh Kudus adalah dosa yang sangat spesial dan sangat serius sekali. Sekali orang melakukannya, maka tidak akan ada pengampunan untuk orang itu.

Kedua, cara lain untuk mengetahui kekhususan dosa ini adalah dengan melihat konsekuensinya. Sesudah menyatakan bahwa dosa menghujat Roh tidak dapat diampuni, Yesus menambahkan: "di dunia ini tidak, dan di dunia yang akan datang pun tidak" (Mat. 12:32b). Bagian terakhir dari pernyataan ini ("di dunia yang akan datang pun tidak") tidak boleh dipahami sebagai petunjuk bahwa setelah kematian masih ada harapan untuk pengampunan dosa lainnya (Ibr. 9:27, bandingkan artikel berikut ini). Tambahan ini hanya bersifat menekankan: sampai kapan pun menghujat Roh Kudus tidak akan diampuni. Ini merupakan ungkapan Aramik yang umum untuk menekankan permanensi. Konsekuensinya mencakup kehidupan di dunia ini maupun kekekalan. Ini adalah perkataan Yesus. Perkataan Yesus tidak pernah berubah, karena Dia adalah Allah.

Di bagian selanjutnya kita akan melihat apa arti dari dosa menghujat Roh Kudus. Kita tidak mungkin menafsirkan arti dari dosa ini tanpa memperhatikan konteks yang ada. Pada waktu itu ada seorang yang kerasukan roh jahat (LAI:TB setan). Beelzebul adalah pemimpin roh-roh jahat dalam tradisi bahasa Aramik. Kata "setan" sering dipakai dalam bahasa Ibrani untuk menyebut pemimpin dari roh-roh jahat. Jadi, Beelzebul dan setan adalah sama. Setan atau Beelzebul punya banyak pengikut yang disebut roh-roh jahat.

Orang itu buta dan bisu (12:22). Tidak ada petunjuk yang jelas apakah kebisuan dan kebutaan ini diakibatkan oleh kerasukannya. Matius lebih menyoroti perdebatan antara orang-orang Farisi dan Yesus daripada keterangan detail tentang kondisi orang tersebut atau proses penyembuhannya. Walaupun demikian, jika ditilik dari fakta bahwa kesembuhan dari kebutaan dan kebisuan ini merupakan tanda bahwa roh jahat dalam dirinya juga sudah diusir keluar, kita bisa mengambil kesimpulan bahwa roh jahat itu telah membuat orang ini bisu dan buta.

Dalam cerita ini, orang-orang Farisi tidak menyangkali apa yang terjadi. Mereka mengakui bahwa setan dalam diri orang itu telah diusir keluar oleh Yesus. Persoalannya, mereka menafsirkan fakta ini secara berbeda. Mereka berpendapat bahwa Yesus mengusir roh jahat dengan kuasa penghulu roh-roh jahat, yaitu Beelzebul (12:24). Fakta dengan penafsiran seringkali berbeda.

Matius 12:22-37 tidak memberi petunjuk yang sangat konklusif bahwa orang-orang Farisi dalam kisah ini telah menghujat Roh Kudus. Bisa jadi mereka sudah menghujat atau berada pada titik terdekat dari dosa tersebut. Apa yang mereka lakukan memberi gambaran cukup jelas tentang penghujatan kepada Roh Kudus. Dosa ini lebih daripada sekadar penolakan terhadap ajaran dan pelayanan Yesus. Apa saja petunjuk tentang dosa menghujat Roh Kudus?

Pertama, dosa ini hanya terjadi pada mereka yang sudah mengetahui tentang Yesus Kristus dan mengalami karya Roh Kudus, namun tidak memberi respons yang tepat. Dengan kata lain, ini melibatkan atau mencakup pengetahuan yang jelas tentang siapa Kristus dan kuasa Roh Kudus yang bekerja melalui mereka. Orang-orang Farisi sudah sering melihat mukjizat yang dilakukan Yesus di depan mata mereka. Mereka pun berkali-kali mendengarkan -- bahkan memperdebatkan -- ajaran Yesus untuk mencari-cari kesalahan Yesus, tetapi mereka tetap tidak mau percaya. Di dalam konteks seperti ini, Yesus memperingatkan bahaya menghujat Roh Kudus. Sebagai orang yang terlatih dalam tradisi keagamaan Yahudi, mereka juga pasti sudah mengenal doktrin tentang Roh Allah (pneumatologi) dengan cukup baik. Orang-orang semacam inilah yang justru berpotensi melakukan dosa penghujatan kepada Roh Kudus.

Jika mereka sungguh-sungguh telah melakukan dosa ini, maka tidak ada harapan bagi mereka (bdk. Ibr. 6:6 "namun yang murtad lagi, tidak mungkin dibaharui lagi sedemikian"; 10:26 "sebab jika kita sengaja berbuat dosa sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu"). Orang yang tidak pernah mengenal Kristus, tidak bisa menghujat Roh Kudus. Orang yang tidak pernah tahu dan mengalami pekerjaan Roh Kudus, dia tidak pernah menghujat Roh Kudus. Dosa ini hanya terjadi pada orang-orang tertentu yang sudah tahu siapa Kristus dan bagaimana pekerjaan Roh Kudus, tetapi tetap tidak memercayainya. Orang yang belum pernah mendengar tentang Injil, tidak pernah bisa menghujat Roh Kudus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun